'Cara termudah mendapatkan masa depan adalah melupakan masalalu'
Sasi berjalan melewati blok-blok rumah yang hampir mirip, udara malam memang sangatlah dingin. Maka dari itu, Sasi memilih untuk memakai sweater yang bergambar apel di seluruh bagiannya itu untuk menemaninya membeli peralatan MOS.
Kenapa Sasi tahu? Pastinya karena Gina, tadi waktu selesai makan malam, Gina memberitahukannya bahwa besok ia harus membawa tali rafia dikepang. Jadi ia harus membelinya di minimarket terdekat.
Sasi keluar dari minimarket sembari membawa kantung kresek berisi Tali rafia dan ditangannya juga sudah menggenggam sebotol minuman berasa Apel.
Sasi terkejut bukan main, ternyata sedari tadi ada yang mengikutinya, seorang cowok memakai Vespa biru, berpenampilan urakan dan memakai jaket denim.
Sasi memandang cowok itu dari dimana di berdiri, ia kenal dengannya. Suasana hatinya langsu berantakan saat melihat cowok itu. Di Ivan, kakak kelasnya yang baru ia kenal tadi siang. Ivan, cowok yang kemarin ia tendang dan menabraknya.
"Kenalin gu-" belum sempat ia memperkenalkan dirinya Sasi telah memotong perkataannya.
"Emang penting gue kenal lo?" Cuek Sasi.
"Lo Sasi kan?" Jawabnya.
"Keppo lo" cetus Sasi terus berjalan dan cowok itu masih mengikutinya.
"Lo gak terpesona gitu sama pesona gue?" Tanyanya membuat Sasi jijik.
"Cih, emang elo siapa? Terpesona? Ngaca dong!" Ketus Sasi mengamati cowok itu dari ujung kaki hingga ujung kepala, penampilannya sangat urakan, berponi, dan bukan tipenya. Lagipula memang nya Ivan seganteng yang cowok itu pikirkan.
Menurutnya Habil mungkin lebih menjerumus ke tipenya meski menurutnya belum terlihat tampan.
"Elo orang pertama yang gak terpesona sama gue, biasanya cewek-cewek yang liat gue langsung klepek-klepek" sahutnya dengan nada sombong.
"Gue buka termasuk cewek-cewek yang elo maksud ya" ketus Sasi tak peduli.
"Masa sih?" Katanya dengan nada genit lalu mencengkram lengan Sasi membuat Sasi berhenti.
"Lepasin tangan elo!" Perintah Sasi penuh penekanan.
"Gak ah" sahutnya, dan...
Bruk..
Cowok itu terjatuh karena motor yang dikendarai dirinya ditendang oleh Sasi sehingga ia kehilangan keseimbangan dan terjatuh, ini kesempatan Sasi untuk lari.
Tak membuang-buang waktu, Sasi lari sekuat tenaga dan sampai dirumahnya dalam keadaan ngos-ngosan.
"Kenapa lo?" Tanah Rian setelah melihat adiknya yang ngos-ngosan.
"Dikejar anjing gue" jawab Sasi asal.
"Emang di komplek ini ada yang punya anjing terus dilepas?" Tanya Rio penasaran,-teman Rian-
"Kagak ada lah nyet" sahut Yudha menjitak kepala Rio.
"Emang elo tinggal di komplek ini?" Kata Rio.
"Enggak" jawab Yudha-Teman Rian-enteng dan dibalas tonyoran.
"Ya udah, gue capek mau tidur ya kak" pamit Sasi lalu langsung masuk kerumah tanpa menunggu jawaban dari kakaknya atupun teman-teman kakaknya.