Part 5

1035 Kata
"Kamu suka yang tua tua gini sayang?" tanya Joyo yang sekarang menindih tubuh Rena "Iya, lebih menantang." Joyo terkekeh geli. "Aku nggak nyangka akan tumbuh janin disini," Joyo mengelus perut yang sudah membuncit itu. Rena tertawa hingga tubuh yang sedang di bawah kukungan Joyo sedikit bergetar, "Aku juga nggak nyangka, udah lama perut aku buncit gini. Ku kira kebanyakan makan." Memang sebelum mual mual siang tadi, tubuh Rena sudah lebih berisi ditambah lagi perutnya agak membuncit. Dikecupi perut buncit itu oleh Joyo. "Aku bener bener nggak nyangka loh, Yang. Berarti aku masih kuat bikin kamu hamil 10 kali lagi." "Mau dong, pahh." goda Rena manja. Joyo memelintir p****g p******a dibalik daster yabg mencuat, karena Ren tidak memakai bra saat ini. "Udah menantang gini, hm?" tangannya masih memelintir p****g s**u itu. "Heum.. mau... ahhh.. disentuhh.. ahh.. itu.." Tangan Joyo yang nakal yang awal nya hanya memelintir menjadi menarik p****g itu dengaan keras. "OHHH.." Dengan nafas memburu Joyo menyikap daster itu ke bawah. Sehingga terlihat jelas kedua p******a yang sudah menegang dan memerah. Dikecupi pelan oleh Joyo yang malah membuat Rena sangat geli. "Ahh.. jangan dikecup Pahh.. engghh.. geli.." kegelian itu pun menjadi desahan oleh Rena. Joyo tak mengindahkan larangan Rena. Ia ingin menggoda Rena. Membuat Rena tersiksa. "Pahhh.. ahhh.. di mimi aja s**u nya.. engghhh.." tangan Rena mencengkaram erat sprai hingga kusut. Joyo tetap tidak bergeming, ia mengecupi dan menggigit nya. "PAHH!!" Joyo terkekeh mendengar Rena frustasi. Tangan Rena pun mulai terulur untuk menekan kepala Joyo ke p******a nya. Tubuh Joyo bergetar karena dia tertawa, namun suara tawa itu teredam di p******a Rena. "Di mimi Pah." perintah Rena yang sudah frustasi. Kepalanya pening menahan gejolak birahinya. Joyo mengangkat kepalanya. "Pengen banget?" "Heum.." angguk Rena, "Cepetan dinenen itunya." "Itu, apa?" goda Joyo. "Pentilnya PAH! Enghhh..." Teriak Rena frustasi. "Lama-lama ini kamu makin besar ya?" Joyo meremas remas kedua p******a yang mencuat di luar daster itu. "Iya cepet.." Joyo pun mendekatkan mulutnya ke p******a kanan Rena. Tangan kanan Joyo ia gunakan untuk meremas dan memilin p******a kiri Rena. "Ahhh.. ahhhh... ahhhh.. engghhh... ohhh.. enak.." Rena mendesah dengan tangan yang meremas pelan rambut uban milik Joyo. Desahan terus keluar dari mulut Rena. 5 menit Joyo menyusu di kedua p******a Rena. Joyo bangkit dari kungkungan nya. "enghhh.. kemana? kenapa berhenti sih pah?" tanya Rena yang sudah frustasi. Hingga kedua kakinya dia hentak hentakkan di atas ranjang. Joyo membenarkan kaos dan celana boxer nya. "Hari ini nenen aja. Nggak enak sama Ares kalo sampai desahan kamu kedengeran dia." "Dia udah tau pah. Dan dia bilang kita bakal disini 1 minggu lagi kan. Jadi nggak papa. Kita lanjutin aja. Ayo." Joyo tersenyum kemenangan. "Yaudah tunggu dulu. Aku mau ambil sesuatu supaya anak kita seger di dalam." kata Joyo yang mulai melangkahkan kaki nya keluar pintu kamar. Meninggalkan Rena yang masih lemas dengan kedua p******a yang masih mencuat keluar daster. Tak selang lama pun Joyo kembali dengan baskom yang berisi air dan bunga. Didudukan tubuh tua itu di pinggir ranjang besi yang akan berbunyi nyaring jika digenjot dengan keras. Diletakkan baskom itu di nakas kecil sebelah ranjang. "Buka paha kamu." Rena menuruti perintah Joyo untuk membuka pahanya. "Sudah basah, hm?" Joyo melihat celana dalam Rena sudah basah