"Lu pelet apa sampai papah gw membela lu hah" Elsa melangkah kan kakinya mendekati Hasna dengan melototkan mata ke arahnya
"Aaa...aaku gak pake pelet" gugup Hasna yang memundurkan tubuhnya sampai mentok ke dinding
"Gw gak percaya sama perempuan munafik kaya lu" Elsa ingin sekali habisi mamah tirinya tapi ia tidak mau membuat papahnya marah besar lagi
"Gw bakal bikin lu gak betah tinggal disini" licik Elsa lalu meninggalkan Hasna yang masih berada didapur
"Hufffttt Alhamdulillah gak terjadi apa-apa" Hasna menghela nafasnya ia bersyukur tidak terjadi apa-apa lagi padanya sudah cukup papahnya bersikap kasar padanya jangan sampai anaknya juga ikutan bersikap kasar padanyaHasna menyiapkan makanan diatas meja makan ia berniat ingin memanggil suaminya untuk makan tapi dia sudah ada disitu yang sedang duduk dan memainkan handphonenya
"Sarapan mas" Hasna manaruh makanannya diatas meja ia menatap suaminya yang sedang memainkan handphonenya
"Saya mau sarapan di kantor saja"
"Kenapa gak sarapan disini saja" tanya Hasna
"Saya gak mau makan masakan kamu" jawab Reynand membuat hatinya sakit padahal dia sudah capek-capek memasak yang banyak tapi suaminya malah makan diluar
"Yasudah jangan lupa makan yah" Hasna berniat ingin memanggil anak-anaknya tapi suaminya memberhentikan langkahnya
"Ambilkan saya kopi" perintah Reynand
"Bentar yah aku panggilkan anak-anak untuk makan dulu" tidak ada jawaban dari suaminya lalu berjalan menuju kamar anak-anaknya
"Dhifa udah rapi belum" tanya Hasna masuk ke kamar anaknya ia melihat anaknya sudah memakai seragam sekolahnya
"Udah mah, mamah kuncirin rambut aku" ujar dhifa
"Mana sini kuncirannya biar mamah kuncirin" balas Hasna yang menghampiri anaknya sudah duduk di kursi riasnya
"Mamah anterin aku berangkat ke sekolah yah aku mau nunjukin ke teman-teman ku kalo aku punya mamah juga"
"Maaf sayang mamah gak bisa"
"Kenapa" wajah dhifa menjadi lesu mamahnya menolak untuk mengantarkan dirinya
"Kamu berangkat bareng papah kan terus juga papah langsung ke kantor kan"
"Eh iya mah"
"Maaf yah sayang mamah gak bisa nganterin kamu mamah mau ngurusin pekerjaan rumah dulu" ujar Hasna
"Iya gapapa kok mah"
"Nanti pulang sekolah mamah jemput deh mau gak" tanya Hasna
"Mau mah" sorak dhifa yang sudah semangat untuk dijemput olehnya
"Ok nah sudah selesai gimana bagus gak" Hasna sudah selesai menguncir rambut anaknya
"Bagus mah aku suka"
"Ayo sekarang kita makan dulu mamah mau ambilkan kopi buat papah dulu kamu duluan aja yah"
"Iya mah" Hasna pun berjalan menuju dapur untuk membuatkan suaminya kopi lalu mengantarkannya ke ruang makan ia taruh kopi diatas meja didepan suaminya tadinya ia ingin memanggil Elsa untuk makan tapi dia sudah datang juga
"Ayo El kita makan" ajak Hasna
"Gw gak Sudi makan masakan lu" Elsa menatap makanan yang begitu enak tapi dirinya tahan karena malu jika ia makan masakannya
"Hargain masakan dia El" ujar Reynand
"Tapi aku gak suka pah" balas El
"Jangan banyak bicara makan saja" perintah Reynand dengan tegas lalu El mencoba memakannya tapi malah dimuntahkan begitu saja
"Kenapa El gak enak yah" tanya Hasna
"Masih nanya enak apa gak? Lu mau ngeracunin gw yah" protes Elsa
"Masakan mamah enak kok kak" dhifa melahap makanan yang dimasak oleh mamahnya
"Enak apanya dek gak enak gini kok"
"Sudah habiskan saja makannya nanti kalian telat berangkat ke sekolahnya"
"Aku mau makan disekolahan aja gak mau makan masakan dia" sindir Elsa lalu meninggalkan meja makan sedangkan mamahnya hanya bisa menundukkan kepalanya ia takut dengan semua ini apa lagi nanti kalo suaminya marah pasti dia lebih ketakutan lagi
"Kenapa sih kakak gak jelas banget" gerutu dhifa
"Sudah habiskan saja makanan kamu papah tunggu disini"
"Pah nanti pulangnya dijemput mamah yah" ujar dhifa
"Iya, Hasna jam 09.30 kamu jemput anak saya" perintah Reynand
"Iya"
"Nanti kamu diantarkan oleh supir"
"Baik mas" mereka melanjutkan makannya setelah selesai dhifa berpamitan untuk berangkat ke sekolah ia mencium tangan anaknya ia berniat ingin mencium tangan suaminya tapi ditolak olehnya
"Hati-hati dijalan ya nak" Hasna mencium puncak kepala anaknya dengan penuh kasih sayang
"d**a mamah" dhifa melambaikan tangannya mobilnya sudah berjalan keluar gerbang rumahnya Hasna pun berjalan masuk dan ia melihat makanan diatas mejanya masih banyak karena hanya dia dan dhifa yang memakannya
"Makanannya masih banyak lagi kan mubazir kalo gak dimakan hmm... Gimana yah? Aku kasih ke pengemis saja yah dia pasti lebih membutuhkannya" Hasna memutuskan untuk berbagi makanannya pada yang lebih membutuhkannyaMalam hari Hasna menunggu suaminya pulang kerja tapi belum saja pulang tengah malam begini angka jam sudah menunjukkan pukul 12 ia menunggu suaminya di ruang tamu tiba saja anaknya memanggilnya dari arah kamarnya yang sudah keluar dari kamar miliknya"Mamah" panggil dhifa yang baru saja bangun dari tidurnya
"Hey sayang kenapa bangun" tanya Hasna yang menaikan tubuh anaknya di pangkuannya
"Aku gak bisa tidur mah, mamah kenapa belum tidur" ujar dhifa
"Mamah mau nunggu papah kamu pulang dulu sayang" Hasna mengusap rambutnya anaknya dengan lembut
"Aku juga mau nemenin mamah aja nunggu papah" dhifa tersenyum menghadap depan mamahnya
"Jangan yah kamu tidur aja besok kamu harus sekolah" tolak Hasna
"Gak mau" rengek dhifa
"Nanti kamu diomelin papah loh"
"Biarin aja aku mau nemenin mamah aja"
"Yasudah seterah kamu saja" tidak berapa lama Reynand baru saja ulang dari kantornya dengan menenteng tas kantornya menghampiri mereka berdua yang masih belum tidur di ruang tamu dhifa bangkit dari pangkuan mamahnya dan berlari ke arah papahnya
"Hey kenapa belum tidur sayang" tanya Reynand yang sudah menghampiri anaknya dengan mencium keningnya
"Aku belum ngantuk pah"
"Besok kamu sekolah kan" ujar Reynand
"Iya pah tapi aku gak bisa tidur" balas dhifa
"Pergi ke kamar mu langsung tidur yah" perintah Reynand dengan mengusap kepala anaknya
"Aku gak ngantuk pah nanti aja tidur nya yah"
"Tidur sekarang! Jangan buat papah marah"
"Yaudah aku tidur dulu pah, mamah aku tidur dulu yah" dhifa mencium pipi papahnya dengan penuh kasih sayang lalu meminta izin pada mamahnya Hasan pun mengangguk saja
"Selamat malam sayang" Reynand pun mencium kening anaknya dan juga mencium kedua pipinya lalu dhifa meninggalkan mereka berdua untuk pergi ke kamarnya
"Kamu ngajarin anak saya untuk tidak tidur jam segini hah" Reynand memarahi Hasna karena anaknya tidak biasanya belum tidur jam segini ia mendekati Hasna dengan tatapan penuh benci dan tidak suka padanya
"Aku gak tau kalo dhifa belum tidur jam segini" ucap Hasna