8

296 Kata
'Don't give my wish' Sinar matahari menelusup dari balik tirai, cahaya yang terang mengganggu istirahat si gadis apel, ia menggeliatkan tubuhnya tampak tak nyaman dengan sinar mentari yang sudah tampak terik itu. "Sayang, udah bangun belum?" Tanya Santi dari balik pintu kamar Sasi. "Udah kok Bun, ini juga mau mandi kok" jawab Sasi lantang. "Ya sudah Bunda tunggu di ruang makan ya, jangan lama-lama nanti kamu gak liat ayah berangkat" sahut Santi lalu pergi dari depan kamar putrinya. Tanpa banyak pikir, Sasi pergi kekamar mandi yang berada di kamarnya. Hanya membutuhkan waktu lima menit bagi Sasi menyiapkan dirinya dan sudah berpakaian rapih. Rambutnya pun sudah ia Cepol asal. Sasi keluar dari kamarnya mengenakan seragam yang masih SMP walaupun ia sudah masuk SMA dua hari ini. "Pagi Bunda, ayah, kak Rian" sapa Sasi ceria. "Pagi juga sayang" jawab Santi. "Ayah beneran mau berangkat hari ini?" Tanah Sasi. "Iya sayang, nanti ayah anter kamu dulu terus langsung ke bandara" sahut Tanto. "Ya sudah, ayah sarapannya yang banyak ya" kata Sasi memohon. "Hem" jawab Tanto memakan makanannya yang ditambahkan lagi oleh sang putri tercinta. "Bang elo ada kelas gak?" Tanya Sasi sebari menyuapkan sesendok nasi goreng buatan Bundanya. "Gak ada, kenapa?" Jawab Rian masih fokus ke nasi gorengnya. "Nanti lo ikut nganter ayah kan ya?" Ucap Sasi. "Iya cerewetttttt" sebal Rian karena Sasi tak henti-hentinya untuk bertanya. "Ish, nyebelin lo" ketus Sasi memanyunkan bibirnya. Selepas sarapan, keluarga kecil itu keluar rumah menuju garasi. Santi berdiri di samping mobil, Sasi memasuki jok belakang mobil kakaknya. Sedangkan sang Ayah ada di kursi samping kemudi. "Ya sudah langsung berangkat aja, nanti ayah ketinggalan pesawat lagi" ucap Santi. Sasi maupun Rian menurunkan kaca jendela mobil "Siap bunda" jawab Rian dan Sasi serempak. "Apelnya udah di tas ya sayang" pesan Sinta. "Iya Bun, assalamualaikum Bunda" pamit Sasi. "Wa'alaikummussalam" jawab Santi lalu mobil yang dikendarai m Tanto melesat pergi meninggalkan rumah yang tak lumayan besar itu. See you next part
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN