Langit telah menghitam sejak satu jam yang lalu, kilat menyambar bersahutan. Tak lama, titik-titik air pun runtuh dari langit. Zayn menyandarkan kepalanya di bahu jok, lelaki itu terus memijit pelipisnya sekedar mengurangi pening yang kian menyiksa. Grafik perusahaan menurun, barisan angka berkurang drastis belum lagi setumpuk pekerjaan yang menguras tenaga dan emosi, membuat Zayn pusing bukan main. "Pelan-pelan saja bawa mobilnya, Al. Kepalaku semakin pusing," pinta Zayn. "Baik Tuan." Hujan semakin deras, Albert sedikit kepayahan mengemudikan kereta besinya di tengah genangan air di hampir sepanjang jalan. Jarak tempuh yang biasanya hanya memakan waktu tiga puluh lima menit, menjadi lebih lama. Dua lelaki itu langsung ke luar dari mobil begitu mobil hitam metalik terparkir manis di g

