Malam itu sunyi. Semarang seperti merunduk dalam kegelapan yang berat, seakan menyimpan rahasia yang hanya diketahui langit. Di kamar sempitnya, Nuraini Senja bersujud. Tangisnya pecah di antara doa-doa lirih yang ia ucapkan. Lantai dingin menyerap air matanya, sementara tubuhnya terasa kian lemah. Namun ada satu hal yang membuatnya tetap bertahan: keyakinan. "Ya Allah, jangan biarkan aku terjerat dalam kegelapan ini. Lindungi aku, lindungi Ryan. Jika ini ujian, berikan aku kekuatan. Jika ini jalan-Mu, tuntun aku agar tetap setia pada-Mu." Nu tahu ibunya bukan hanya sekadar marah. Ada sesuatu yang lebih dalam, lebih gelap. Semenjak peristiwa di apartemen Ryan, ia merasa hawa rumah berubah. Setiap malam, angin dingin menusuk kamar. Kadang ada suara bisikan aneh, kadang bayangan melintas