hingga keluar. Joyo memposisikan tubuhnya tepat di depan selakangan Rena. Dilepas perlahan celana dalam tersebut. Joyo meletakkan celana dalam tersebut di sebelah pinggul Rena. Lalu diambil baskom yang sudah diisi air dan bunga tadi. "Buat apa?" tanya Rena dengan nafas yang sudah teratur. "Buat anak kita sayang." kata Joyo dengan rambut uban yang sudah kusut karena ulah nakal tangan Rena. Joyo memasukkan air ke mulutnya. Dengan pipi yang menggembung karena air yang ada dalam mulutnya. Diarahkan mukutnya tadi mendekati lubang v****a Rena yang sudah berkedut. Hembusan nafas Joyo membuat Rena mampu menggeliat gelisah karena rasa geli. "Eunghhh.." Tangan Joyo menahan kedua paha Rena agar lebih terbuka lebar. Mulut Joyi semakin mendekati lubang v****a Rena itu. Rena benar benar sangat kegelian, diangakat kepalanya untuk dapat melihat apa yang tengah dilakukan oleh Joyo padanya. Dari pandangan Rena hanya ada rambut uban Joyo yang semakin lma mendekati selakangan nya. Mulut Joyo sudah sampai pada lubang v****a itu, dan langsung disemburkan nya air itu ke dalamnya. "Ahhh.." desah Rena keluar begitu saja. Rasanya sangat nikmat sangat dingin di dalam rahimnya. Semburan itu sangat keras seperti semburan s****a. Untuk menahan laju air yang akan keluar dari dalam v****a Rena. Joyo mengganjalnya dengan lidahnya. Lidah Joyo di ulurkan memasuki lubang tersebut. "Ohhh.. shhhh.. hmmm.. ahhh.." tangan Joyo tak tinggal diam. jari jarinya memainkan k******s Rena. Joyo memanju mundurkan lidahnya. "Ahhh... Ohhhhh... aahhhh.. ahhhhhh.... ahhhh..." Joyo menggeram mendengar desah Rena yang tidak karuan itu. Dengn cepat ia melepaskan boxer serta celana dalam yang sudah menggembung. Joyo melemparkan celana boxernya sembarangan. Dan kini celana dalam nya. Sebelumnya tangan Joyo terulur untuk menarik tangan Rena meremas batang itu. Rena dengan senang hati melakukannya. Dipijanya batang itu, hingga sang empu mendesah dan menggeram tertahan. "Ohhh.. ohh..shhh.. hmm.." Joyo tak tahan lagi dengan tangan Rena. ia menepisnya keras dan menanggalkan celana dalam yang mulai basah tersebut. Kejantanan Joyo siap bertempur sekarang. Ia memposisikan kejantanannya tepat di depan bibir v****a Rena. Bless! "Ughh.." Kejantanan itu masuk setengah di dalam milik Rena. Joyo memajukkan wajahnya mendekati bibir ranum Rena, melumatnya secara liar. Dan pinggul yang mendorong masuk kejantanannya itu. Joyo mulai menggerakkan pinggulnya dengan cepat. Suara desahan teredam oleh lumatan liar itu. "Ouhhhgggggg... ahhhhhh... aahhh.. ahhh.. terus Paaahhhhh.. nikmat.. ohhh.. .ohhhh" desah Rena dengan mulut yang sudah terlepas dari mulut Joyo. "Engghhhh.. .ohhhh ohhhh ohhh.. ohhh.. ohhh.." lenguh kasar Joyo yang menikmati penyatuan itu. Tubuh Rena sampai membentur kepala ranjang saking kerasnya Joyo memacu pinggulnya itu. Decitan ranjang besi berbunyi sangat nyaring, bahkan dapat bisa didengar sampai tetangga sekalipun. **** "Wah pak denger nggak tuh?" "Apa toh buk?" "Itu suara mbak Rena." "Hoalah buk..buk.. enek enek ae ibu iki. Iku tandane mas Ares kuat." (Ya ampun buk.. buk.. ada ada aja obu ini. Itu tandanya Mas Ares kuat) "Hehe.. iyo pak. Romantis lagi, panggilnya Papah Mamah." "Pantesan yo buk Mas Ares seneng terus koyo e atine. Tibak e ben bengi genjot." (Jelas saja ya buk sepertinya Mas Ares hatinya senang terus. Ternyata setiap malam genjot.) "Mau juga dong Pak." "Besok aja buk, bapak capek hari ini." ****
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN