Demam

1007 Kata
"Banyak alasan sekali kamu ini" ujar Reynand dengan tatapan tajam padanya "Benar mas aku gak bohong" balas Hasna dengan sedikit agak memundurkan tubuhnya sampai mentok ke arah sofa "Kamu berani sekali melawan saya hah" bentak Reynand dengan mencekik lehernya tanpa ampun membuat Hasna kesakitan "Mas sakit hiks hiks..." Hasna mencoba melepaskan cekikikannya dari tangan suaminya "Cengeng sekali kau ini cuih! Kamu harus dikasih pelajaran dulu baru kamu nurut sama saya" Reynand menarik tangan istrinya dengan kasar berjalan dengan cepat tak lupa tangannya mencengkram kuat tangannya "Mas aku mohon jangan hiks hiks..." berontak Hasna yang mencoba melepaskan cengkraman tangan dari suaminya "Tempat kamu lebih pantas disini" Reynand menjatuhkan tubuhnya ke lantai kamar mandi lalu menyalakan air showernya "Mas berhenti aku ke dinginan mas" mohon Hasna dengan memsluk dirinya sembari memeluk kakinya "Saya tidak perduli mau kamu kedinginan juga" Reynand menjambak jilbabnya dengan tarikan kencang "Saya ingatkan lagi jangan mencari masalah dengan saya ini belum seberapa liat saja nanti saya bakal buat kamu sengsara lebih lagi" datar Reynand dengan menangkup dagu Hasna ke atas "Maaf mas hiks hiks... Aku janji gak akan ngulangi lagi" Hasna terus memohon padanya tapi tetap saja ia menghiraukannya "Saya tidak butuh maaf dari kamu" emosi Reynand "Mas sakit gak kuat lagi hiks... Hiks" Hasna sudah tidak tahan lagi dengan kesaktiannya kepalanya sudah pusing ditambah dengan suaminya memperlakukan kasar padanya "Saya tidak percaya dengan kamu! Saya tahu akal licik kamu gimana" Reynand terus menyiksa istrinya dengan memperlakukan kasar padanya "Aku benaran mas aku kedinginan kepala ku juga pusing" Hasna memegangi kepalanya yang begitu sakit tadi pagi ia sudah kedinginan ditambah lagi suaminya menyiksanya lagi "Sampai kapanpun saya tidak percaya sama kamu" baru saja Reynand ingin menyiksa lebih pada istrinya tapi Hasna sudah pingsan begitu saja dipelukannya "Bangun! Jangan ekting saya tahu kamu bohong kan" Reynand menepuk pipi Hasna tapi tidak ada jawaban ia taruh tangannya didahi Hasna dahinya begitu panas mungkin demam "Panas sekali? Hey bangun maafkan saya" Reynand terus menepuk pipinya tapi Hasna tidak bangun-bangun langsung saja ia menggendong tubuhnya dan menaruhnya di atas kasur kamarnya "Gimana ini! Masa iya harus ganti pakaiannya sih gila kali yah" Reynand bingung harus bagaimana pakaian Hasna sudah basah akibat dirinya yang menyiksanya "Gak ada cara lain lagi saya harus ganti pakaiannya" Reynand berjalan ke arah koper miliknya untuk mengambil pakaian Hasna Bagaimana dengan kelanjutannya apakah Reynand bisa bertahan dengan tubuh mungil milik istrinya yang cantik dan seksi ini? Apakah ia akan menerkam istrinya atau hanya ingin mengganti pakaiannya saja ... Disaat aku sudah bahagia kamu memperlakukan ku dengan baik tapi kenapa sekarang sudah berubah saja aku pikir kamu sudah melupakannya ternyata tidak -Hasna Reynand menggantikan pakaian yang Hasna pakai perlahan-lahan ia membuka jilbabnya rambutnya begitu lembut dan juga sepertinya lurus rambut tali ikatnya pun ia buka benar saja rambutnya wangi bikin menggoda saja. rambutnya pun juga panjang sungguh badannya bikin menggoda kulit putih bersih alami badannya juga terlihat seksi lelaki mana sih yang tidak tergoda dengan tubuhnya ingin sekali Reynand menerkamnya tapi ia harus tahan dirinya tidak mau mempunyai anak dari pembantu ini tapi ia tidak bisa bertahan dengan nafsunya Wajah Hasna mirip sekali dengan alam.istrinya jika tidak memakai jilbab harumnya juga sama sepertinya pakaian Hasna sudah dibuka semua tidak ada sehelai pun yang ia pakai wajah Reynand mendekati wajah Hasna yang begitu putih kulitnya hidungnya bertabrakan dengan hidungnya sekali-kali ia mencicipi bibirnya mungil yang begitu menggoda pada akhirnya ia kelewatan batas lama-lama ia ingat apa yang telah dilakukannya "Astaga kenapa gw gak bisa tahan sih gila kali yah b********h dengan dia" lalu ia bangkit lagi baru ingat apa yang sudah ia lakukan gila kali yah b********h dengan wanita yang sangat membencinya "Gak bisa ini benar-benar gila gw gak bisa menahannya lagi" langsung saja Reynand menaiki tubuh Hasna "Saya rindu kamu mai" Reynanad membayangkan sedang b******a dengan alam. Istrinya bukan Hasna ia memperlakukannya begitu kasar tanpa ada rasa cinta melakukannya sedangkan Hasna ia masih dalam keadaan pingsan Pagi hari Hasna terbangun bangkit dari tidurnya melihat pakaiannya yang sudah berserakan dengan milik Reynand keduanya hanya ditutupi dengan selimut "Astaghfirullah apa yang aku lakukan hiks... Hiks" Hasna tidak percaya dengan semuanya mahkotanya selalu ia jaga tapi malah direbut oleh suaminya ia bukannya tidak mau tapi suaminya pasti memperlakukannya dengan nafsu bukan cinta "Kenapa kamu nangis?" Tanya Reynand yang sudah terbangun dari tidurnya tubunya ia dudukan bersandar di kepala kasurnya dengan tidak perduli padanya "Hiks...hiks..." Hasna hanya bisa menangis menundukkan kepalanya ia takut malah Reynand melakukannya lagi "Jawab! Saya tanya sama kamu" Reynand berbicara dengan nada tinggi ia paling tidak suka jika ada wanita menangis "Hiks...hiks...." Terus saja hsna menangis menghiraukan perkataan suaminya "Astaga apa yang gw lakukan" suaminya mendekati Hasna melihat ke arah lantai pakaiannya sudah berserakan dimana-mana "Maaf" hanya itu yang Reynand jawab ia tidak bisa berkata-kata apa-apa lagi "Mas boleh menyiksa aku tapi gak harus merebut mahkota juga hiks hiks" membuat Reynand terdiam sejenak "Apa salah ku mas aku selalu menjaga mahkotaku tapi kamu malah mengambilnya hiks...hiks..." Reynand memeluk Hasna dengan erat tapi Hasna tidak menolaknya  "Jahat kamu mas hiks... hiks... !!" Hasna memukul d**a bidang suaminya yang sudah tidak memakai bajunya terlihat kah badannya terbentuk kotak-kotak seperti roti sobek ia pasti merawat tubuhnya yang begitu indah "Maafkan saya" Reynand terus memeluk Hasna ia terima jika dirinya dipukul sakit ini tidak seberapa dibandingkan dirinya melakukan hal yang tidak-tidak dengannya "Aku benci kamu hiks...hiks..." "Iya tau kamu benci saya" Hasna terus memukul dirinya sampai dadanya membiru padahal tangan istrinya mungil tapi pukulannya begitu kuat sekali "Kamu pasti nanti kalo aku hamil gak mau tanggung jawab dengan anak kita kan mas hiks... Hiks..." Ujar Hasna yang menatap wajah suaminya dengan tetesan air mata mengalir dipipinya "Kata siapa? Saya kan sudah tanggung jawab sama kamu" balas Reynand yang gemas dengan istrinya rasanya pengen dibawa pulang saja "Maksudnya pasti kamu gak mau anggap anak ini anak kamu kan" "Jangan berpikir seperti itu saya akan menganggap anak itu anak saya jika kamu hamil nanti" Reynand mencium puncak kepala Hasna dengan penuh sayang tidak tau kenapa dia sudah mulai cinta padanya padahal hanya melakukan hubungan suami istri saja "Maaf mas" Hasna menundukkan kepalanya
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN