bc

Donor Benih Jadi Kekasih

book_age18+
170
IKUTI
1.3K
BACA
stepfather
mystery
like
intro-logo
Uraian

Almira diminta segera memiliki ahli waris di usianya yang sudah matang saat ini. Ayah Almira beralasan bisa pergi dengan tenang jika sewaktu-waktu usianya terhenti.

Masalah timbul saat Mira diketahui, ingin memiliki anak tetapi tidak mau melakukan hubungan suami istri apalagi terikat dalam sebuah pernikahan. Almira dibantu seorang dokter yang merupakan temannya di masa sekolah bersikeras mencari donor s****a. Almira berhasil menjalankan misinya, dia pun hamil dan melahirkan. Namun, masalah tidak berhenti di situ saja. Nenek Almira ingin bertemu dan memastikan asal usul laki-laki yang menjadi bapak biologis dari anak yang dilahirkan Almira.

Ketika sang nenek menyukai laki-laki yang dibawa Almira ke rumah, seketika ia memutuskan untuk menikahkan keduanya secara mewah dan ini tentu saja masalah bagi Almira.

Apakah Almira dapat mengatasi semua yang terjadi?Atau dia malah terjebak dalam masalah rumit dan rahasia besar dalam kehidupannya?

chap-preview
Pratinjau gratis
Bab 1. What, Ini Gila!
“Aluna Maira, carikan aku donor benih,” kata Mira pada seorang sahabatnya yang seorang dokter itu melalui telepon malam-malam dan masih berada di kantor saat itu. “Hah? Gila kamu, Mira. Jangan bercanda dong! “Aku gak bercanda. Aku serius, Luna,” jawab Almira sangat tidak bercanda. “Kamu gak lagi mabuk kan? Tiba-tiba nelpon dan minta dicarikan hal yang gak masuk akal. Dikira gampang apa nyari donor benih? Di sini tuh gak kek di luar negeri. Di sini kita dilarang pake donor benih yang belum sah dalam pernikahan,” jelas Aluna, salah satu dokter spesialis kandungan dan sudah menjadi dokter selama sepuluh tahun lebih. Dan dokter cantik itu sudah lama tahu penyakit yang didera sang sahabat. “Aku gak peduli! Pokoknya, kamu harus mencarikan untukku donor benih. Secepatnya! Aku kasih waktu seminggu dan siap membayar berapapun asal orang itu mau mendonorkan benihnya,” putus Almira dengan otoritasnya sebagai salah satu wanita pengusaha yang sukses dan kaya raya tentu saja. Mira mematikan telepon secara sepihak, ia tidak ingin lagi mendengar protes dari Aluna yang pasti akan membuatnya semakin pusing. Tidak peduli bagaimana caranya, yang penting ia harus dapat donor benih dengan cepat dan mewujudkan keinginan egois orang tuanya itu. Mempunyai keturunan mungkin mudah untuk sebagian besar wanita, tapi tidak dengan Almira. Ia merasakan tekanan berat karena permintaan orang tuanya untuk segera memiliki anak. Stres tentu saja menyelimuti dirinya. Pasalnya di usia yang menjelang kepala empat, ia sudah menderita OCD dan PTSD sejak lama. Hal itu yang menciptakan kompleksitas, membuatnya sulit memenuhi harapan tersebut. Pikirannya dipenuhi kecemasan akan detail-detail kecil dan ketakutan akan kontak fisik dengan laki-laki. Di dalam kegelapan pikiran yang kompleks, Almira merasa terjebak, dihadapkan pada ketidakmampuannya memenuhi harapan sosial dan keluarga. Ya, Almira baru saja mendapat telepon dari sang papa. Ia didesak oleh keluarga besar yang sangat mementingkan nasib perusahaan. Perusahaan keluarga akan mengalami penurunan nilai saham dan akan segera masuk ke ambang kebangkrutan jika keluarga Johan Sunjoyo tidak segera memiliki keturunan. Ini bisa membuat para investor ragu terus berinvestasi di perusahaan kalau penerus keluarga tidak kunjung datang. Karena sudah tidak tahan didesak terus-terusan, ia jadi ambil jalan pintasan. Ia akan hamil menggunakan donor benih walau ia tahu itu belum legal di negaranya. Almira stres sendirian, akhirnya ia lebih memilih untuk pulang saja. Dirinya bahkan tidak sadar hari sudah menjelang tengah malam ketika ia melihat jam di meja kantornya. “Sialan. Please, jangan kambuh dulu,” umpat Almira lalu segera pulang ke apartemennya. Ketika sibuk menyetir, Almira melihat pemandangan yang nyaris mengerikan. Ia melihat seseorang yang hendak melompat dari jembatan. “Woy, mau ngapain kamu!” teriak Mira, keluar dari mobil dan berlari kencang menghampiri lelaki yang sudah berada di pembatas jembatan, sepertinya sudah siap untuk melompat. “Jangan gila!” maki Mira menarik kasar baju orang itu. “Kalau mau lompat jangan di depan aku. Kamu mau aku hajar?” imbuhnya lagi, kesal. Mira sudah menderita OCD dan juga PTSD, dan ia tidak mau menambah nama penyakit yang akan muncul setelah ia melihat pemandangan mengerikan itu. Hidup lagi capek-capeknya karena keadaan, eh malah melihat pemandangan yang mengerikan seperti ini. Melihat orang yang mau mengakhiri hidup di depan mata, tidak mungkin dibiarkan saja. Lagipula ia juga masih sayang kesehatan mentalnya, walau sudah rusak juga aslinya. Setidaknya tidak lebih rusak dari saat ini. “Kamu jangan menolongku,” tolak laki-laki itu. Sorot matanya suram dan seperti tidak bernyawa. “Bodoh. Kalau mau mati di tempat sepi sana. Jangan di tempat seperti ini, mengganggu pemandangan!” ucap Mira kasar. Seperti kena hipnotis, laki-laki yang sepertinya baru menginjak usia akhir dua puluhan itu, mengangguk lemah. Ia turun dan hendak berpindah ke tempat yang lebih sepi. Ia terima saja saran Almira. Mungkin benar apa yang dikatakan wanita itu, mengakhiri hidup di sana bukan ide bagus. “Mau kemana?” tanya Almira ketika melihat pemuda itu turun dari pembatas jembatan dan berjalan melewatinya begitu saja. “Kata kamu di sini gak cocok, ya aku mau cari ke tempat lain,” jawab orang yang jiwanya sudah tidak bernyawa. Polos tapi bikin kesal. Mira menepuk dahinya pusing. Sekali lagi wanita yang sukses jadi pengusaha itu melihat ke arah pemuda yang badannya tidak kurus tapi juga tidak terlalu besar. Kalau dilihat-lihat, wajahnya ganteng juga dan lagi pria berkacamata itu terlihat polos dan bukan buaya darat. Seketika ia melihat ada ide dari sana. “Kamu, alasan kamu mau mengakhiri hidup apa? Kalau aku bisa bantu, kamu bisa gantian bantu aku? Aku jamin kerja sama ini akan menguntungkan kedua belah pihak. Gimana?” “Kerja sama?” * Almira mengemudi menuju apartemennya dengan sedikit ugal-ugalan. Padahal ia jarang seperti itu. Raut wajahnya menyiratkan rasa antusias, seakan telah menemukan solusi dari tekanan yang membelitnya. Ia mencari pelarian dari tuntutan orang tuanya untuk segera memiliki anak. Dan jawabannya ada pada laki-laki di sebelahnya yang sedang ketakutan karena ia ngebut di jalanan. Tiba di depan pintu apartemennya, dia mengundang Rafa, seorang pria muda berusia akhir 20-an untuk masuk ke dalam. Rafael, atau Rafa, baru saja dipecat dari pekerjaannya karena difitnah. Beban hidupnya menumpuk, dari tunggakan kontrakan hingga hutang rumah sakit ibunya yang membebani pikirannya. Itu semua yang membuat dirinya tidak bisa bertahan lagi dari beban dunia. Mira dan Rafa duduk di ruang tamu yang nyaman dan empuk. Almira langsung saja membuka blazernya dan hanya mengenakan tanktop putih saja. Ia lupa kalau Rafa adalah laki-laki dewasa. "Jadi Rafa, aku punya tawaran yang mungkin bisa memberimu jalan keluar dari masalahmu. Kamu butuh bantuanku dan aku juga butuh bantuanmu,” papar Mira dengan sedikit mendekat ke arah Rafa tanpa ada niat apapun. “Asal kamu bisa menolong aku dari masalahku, aku akan melakukan apapun untukmu,” jawab Rafa dengan tenang. Ekspresinya menunjukkan dia sudah dewasa karena keadaan yang memaksa. Padahal usianya masih sangat muda dan masih labil. Rafa menatap Almira dengan pandangan serius. Almira melanjutkan menjelaskan bahwa dia menderita OCD dan PTSD, membuatnya kesulitan memiliki anak dengan cara konvensional. Dia menjelaskan dengan jelas tentang proses inseminasi buatan dan bagaimana dia melihat Rafa sebagai mitra yang cocok. Almira menawarkan pembayaran sebesar 1 miliar rupiah untuk bantuan Rafa. Selain itu, dia berjanji akan menanggung semua kebutuhan Rafa selama proses ini berlangsung. Dengan tawaran yang begitu besar, Rafa terdiam sejenak, mencerna semua informasi yang diterimanya. “Lalu apa yang harus aku lakukan?” tanya pemuda itu polos. Saking polosnya sampai tidak tahu apa yang dimaksud Almira dengan inseminasi buatan. “Kamu cukup memberikan benih kamu untuk aku.” “Hah .... Caranya?”

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Takdir Tak Bisa Dipilih

read
10.2K
bc

Jodohku Dosen Galak

read
31.0K
bc

(Bukan) Istri Simpanan

read
51.0K
bc

Pacar Pura-pura Bu Dokter

read
3.1K
bc

Kusangka Sopir, Rupanya CEO

read
35.6K
bc

Desahan Sang Biduan

read
53.8K
bc

Silakan Menikah Lagi, Mas!

read
13.4K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook