9

851 Kata
'Janji adalah sebuah kata penenang saja' Akhirnya Sasi sampai di sekolahnya masih terbilang pagi, suasana sekolah juga masih lumayan sepi. Parkiran yang biasanya penuh pun terlihat kosong. Sasi tersenyum bahagia dari balik kaca mobilnya. "Akhirnya gue bisa gak telat" cetus Sasi keluar dari mobil. "Nanti kalo udah pulang kabarin gue" ujar Rian didalam mobil. "Siip" Sasi mengacungkan jempolnya. "Ya udah sono masuk" usir Rian. "Dasar, ya udah Sasi masuk ya, assalamualaikum ayah. Hati-hati ya ayah" pamit Sasi lalu bersalaman dengan ayahnya sebelum Tanto pergi. "Dah putri ayah" ucap Tanto alay. "Ayah alay kek anak ABG aja"cetus Rian sebelum mobilnya melesat meninggalkan adiknya yang sudah masuk ke sekolahnya. Sebenarnya Sasi tak terlalu suka suasana sepi seperti ini. Sekolahnya yang tampak menyenangkan terlihat sedikit menyeramkan lantaran tak ada siswa-siswi yang biasanya berlalu lalang. "Hedeh, sekolah kok sepi amat ya? Berasa dikuburkan gue" gerutu Sasi berjalan menuju aula. Melewati koridor lantai untuk menuju aula yang letaknya dipojok koridor, Sasi mendorong pintu kaca aula lalu memasukinya dengan langkah ringan menuju bangkunya yang kemarin lalu mendudukinya. Gadis itu membuka tas ranselnya lalu mengeluarkan ponsel nya dari Tas berserta Headset berwarna putih. Menutup kembali tasnya lalu menyumpalkan headset tubuh ke kedua telinganya setelah menghubungkan ke ponsel miliknya lalu memutarkan musik asal dan menenggelamkan kepalanya di kedua tangannya yang ia lipat. Tak ada satu jam, Sasi membuka matanya karena mendengar suara yang mulai ramai. Benar saja saat ia bangun, Aula sudah cukup ramai dan teman sebangkunya sudah stand bay di bangkunya. Sasi mengkrejapkan matanya yang baru bangun dari tidurnya. "Elo kok gak bangunin gue sih?" Tanya Sasi mengucek-ngucek matanya dan melepaskan headset nya. "Gue gak tega, elo tidurnya kek kebo" ejek Gina. "Anak aja kebo gue tuh putri tidur tau gak" elak Sasi tersenyum manis hingga menampakkan lesung pipinya. "Senyum lo manis, gue suka liatnya" bukan Gina yang menjawab tapi seseorang yang berada di sampingnya. "Makasih, Btw nama lo siapa? Gue Sasi" kata Sasi setelah melihat cowok di depan bangkunya, dan menawari untuk bersalaman. "Panggil Galang aja" ucapnya membalas uluran tangan dari Sasi. "Kenalin juga gue Gina" kata Gina mengulurkan tangannya kearah Galang. "Galang" jawab Galang menerima salaman dari Gina. "Semoga kita satu kelas ya" Sasi berharap agar Gina dan Galang sekelas dengannya karena memang hanya mereka yang menjadi teman Sasi untuk saat ini. Gadis berkuncir asal itu memang tipikal gadis yang cukup sulit bersosialisasi jadi ia tampak kesulitan dalam mencari teman. Lagipula gadis itu juga bodo amat perihal mempunya teman atau pun tidak. Yang bisa menyelamatkan diri sendiri adalah diri kita sendiri, bahkan seorang sahabat pun terkadang tak bisa selalu menyelamatkan diri kita. Jadi Sasi enggan menjalin hubungan pertemanan, ia takut jika nanti ia terbiasa berteman lalu tak lama temannya akan pergi meninggalkannya seperti dulu. "Emang kalian berdua ngambil jurusan apa?" Tanya Galang membenarkan kacamatanya. "IPA" jawab Sasi dan Gina serempak. "Sama kek gue" katanya. "Pembagian kelas nanti sore kan?" Kata Gina. "Artinya hari ini hari terakhir MOS?" Tanya Sasi semangat. "Enggak juga sih, tapi yang pasti kita gak di ajar sama ospek lagi melainkan oleh guru" seru Galang. "Kalo pengumuman nya nanti sore, artinya kita pulang sore dong?" Tanya Sasi dengan nada putus asa. "Kemungkinan besar sih iya" jawab Gina. Sasi memanyunkan bibirnya kesal, gadis itu membenarkan letak duduknya saat bel masuk berbunyi begitupun Galang dan Gina. Para opsek telah siap untuk mengajar para juniornya atau yang lebih tepatnya mengerjain juniornya. Sasi memperhatikan seorang OSIS yang duduk di depan aula dengan jiwa ogah-ogahan. Matanya tampak memerhatikan namun jiwa dan pikirannya entah kemana. Bisa di artikan Sasi hanya bengong. "Baiklah, saya buka dahulu. Assalamualaikum Wr Wb" kata opsek didepan. "Wa'alaikummussalam Wr Wb" jawab semua serempak tak terkecuali Sasi yang menjawabnya walau dengan nada malas. Sasi memutar bola matanya malas, lalu menyangga kepalanya ditangannya dengan malas mendengar pekikan-pakikan yang membuat telinganya terasa panas sendiri. "Wah, ganteng banget" "Siapa sih namanya?" "Gebet ah" "Surga dunia mah ini namanya" Begitulah sedikit pekikan alay itu dan telinga Sasi panas untuk mendengarnya. "Baiklah saya akan memperkenalkan diri saya, perkenalkan nama saya Riko Alamsyah, kalian bisa panggil kak Riko, apakah ada pertanyaan?" Tanya Riko melihat adik kelasnya. "Saya kak" kata siswi yang duduk paling depan dibagikan pojok. "Ya silahkan" seru Riko ramah. "Kakak udah punya pacar belum?" Tanyanya malu-malu. "Kalo mau tanya yang penting-penting aja, ngabisin waktu tau gak" ketus Kintan yang berada di belakang Riko dan seketika aula hening bengitu pula siswi yang tadi bertanya. "Ya sudah kalo gak ada yang dipertanyakan, kakak disini cuma mau ngecek perlengkapan yang harus kalian bawa, coba keluarkan semua" seru Riko dan seluruh peserta MOS mengeluarkan benda benda yang tak berguna bagi Sasi. "Untung lo ngingetin gue buat bawa tali rafia" kata Sasi menghela nafas kasar. "Elo kok gak kuncir dua sih, terus mana pita merah putihnya?"kata Gina, Sentak Sasi terkejut, ia benar benar lupa akan hal konyol yang satu itu. "Lo kenapa baru ngomong? Kalo dari tadi kan gue bisa nyari di toko depan. Terus gue harus dihukum lagi nih? Males gue!" Kesal Sasi. "Gue juga baru sadar kalo rambut Lo cuma kuncir satu, udah terima aja kalo Lo emang udah dicap sebagai siswi terlalai tahun ini" kekeh Guna. "Semerdeka Lo deh ah, kesel gue!" Ucap Sasi malas. "Yang tidak lengkap dan tidak menguncir dua rambutnya bagi yang perempuan segera maju kedepan" sentak Kakak opsek lain yang kelihatan sekali bahwa di sangatlah galak, dan ini pertama kalinya ia memunculkan dirinya, karna dari hari Senin ia tak memunculkan batang hidungnya yang mancung itu ke hadapan peserta MOS. See you next part
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN