Salah Masuk

1220 Kata
Mata Agatha membelalak. Ternyata benar, kakak kelas sombong itu. Tapi kenapa kakak kelas itu ada di sini? dia terlihat tidak tahu malu sudah salah masuk kamar mandi. Agatha berdeham, memberanikan diri untuk berbicara. “Hello, permisi kak, ka-kakak kenapa ada di sini, ya? i-inikan toilet cewek.” Kenapa suaranya terdengar begitu sopan? huh, seharusnya dia tidak usah berbicara selembut itu pada orang yang telah mengacuhkannya. Agatha melihat kakak kelas itu menoleh ke arahnya. Tatapan itu lagi. Agatha bungkam. Tatapan intens dari cowok itu membuat Agatha merinding dibuat. Begitu tidak sukanya kakak kelas ini padanya? sampai harus melihat Agatha dengan mata tajam itu? Jantung Agatha semakin berdebar kala kakak kelas itu maju beberapa langkah mendekati Agatha. Pasokan udara di sekitar Agatha serasa habis begitu melihat kakak kelas itu menunduk, mensejajarkan wajah mereka. Ya Tuhan! Ya Tuhan! Ada apa dengan cowok ini?! Tatapan tajam dan datar itu menyusuri setiap inci wajah cewek di hadapannya. Menatap lekat pada kedua bola mata coklat itu. Sial kenapa kakak kelas ini.. Akh!ganteng bangeett! di jarak yang hanya beberapa inci, rasanya Agatha ingin pingsan saja. Mana bulu mata kakak ini bagus banget! Agatha jadi iri. Alisnya juga begi- Cowok itu berdesis, “Lo salah.” Kemudian menegapkan tubuh kembali, memasukkan kedua tangan di saku celana dan beranjak meninggalkan Agatha dengan langkah tenang, tanpa melihat ke belakang lagi. Agatha melongo. Dalam hati salah tingkah luar biasa. Dia terpaku, seperti ada yang tertahan rasanya dia ingin berteriak saat ini juga. AKH! Bukan, bukan karena perkataan cowok itu, namun Agatha justru gagal fokus pada… BADAN KAK AZKA HARUM BANGET! Astaga!astaga! Wangi banget! Ya Tuhan! Baru kali ini Agatha bisa sedekat itu dengan kakak kelas sombong itu. Agatha memegangi dadanya yang sudah tidak karuan. Ternyata begini ya rasanya dekat dengan seorang cowok. Bukan dekat lagi itu namanya, seumur hidup Agatha, kejadian tadi hanya ada sekali dalam perjalanan hidupnya. Baru deketan dengan cowok saja jantung Agatha serasa ingin copot dari tempatnya. Bagaimana ia sampai pacaran dengan cowok. Ah, ia tidak bisa membayangkannya! yang jelas Agatha tidak pernah pacaran dan belum mau! Tapi... Sial, jangan sampai dia suka dengan cowok itu hanya karena wangi badannya! Agatha menggelengkan kepala, mengusir pikirannya dari kakak kelas itu. Lebih baik dia memikirkan perkataan kakak kelas itu. “Dia bilang salah? salah apa? seharusnya dia dong yang salah.” Dengan alis mengkerut, Agatha tetap melanjutkan sesi mencuci tangan yang tadi sempat tertunda. Selesai ia mencuci tangan Agatha berjalan menuju pengering tangan untuk mengeringkan tangannya. Namun, belum sempat ia mengeringkan tangan di alat itu, dia melihat di samping tempat pengering tangan, terdapat sebuah lorong kecil. Karena penasaran, ada apa dengan isi didalamnya, akhirnya Agatha mencoba mengintip lorong tersebut. Agatha melotot kaget. “ASTAGA! AGATHA! LO SALAH MASUK KAMAR MANDI!!” Nampak merah merona menjalar di pipi Agatha setelah ia mengingat apa yang Azka ucapkan tadi. AAA! MALU BANGET, MAU TARO DI MANA MUKA GUE! Itu, di sana dia melihat wc yang biasa cowok pakai untuk buang air kecil! Bisa-bisanya Agatha sampai salah masuk kamar mandi! Bulu kuduk Agatha merinding seketika. Untung saja saat Agatha masuk, tidak ada seorang cowok yang sedang buang air kecil di wc cowok di dinding itu. Entah itu namanya, dengan cepat ia berlari menjauhi kamar mandi itu sebelum ada orang lain yang melihatnya. Sesampai dia di luar, Agatha melihat palang yang ternyata benar toilet khusus cowok. Loh? Tidak ada kamar mandi lagi selain kamar mandi itu? kamar mandi perempuan? kamar mandi ini benar di samping ruang musik, tapi hanya ada satu kamar mandi di sini. Apa jangan jangan dia di kerjai Gita? GITA AIRA! Sungguh memalukan! *** Sepanjang perjalanan Agatha tak henti menggerutu tentang kecerobohanya. Bulu kuduk Agatha kembali berdiri ketika membayangkan kejadian tadi dengan kakak kelas itu. Dia bersumpah tidak akan percaya lagi dengan Gita! "kenapa bisa ceroboh banget sih, Agatha! harusnya liat-liat dulu papan nama di atas pintu, jangan asal masuk aja!" Salah dia juga yang tidak melihat papan gambar cowok di atas pintu kamar mandi itu dan main asal nyelonong gitu saja. Tapi dia juga tidak salah karena dia hanya mengikuti arahan Gita! Emang bener bener tuh Gita! “Gita! awas aja! tunggu pembalasan gue, Gita!” Umpat Agatha dengan wajah yang sudah memerah menahan amarah. GITA SIALAN! *** “Parah! Kacau lo, Git. Kalau sampe ada yang tau Ara masuk toilet cowok, gimana?” Panik Keysia. Awalnya dia tak mempermasalahkan, namun Agatha bisa saja justru malah terjebak di toilet cowok itu dan lebih parahnya lagi bisa saja cewek itu masuk di saat anak Cowok sedang mengganti pakaian. Keysia tidak ingin mata Agatha ternodai hanya karena dia salah masuk kamar mandi. Ara yang mereka maksud adalah Adira, nama tengah dari Agatha. Agatha memang dari dulu di panggil dengan nama tengahnya dan mereka sering singkat ‘Ara’ atau ‘Dira’ kadang. Tapi musti di ingat jika hanya mereka yang memanggil Agatha dengan sebutan ‘Ara’ “Gapapa anak baru harus di kasih perkenalan dulu,” Tukas Clara dengan tenang sambil mengemil permen di mulut. Gita dan Clara saling adu tos satu sama lain. Lalu tertawa bersama. “Udah biarin aja, kalo sikap cerobohnya kumat lagi berarti siap siap si Agatha bakal dateng sambil ngomel-ngomel. Siapa suruh ceroboh, kebiasaan.” Dengan santainya Gita mengambil permen karet milik Clara di saku, lalu memakan permen karet itu. “Eh, Pak Dandi gak masuk? Tumben banget dia belum dateng padahal udah jam pelajaran,” Keysia berdiri, wajahnya menengadah ke arah jendela, mengintip sekilas. Tidak ada tanda-tanda Pak Dandi datang ke kelas mereka. “Tanya ketua kelas coba,” Saran Clara. Keysia melempar penghapus kecil miliknya ke arah Renald, jangan heran karena anggap saja jika Keysia sedang malas untuk teriak-teriak hanya sekedar memanggil sang ketua kelas. ”Renald, hari ini Pak Dandi masuk?” Tanya Keysia pada Renald, namun sang ketua kelas tak juga menoleh ke belakang. “Gak, dia lagi nemenin istrinya lahiran, jadi jamkos sekarang.” Akibat mata pria itu sedang fokus pada game di ponsel jadilah Renald mengeraskan sedikit suara. Alhasil, semua anak murid di kelas juga mendengar ucapan Renald. “YESS!!” “Akhirnya jam kosong lagi.” “Kenapa gak bilang dari tadi sih.” “Renald sialan, kalo gitu gue dari tadi nyatok.” “Gue tidur dulu deh kalo gitu.” “Surga dunia sekali ya Tuhan hari ini.” Sorak sorai dan ucapan syukur memenuhi kelas sepuluh ipa dua. Bagaimana tidak, Mereka seperti mendapatkan hari keberuntungan. Dari jam pelajaran pertama sampai jam pelajaran terakhir guru di kelas mereka tidak ada yang mengajar. Belum lagi selesai jam pelajaran Pak Dandi nanti, mereka bisa pulang cepat karena guru akan mengadakan rapat pertama. Sungguh hari keberuntungan bagi murid kelas sepuluh ipa dua. ”GITA!! IHHH! LO NGERJAIN GUE YA!!" Serempak Keysia, Gita dan Clara melirik sumber suara. Dia depan kelas Agatha sudah berdiri dengan wajah memerah. ”Mampus, Gita,” gumam Keysia, melirik Gita sekilas yang terlihat panik saat mendengar suara Agatha. Gita meneguk ludah. “Mampus gue! jangan bilang lo beneran masuk ke toilet cowok.” Gita, Clara dan Keysia saling pandang satu sama lain. Dari ekspresi Agatha mereka tahu telah terjadi sesuatu dengan cewek itu. Keysia orang pertama yang mengangkat tangan. “Gue gak ikut-ikutan.” Dia berpindah tempat duduk agak menjauh dari Gita membuat cewek itu bertambah panik. “Gue juga.” Begitu pula dengan Clara ikut mundur, menjauh. Mata Gita melotot kala melihat Clara ikut menghindari dari amukan Agatha.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN