64. Acara Penting

2153 Kata

Semburat jingga menyembul di ufuk timur. Bentangan permadani raksasa berwarna hitam menyingkir, berganti menjadi gumpalan awan seputih kapas yang berarak menyambut hari baru. Tempat jiwa-jiwa memenuhi haknya untuk beristirahat telah usai. Dunia dengan seisinya kembali sibuk. Zayn masih terlelap. Seperti biasa, dengan kedua tangan yang tertekuk menumpu kepalanya di bed. Lelaki itu merasa terusik saat gerakan lembut begitu terasa di kepalanya. Perlahan Zayn bangkit, dia mengucek matanya pelan, berusaha mengumpulkan kembali nyawanya yang sempat melanglang buana di alam mimpi. Manik mata kebiruan itu mulai menyapukan pandangannya, hingga sampai di satu titik mata itu tak berkedip. "Ya Tuhan ..." Seru Zayn. Lelaki itu terkejut bukan main. Zayn meraih tangan yang masih berada di kepalanya, l

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN