2 ~ Kontrak

1473 Kata
10 tahun berlalu   “Cepat bangun, dasar pemalas. Hari ini kita tidak bisa telat, ada proyek yang harus kita hadiri saat ini. Rinaldy, bangun…”   Sial. Baru juga aku tertidur beberapa menit yang lalu, dan suara itu benar-benar membuatku ingin marah detik ini juga. Mencoba untuk tidur kembali, sayangnya itu sepertinya tidak akan berhasil. Karena sosok yang mengusikku kembali berulah.   “Aku tidak ingin kehilangan proyek ratusan juga ini karena kau, dasar pemalas. Cepatlah bangun, sialan!”   “Sialan, kenapa kalian berdua harus mengganggu tidurku sih? Aku baru tidur beberapa menit lalu, dan kalian sudah…”   “Salah siapa kau tidur beberapa menit yang lalu? Ayolah Aldy, kita harus bergegas saat ini juga, atau jika tidak, maka proyek ini benar-benar akan hancur!”   Hana dan Harry benar-benar tidak berniat untuk berhenti merecokiku. Dan dengan berat hati, terpaksa aku terbangun dari tempat tidurku, dan bergegas ke kamar mandi. Sebab ternyata kami benar-benar terlambat jika aku tidak bergegas.   Teriakan Harry membuatku tidak sempat untuk mengunyah sarapan pagi. Dengan segera, aku memasuki mobil, dan berusaha untuk tenang. Wajah Hana, dan juga Harry sangat pucat. Ahh…Hana, aku lupa memperkenalkannya. Dia adalah gadis yang membantuku selama 10 tahun ini. Gadis dengan bakat menggambar yang luar biasa. Semua visual gameku, dibuat oleh Hana. Dia sebelah dua belas dengan Harry, sifat menyebalkannya dan selalu suka mengatur.   Meski begitu, aku selalu bersyukur karena mereka berdua, ada dan menemaniku selama 10 tahun ini. Dan hari ini, adalah hari penentunya. Seorang pebisnis besar yang juga bergelut dalam bidang industri gaming melirik game yang baru kami launching sekitar 1 bulan lalu. Dan jika kali ini aku berhasil menandatangani kontrak, maka aku bisa membuat ruangan kerjaku sendiri, dan itu artinya, aku bisa mendapatkan lebih banyak pekerja.   “Kita sudah sampai, cepatlah, apa ada lagi yang ketinggalan? Rinaldy, kami sangat memohon padamu untuk fokus dan tidak mengacaukan presentasi kita nanti, tolong jangan ulangi kejadian beberapa bulan lalu. Aku mohon!”   “Baiklah….baiklah, aku tidak akan berbuat salah kali ini, dan kita pasti bisa melakukan yang terbaik!”   Kami bertiga segera masuk, dan petugas langsung membawa kami menuju ruang rapat yang cukup luas. Hanya ada sekitar 5 orang di dalam ruangan itu yang sudah menunggu kami, dan salah satunya adalah kolageku saat ini.   Besar harapanku beliau mau memberikan kontrak.   “Silahkan dimulai saja, aku tidak punya banyak waktu untuk mendengar kalian perkenalan diri. Lagipula, aku sudah menunggu lebih cepat daripada kalian. Bukankah seharusnya kalian yang melakukan hal ini?”   Suara dingin itu sedikit membuatku gentar, dan ragu. Tapi melihat Hana dan Harry yang berusaha tenang, aku harus membuat tindakan pertama.   Aku lekas menyambungkan alat penyimpan data, dan lekas memulai presentasi pagi ini. Hana akan mengambil sisanya, dan Harry yang menghandle semuanya. Sejauh presentasi berjalan, aku mulai melihat raut wajah tertarik dari Mr.Budi, sosok yang paling aku nanti-nantikan untuk bekerja sama denganku. Presentasi selesai, dan aku lihat jika raut wajah yang ada di dalam ruangan itu terlihat puas. Mereka ber-6 terlihat tengah saling berbicara satu sama lain.   “Presentasi kalian bagus, dan sesuatu dengan apa yang aku mainkan dalam beberapa waktu terakhir ini. Tapi aku punya pertanyaan, kenapa belum pernah satu orangpun yang bisa mencari level akhir padahal game ini sudah launching sekitar 1 bulan lalu? Itu jelas akan membuat pemuda-pemuda itu merasa bosan, tidakkah kalian merasa begitu?”   “Terima kasih Mr.Budi atas pertanyaannya, tapi menurut kami, dan menurut riset yang sudah kami lakukan pada beberapa player pro, mereka merasa tertarik dan tertantang untuk mencapai level tersebut. Kami memang membuat level itu hanya bisa di duduki oleh 2 orang, jadi semuanya akan bersaing untuk mendapatkan level yang paling tinggi!” Jawabanku diterima oleh mereka.   “Baiklah, mungkin hari ini saja kami menyerahkan kontraknya. Apa kau adalah ketua dari organisasi kalian Mr.Rinaldy?” Mendadak aku kaku, dan tidak harus berkata apa-apa. Kontrak? Kami berhasil?   “Kami sudah menyerahkan semua benefit-benefitnya dalam kontrak, kalian bisa membacanya lebih dulu sebelum memutuskan untuk bersedia bekerjasama dengan kami atau tidak. Sejujurnya, putraku juga sangat tertarik menjadi sosok nomor satu di game kalian ini, itu sebabnya aku menanyakan hal tadi. Dan jujur, game buatan kalian ini sangat trendi, dan sesuai zamannya.”   “Terimakasih atas pujian Anda, Mr.Budi!”   “Aku dengar kalian sudah mengerjakan projek ini selama 10 tahun, itu waktu yang cukup lama, bukan begitu?”   Aku tersenyum dan mengangguk. Kami memang butuh waktu 10 tahun untuk menjalankan game ini, ya…sekalipun ini bukan game satu-satunya yang kami buat selama ini. Ada sekitar 2 game lain yang kami luncurkan, namun selalu gagal dalam pemasaran.   Kali ini, kami datang dengan ide awal yang selalu menarik perhatianku. Usai membaca kontraknya, aku lekas menandatangani kontrak perjanjiannya.   “Baiklah, terima kasih sudah bekerja sama dengan kami. Jika kalian butuh kantor baru, ada satu lantai di tempat ini yang sudah aku siapkan khusus untuk kalian. Itu adalah tempat yang sangat di inginkan di sini. atau jika tidak, tanpa itupun, aku yakin kau bisa menjadi pebisnis sukses dengan ide-ide mu ini. Kami pergi dulu, masih ada yang perlu kami benahi untuk kedepannya!”   “Terima kasih sir, terimakasih sudah bekerja sama dengan kami!”   “Kita diterima, akhirnya!”   Aku langsung merangkul Harry, dan juga Hana. Hari ini benar-benar hari yang tidak akan terlupakan, dan juga mungkin menjadi titik awal perkembangan bisnis yang sudah aku damba-dambakan selama 10 tahun ini.   “Bagaimana jika kita makan enak hari ini? Aku yang traktir!”   “Sejak kapan kau ada duit, Hana?”   Aku tertawa melihat Hana dan juga Harry yang kembali cekcok. Mereka berdua memang tidak pernah akur.   “Lupakan hal itu, aku yang akan mentraktir kalian hari ini!”   “Benarkah? Tidak ada penolakan jika itu!” tawa Harry, dan juga Hana.   Aku mengangguk dan lekas keluar dari gedung besar itu. Dan sebelum keluar, aku menatap bangunan-bangunan menjulang tinggi yang ada di depanku. Ainsoft gaming, sebentar lagi, mungkin aku akan menjadi pemilik perusahaan gaming itu.   *** Acara makan-makan kami berlangsung cukup meriah. Aku benar-benar memesan makanan mewah. Mengingat jika kami memang sangat jarang makan semewah ini.   “Aku keluar dulu sebentar, kalian makanlah lebih dulu, mungkin aku agak lama!” Aku lekas keluar dari restoran, dan berbincang sebentar. Kali ini aku semakin senang, pengajuan nama perusahaan yang sudah aku dambakan selama ini sudah selesai. Mungkin, besok aku bisa langsung menandatangani hak patennya.   Ketika hendak kembali ke restoran, tidak sengaja aku berpapasan dengan seorang wanita.   “Maaf, Nona. Tadi aku tidak sengaja!”   “Rinaldy?”   Suara itu lagi, aku berbalik untuk melihat siapa yang memanggilku. Dan ketika melihat wajah itu, tubuhku kembali kaku. Itu…Mawar. Gadis yang 10 tahun lalu mencampakkan kehidupanku. Bukannya aku masih merasa sakit hati, tapi aku masih merasa sedikit kecewa. Hubunganku dengan mawar bukan sebuah hubungan yang biasa saja, kami sudah kenal bahkan semenjak SMA.   “Ahh…Mawar bukan? Aku pikir tadi aku salah mengenali orang!”   “Ternyata memang benar itu kau. Sudah lama tidak bertemu, jika tidak salah, sudah 10 tahun bukan?”   Benar sekali. Kami memang sudah tidak bertemu sejak saat itu, dan itu 10 tahun untuk saat ini. Namun, yang tidak berbeda dengan saat itu adalah tatapan Mawar yang tetap sama saja. Dia masih saja menatapku dengan datar, seolah aku adalah sosok miskin 10 tahun lalu.   “Kau terlihat buluk dengan baju kumuh itu, apa kau masih tetap menjadi pengangguran, Aldy? Apa yang aku bilang hmm? Kau memang tidak akan pernah menjadi sukses, aku bersyukur saat itu aku tidak mempertahankan lelaki yang tidak bertanggung jawab sepertimu!”   Masih sama saja. Saat ini, aku merasa jengkel, kenapa dulu aku bisa tergila-gila dengan gadi semacam Mawar? Padahal, dia tidak ada apa-apanya. Hanya saja, aku akui jika wajahnya memang sangat cantik, dan memiliki proporsi tubuh yang ideal.   “Dan…sedang apa kau di restoran ini? Jangan bilang kau bekerja sebagai pelayan di sini!”   Aku berbalik dan memperhatikan restoran mewah tempat kami merayakan perayaan kecil-kecilan saat ini. Tidak ada yang bisa aku lakukan kecuali tersenyum.   “Kau benar, aku memang tengah bekerja paruh waktu di tempat ini. Dan aku juga masih seorang pengangguran, kau sendiri bagaimana? Apa kau sudah menikahi lelaki waktu itu dan memiliki seorang anak?” Wajah Mawar terlihat terkejut saat aku menanyakan hal itu. Tapi bukankah itu adalah keinginan Mawar? Gadis itu mengatakan jika dia ingin menikah.   “I…iya begitulah. Aku sudah menikah, tapi tidak dengan lelaki itu. Aku menikah dengan seorang pengusaha muda yang kaya raya. Aku pergi dulu, aku tidak punya cukup waktu untuk membicarakan hal yang tidak penting denganmu. Waktuku cukup berharga!” Mawar bahkan langsung pergi begitu saja, tanpa mengatakan apapun. Aku tersenyum dalam hati, mungkin dia memang sudah menikah dengan lelaki kaya raya. Aku lekas memasuki kembali restoran itu, dan memperhatikan jika meja makan kami masih seperti tadi.   “Kenapa kalian tidak makan saja? Aku sudah mengatakan hal itu bukan?”   “Bagaimana kami melakukan ini tanpamu, Aldy? Ayolah, kita semua tahu jika kau yang paling banyak berjasa dalam bisnis kita ini. Jadi…mari bersulang!”   “Cheers!”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN