Prolog
Desember 2000
Anastasya sedang mencicipi makanan hangat di saat musim dingin. Dia, ayah, ibu dan kakaknya makan dengan lahap.
“Tuan, ma’af mengganggu.” Seorang pelayan berbisik pada ayah. Anastasya memperhatikan ekspresi ayahnya yang riang berubah masam.
“Aku akan keluar.” Kata ayah.
“Ikut,” Anastasya menyahut.
“Sayang, kamu di sini saja ya.” Ayah membelai kepala Anastasya.
Anastasya menggeleng.
“Pakai mantelmu. Di luar sangat dingin.” Kata Ayah meraih mantel dari sandaran kursi dan mengenakannya pada putri bungsunya.
Anastasya melihat seorang ayah dan anak dengan usia tiga tahun lebih tua darinya. Anak kecil itu menatapnya beberapa saat. Anastasya tidak paham apa yang ayahnya dan ayah anak kecil itu bicarakan, tapi tiba-tiba ayahnya memanggil sekuriti rumahnya. Dia menyuruh sekuriti itu mengusir ayah anak kecil itu yang berlinang air mata. Anak kecil itu ikut menangis melihat ayahnya menangis. Lalu, ayah Anastasya menarik tangan Anastasya memasuki rumah. Ayah menutup pintu rumah dengan kasar. Anastasya sempat menoleh pada anak kecil yang menangis itu. Mereka bersitatap sebelum pintu rumahnya ditutup ayah.
***