Chapter 43 : Luka Lama

1570 Kata

Mlalam makin larut, di dalam kamar penginapan yang pendingin ruangannya sangat berisik, suara percakapan keduanya seakan tenggelam pada derit blower AC yang mirip hembusan knalpot itu. Dewi menatap Ryan, lalu mendekat lagi. Tangannya menyentuh pipi Ryan, lalu turun ke lehernya. "Kamu tahu nggak," katanya, kini dengan suara bergetar. “Dari semua hal gila di hidup aku, kamu yang paling masuk akal.” Ryan tak menjawab. Di satu sisi, hatinya sudah runtuh. Tapi di sisi lain, ia harus tetap jadi laki-laki yang bertanggung jawab. “Wiii... kita nggak bisa...” Dewi tertawa kecil. “Bisa. Cuma kamu aja yang terlalu mikir.” Lalu tanpa aba-aba, ia duduk di pangkuan Ryan, membuat tubuh laki-laki itu kaku dan panik seketika. “Dewi…” Ryan mencoba menarik diri. Tapi Dewi menatapnya dalam, dan bibirnya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN