Bab 25

1342 Kata

Sedikit Pelajaran Untuk Sinta 3 "Kok dimatiin sih teleponnya?!" ucap Sinta kemudian. "Terus...maumu apa?" jawab Fika sewot. "Ya jangan dimatinnlah, aku kan mau ngomong sama Om Hasan!" "Halah...kok masih mau ngomong juga. Urusin tuh badan dan kewanitaanmu yang saat ini telah kesakitan!" tukas Fika. Sinta tampak kesal sekali, dan kini dia menggaruk, dengan menangis sejadi-jadinya. "Loh malah nangis nih anak! Ngapain pakai nangis segala, kayak anak kecil aja!" ledek Fika. Mendengar ucapan Fika itu, Sinta malah menagis makin menjadi-jadi, bak anak kecil yang direbut permennya. "Nangisnya kok makin kenceng aja ya? Nih karena kesakitan, takut pada kami, atau karena nyesel nih?!" tanyaku dari belakang. Dia masih tak mau berucap dan terus saja melanjutkan aktivitasnya. Karena kasihan, aku

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN