Beberapa hari di negeri itu, Krist disibukan dengan perawatan dan rehabilitasi fisiknya. Tidak mungkin juga dia di sana hanya menunggu datangnya donor mata lagi, itu hanya akan mengabiskan waktu percuma. Itu mengapa sejak awal ketika ditawari, sang Papa bilang bahwa Krist bukan hanya pergi untuk menerima donor mata, tapi juga perawatan fisik dan rehabilitasinya. “Terima kasih…” “Terima kasih, Krist-san. Sampai bertemu besok di sesi berikutnya.” Naya membungkuk, membingkai wajahnya dengan senyum sama seperti yang Krist lakukan namun dengan Gerakan minimnya. “Sampai bertemu besok.” Naya mendorong kursi roda Krist keluar dari ruang rehabilitasi, setelah ini ia harus membawa Krist ke ruang ganti dan membiarkan Krist membersihkan tubuhnya dulu di sana sebelum mereka pulang. Bagaimanapun re

