07.the Exceptional Wolf

1671 Kata
Regina berjalan menuju rumah utama dan menghampiri Rolando yang sedang berbincang dengan Mariana. Ia jelas bisa melihat bahwa Mariana sedang mengomelinya, dan Rolando yang sedang berdebat dengan istrinya itu soal mate Rafael. Regina memutar bola mata. Anak keduanya itu benar-benar bermulut besar! Hampir sama seperti Silvia. “Rolando!” panggil Regina. Rolando menoleh ke belakang dan melihat ibunya yang datang menghampirinya. “Ibu! Bisa Ibu jelaskan padaku kenapa Ibu menyembunyikan Julia?” Regina menarik telinga Rolando dan menyeretnya menjauh dari sekumpulan wanita yang masih ada di balkon. Mereka masuk ke dalam rumah dan berhenti di ruang utama. Rolando meringis kesakitan sambil menggosok telinganya yang baru saja ditarik Regina. “Bisakah kau pelankan suaramu? Aku tidak ingin semua orang disini langsung tahu tentangnya!” “Tapi kenapa?” tanya Rolando bingung. “Ibu, apa yang terjadi?” tanya Mariana yang baru saja masuk. Regina memutar bola mata. “Suamimu ini benar-benar bermulut besar!” “Aku hanya bertanya kenapa Ibu menyembunyikan mate Rafael, begitu juga Matteo dan Silvia!” kata Rolando pada Mariana. “Apa itu benar? Apa itu sebabnya samar-samar aku mencium bau asing sejak kemarin di hutan?” Regina menghela napas dan menatap mereka berdua secara bergantian. “Itu benar. Aku, Matteo dan Silvia menyembunyikannya karena alasan tertentu.” “Kenapa?” tanya Mariana bingung. “Dia bukan dari ras kita,” sahut Rolando yang langsung membuat Mariana menatapnya dengan mata terbelalak, kemudian kembali menatap Regina. “Dia bukan hanya sekedar orang luar, dia Arctic.” Perkataan Regina membuat kedua orang itu membuka mulutnya karena terkejut. “Ibu sudah gila, ya? Semua ras Arctic sudah musnah sejak delapan belas tahun yang…―awww!” Perkataan Rolando langsung dihentikan oleh Regina yang mencubit lengannya. Wanita itu menatap putranya dengan tatapan mengancam sementara Rolando hanya meringis kesakitan seraya mengelus lengannya. “Bisakah kau tidak berteriak setiap kali berbicara?” kata Regina pelan namun sedikit berteriak. “Tidak semuanya, hanya Julia yang tersisa.” “Apa Ibu serius? Ini tidak pernah terjadi,” kata Mariana dengan suara pelan, namun masih ada keterkejutan dalam suaranya itu. Tentu Regina menyadari hal itu. Bagaimanapun, ini pertama kalinya salah satu dari kawanan Voref memiliki mate dari ras lain. Kawanan Voref tentu bukan hanya mereka saja, masih ada yang lain di beberapa negara, yang tetap hidup tersembunyi. Setiap kali seorang Werewolf mencapai umur delapan belas tahun, dia akan keluar dari kawanan untuk mencari mate-nya. Dia bisa kembali lagi ke kawanannya yang lama yaitu orangtuanya, bersama mate-nya dan memiliki anak sehingga mereka punya kawanan yang besar. Regina sudah banyak melihat orang-orang di kawanannya pergi dan berganti. Para Werewolf pria pergi dan kembali lagi bersama mate-nya, namun ada juga yang berpindah ke kawanan di negara lain. Kebanyakan para Werewolf wanita di kawanan itu tidak kembali lagi setelah bertemu mate-nya. Bahkan Regina sendiri bukan dari kawanan itu. Dia berasal dari kawanan di negara Utara. Dia hidup disana selama dua puluh empat tahun sampai ia bertemu mate-nya dan dia membawanya ke kawanan ini. “Sejak kapan Rafael membawanya?” tanya Rolando. “Kemarin, saat rapat pertemuan di kastil Oleas.” “Aku mengerti mengapa Ibu menyembunyikan keberadaannya, tapi sampai kapan? Cepat atau lambat semua orang disini akan mengetahuinya. Aku yakin mereka tidak akan melakukan sesuatu padanya,” kata Mariana. Alasan ia menyembunyikan keberadaan Julia untuk sementara waktu karena memang ia tidak ingin kawanannya melakukan sesuatu padanya, seperti mengambil darahnya karena ras Arctic memang memiliki darah penyembuh. Alasan lainnya karena seseorang sedang mengincarnya dan ia masih belum tahu siapa orang tersebut. Itu bisa saja orang dalam, orang dari kawanannya sendiri. Karena itu ia tidak ingin mengambil risiko membahayakan Julia. Bagaimanapun, jika seseorang berhasil mengambil darahnya, itu menjadi seperti akhir dari dunia. “Bisakah kalian menjaga rahasia ini untuk sementara waktu? Aku pasti akan memperkenalkan Julia pada yang lain, hanya saja tidak sekarang,” kata Regina. Kemudian ia menatap Rolando dan menunjuknya. “Dan kau! Sebaiknya jaga mulutmu baik-baik!” Mariana menoleh padanya dan menarik telinganya. “Dengar itu baik-baik, ya?” “Awww! Kenapa kalian semua selalu menyerangku?” protes Rolando menatap Regina dan Mariana. “Karena kau selalu banyak bicara! Sudahlah, biarkan Mariana yang mengurusmu!” kata Regina sebelum berjalan keluar dari ruangan tersebut. Ketika hari hampir menjelang sore, Julia masih berbaring di ranjang dan terus menatap keluar atap kaca. Ia bisa merasakan tangan Rafael yang memeluk pinggangnya dan mengelusnya dengan ibu jarinya. Setelah aktivitas bercinta mereka yang kedua, mereka berhenti sejenak hanya untuk mengisi perut mereka, kemudian Rafael kembali mengajaknya ke ranjang untuk melanjutkan aktivitas mereka. Julia bisa merasakan bahwa dia benar-benar tidak memiliki tenaga. Bahkan setelah satu jam mereka hanya berdiam diri disana, ia masih merasa begitu kelelahan. Ia menghela napas. “Ada apa?” tanya Rafael mengangkat kepalanya dan menatapnya. Julia menoleh. “Aku bosan. Makan malam masih lama dan aku ingin melakukan sesuatu.” Ia tidak melakukan apapun semenjak ia datang ke wilayah kawanan Werewolf Voref kemarin. Ia hanya berdiam diri disana dan membiarkan seseorang mengantarnya makanan setiap kali jam makan tiba. Ia menjadi seperti seorang Putri Raja yang selalu dilayani sekarang. “Apa yang kau inginkan?” Julia berpikir sejenak. “Bisa kita pergi ke danau yang kemarin malam?” Julia ingin mengatakan tempat mereka bercinta pertama kali, namun itu terdengar sedikit menggoda dan ia tentu malu untuk mengatakannya. Rafael tidak mengatakan apapun dan langsung bangkit berdiri dan memakai celana jinsnya. “Kau bisa berjalan?” tanya Rafael. Julia memang kelelahan, tapi bukan berarti ia akan kesulitan untuk berjalan, lagipula mereka sudah beristirahat selama satu jam setelah aktivitas bercinta mereka yang beruntun. Ia hanya tidak memiliki terlalu banyak tenaga untuk melakukan aktivitas berat, tapi untuk berjalan, dia masih bisa. Julia mengangguk dan turun dari tempat tidur. Ia bermaksud untuk mengenakan kembali pakaiannya, namun ia berhenti sebelum mengenakannya dan menoleh pada Rafael. “Bisa kita pergi kesana dalam wujud serigala?” Rafael mengangkat satu alisnya. Tentu ia tidak masalah jika harus pergi ke danau itu dalam wujud serigala, justru mereka akan sampai disana lebih cepat. Tapi mate-nya adalah serigala Arctic, serigala putih dengan mata biru bercahaya yang sangat mencolok keberadaannya di hutan ini. Ia khawatir jika orang-orang mulai mengetahui keberadaannya, meskipun suatu hari nanti mereka akan mengetahuinya. Tapi ia masih ingin menjaga keberadaan mate-nya tetap tersembunyi agar ia aman. “Tunggu disini,” perintahnya. Rafael lalu berjalan menuruni tangga dan menuju pintu. Ia membuka pintu tersebut dan melihat keadaan di luar sejenak. Meskipun tidak ada yang memasuki rumah tersebut selain dia, masih ada beberapa orang yang akan melewati depan rumahnya. Ia harus memastikan bahwa tidak ada seorangpun yang ada di dekat sana agar mereka tidak melihat Julia. Setelah ia mencium udara dan memastikan bahwa tidak ada orang-orang yang sedang berkeliaran di dekat sana, ia menoleh dan menyuruh Julia turun dengan anggukan kepala. Julia menghembuskan napas dan mulai berjalan menuruni tangga. Sebenarnya ia masih sedikit malu harus berjalan telanjang, apalagi dengan Rafael yang sedari tadi terus menatapnya. Tapi ia harus mengesampingkan itu karena bagaimanapun juga, mereka sudah melihat tubuh telanjang satu sama lain. Julia berhenti tidak jauh dari pintu dan mulai berubah menjadi serigala putih. Ia menggoyangkan tubuhnya dan membuat bulu-bulu putih bersihnya mengembang. Ia menatap Rafael. Pria itu masih berdiri disana menatapnya. Julia tentu melihat ada rasa kagum dalam mata kuning itu yang menatap wujud serigalanya sekarang. Bagi Rafael, ini bukan pertama kalinya ia melihat serigala Arctic, tapi yang kedua kalinya. Ia ingat bagaimana ia bertemu serigala Arctic untuk yang pertama kalinya saat badai salju yang mengerikan. Serigala itu hanya berdiri disana dengan mata biru yang bersinar bagaikan hantu. Rafael mundur beberapa langkah dan melepas kembali celananya, lalu berubah menjadi serigala hitam bermata kuning. Ia keluar dari pintu diikuti Julia di belakangnya. Saat mereka sudah berada di luar, mereka berjalan beriringan. Julia mengangkat moncongnya dan mencium udara. Ia tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya karena bisa mencium hutan hijau dengan hidung serigalanya untuk yang kedua kalinya. Meskipun dengan wujud manusia ia masih bisa mencium bau hutan tersebut, tapi dengan hidung serigala tentu berbeda. Semua Werewolf memiliki penglihatan, pendengaran, dan penciuman tajam dalam wujud manusia. Tapi saat dalam wujud serigala, semua indera itu mengalami peningkatan. Tentu itu juga karena pengaruh perubahan fisik mereka, seperti daun telinga yang memanjang. Rafael yang menyadari bahwa mate-nya begitu bahagia, langsung menyundulkan kepalanya ke tubuh Julia. Julia yang menyadari itu ikut menyundulkan kepalanya dan menggesekkannya di dekat telinga Rafael. Jika dilihat dengan mata manusia, mereka tentu adalah dua pasangan serigala yang sedang bermesraan. Bagaimanapun juga, mereka memang adalah dua pasangan Werewolf yang sedang jatuh cinta satu sama lain. Mereka sampai di danau itu tidak lama kemudian. Julia tentu dapat melihat perbedaan pemandangan disana saat menjelang sore. Airnya memang benar-benar jernih. Tumbuhan di sekitarnya begitu hijau dan sangat rimbun. Begitu masuk ke dalam air, Julia langsung berubah kembali dan mendongak menatap sekelilingnya. Ia tentu merasa sangat bahagia sekarang. “Ini benar-benar indah,” gumamnya. Julia berjalan menuju daratan dan menyentuh tebing bebatuan yang berlumut yang ada disana. Ia merasakan basah dan rasa geli dari kulit telapak tangan yang menyentuh lumut-lumut tersebut. Ia memejamkan mata sambil mendongak, mencium udara di sekitarnya. Ia tentu menyukai bau ini sekarang, bau tanah basah dari lingkungan yang begitu hijau. Ia memang sudah sering mencium bau tanah yang basah karena hujan, tapi tanah hutan belantara? Tentu berbeda. Rafael yang berdiri tidak jauh di belakangnya hanya menatap wanita itu dengan perasaan senang. Julia menoleh ke belakang dan tersenyum senang pada Rafael. Ia berjalan menghampirinya yang sedang berdiri dengan kedua lengan terlipat di d**a. “Ini benar-benar indah!” ucap Julia senang. Detik berikutnya adalah sesuatu yang membuat Julia terkejut dan jantungnya berhenti berdetak. Rafael tersenyum padanya. Ia sudah mendengar dari Matteo dan Regina bahwa Rafael orang yang tidak banyak bicara dan jarang berekspresi. Ia juga tidak bisa mengatakan bahwa ini adalah pertama kalinya Rafael tersenyum sepanjang hidupnya, tapi sekarang pria itu benar-benar tersenyum padanya. Rafael menyelipkan rambutnya ke belakang telinganya. “Aku ikut senang kalau kau merasa senang,” ucapnya. Julia melangkah mendekat dan melingkarkan kedua lengannya ke pinggang Rafael, lalu memeluk pria itu. Julia merasakan pria itu balas memeluknya dan mengelus rambutnya. “Ketika aku pertama kali datang ke negara ini, aku benar-benar senang saat melihat tempat yang hijau dan hujan yang turun.” Julia lalu mendongak. “Namun melihat hutan ini, tentu sangat berbeda dengan tempat-tempat hijau yang pernah kulihat. Terima kasih,” ucapnya tersenyum. Rafael mencium keningnya. “Ini tempatmu sekarang. Kau akan melihatnya setiap hari,” kata Rafael. Memang benar ini adalah tempatnya sekarang semenjak Rafael membawanya ke dalam kawanannya. Kini ia tidak lagi melihat pemandangan serba putih, bongkahan es dan lautan yang membeku. Ia hanya akan melihat tempat-tempat hijau yang hangat. Ia juga tidak akan lagi merasa kelaparan karena sulitnya berburu makanan di tempat terdingin, semua makanan kini tersedia untuknya. Ia tersenyum singkat dalam hati, berpikir bahwa terkadang hidup tidak terlalu adil. Tapi ia tahu dibalik semua itu, ia adalah serigala paling istimewa di dunia.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN