"Tante kasih tau kah?" tanya Wira "Belum. Dia keburu pergi karena melihat wajah sedih tante. Tapi, kemarin tante memang sedih waktu mengingat runah kammi sebelumnya. Banyak kenangan di sana" curhat Gia • Wira menghela napas pelan. Sepertinya ia harus menghubungi Ve lagi. Harus. Di sambarnya ponsel yang tadi sedang ia isi dayanya. Mencabutnya dari kabel dan segera membuka kuncinya. Mencari nomor Ve dan mencoba menelponnya. Semoga ia belum tidur - harap Wira. . . . Jam masih menunjukkan pukul sembilan lewat dua puluh tujuh menit. Ve baru saja keluar dari kelasnya. Melangkah cepat menuruni tangga. Dia berencana ke fakultas hukum tempat sahabatnya. Baru saja sampai di lantai dasar dekat lobi fakultasnya. Seorang laki-laki menghadangnya. "Ve bentar deh" ucapnya sambil menarik lengan V

