"Mama papa "
Aku segera menyalami kedua tangan mertuaku yang tak lain adalah orang tua mas Imron , dan mas Imron ia pun melakukan hal yang sama seperti yang aku lakukan
" Ayo masuk"
" Sudah lama Papa gak kesini, sudah banyak yang berubah interiornya" ucap papa sembari mengamati perubahan yang ada dirumahku
Ya memang akhir akhir ini aku memang suka mendekorasi ulang interior di dalam rumah, bagiku melihat keindahan merupakan self healing
"Pintar sekali kamu natanya" puji mama mertua
Aku hanya tersenyum menanggapinya
"Mama papa sehat ?, Kok gak bilang bilang mau kemari kan biar Nita bisa siap siapin makanan"
"Sehat Alhamdulillah memang kami berencana ngasih surprise" jawab papa
"Koper mau di kemanain itu nit ? Aldo mana , mama kangen"
" Ee "
Aku tampak gugup dengan pertanyaan mama bagaimana mungkin aku menjawab kalau aku akan pergi dari rumah
" Aldo di rumah ibu, ini koper isinya laundri ma rencananya habis naruh laundri mau jemput Aldo"
Mas imron yang mengerti kegugupanku segera menjawab pertanyaan mama dan aku merasa lega
" Sembab mata kamu Nita, lagi kecapekan banget ya sampai nih lihat duh gede gede bawah mata" ucap mama sembari memperhatikan mataku yang sembab
" Eh iya ma habis nangis" ucapku sembari melirik Mas imron
Dan dapat ku lihat raut wajah Mas imron yang memerah
" Kenapa Nit ? Bertengkar sama imron "
" Nonton drakor hehe " ucapku
Mama dan papa pun geleng geleng dan kami larut dalam kebersamaan sembari menikmati teh hangat dan sedikit cemilan yang ku sediakan
Tak lama aldo pun datang dengan ibu, kami pun berkumpul penuh dengan suka cita
Aku sangat bersyukur mendapat mertua yang amat sangat menyayangiku, ia memperlakukan aku layaknya anak sendiri
Tetapi mengapa mas imron tak menyayangiku seperti yang mama dan papanya lakukan
Serendah itukah aku untuk mendapat cinta dari suamiku saja aku harus mengemis
"Kapan mau ngasih Aldo adik?" Tanya mama
" Uhuk uhuk "
Seketika mas Imron terbatuk dan memandangku dengan tatapan yang aku pun tak mengerti
" Kenapa kok kaget begitu, atau jangan jangan Nita udah isi ya " tebak ibu mertua
Jangankan adik, adanya Aldo adalah sebuah kesalahan bagi mas imron batinku
" Belum ma, doakan saja" ucapku
Ibu hanya tersenyum dengan pemandangan yang palsu di hadapannya
Kini ia pun tahu bahwa ternyata rumah tangga anaknya sedang tidak baik baik saja dan aku merasa berdosa telah membohonginya selama ini
Aku menyajikan keharmonisan palsu di hadapan pasang mata
Seolah rumah tanggaku adalah rumah tangga yang banyak di idam idamkan banyak orang
Dan aku selalu berharap semoga suatu saat mimpiku menjadi nyata, mas Imron dengan besar hati menerimaku menyayangiku mencintaiku layaknya suami pada umumnya
**
Ibu tampak akrab bercengkrama dengan besannya
Ia tampak menceritakan masa masa muda mereka sedangkan papa ia menemani aldo
Rupanya mereka masih tak rela kebersamaan ini berakhir dan ibu pun memutuskan untuk bermalam di rumahku
Ibu tidur dengan mama , dan aldo tidur dengan papa
Aku memasuki kamar tidur mas imron yang berada di lantai bawah
Biasanya aku memang tidur di kamar aldo, selama 6 tahun pernikahan ini adalah tidur keduaku dengan suamiku
Ia menatapku dari ujung kepala hingga ujung kaki dengan tatapan aneh
" Ngehalangi jalan masuk dan tutup pintunya" perintah mas imron
Aku memajukan sedikit langkah kakiku dan menutup pintu dengan perlahan
Malam ini seperti membawaku kembali pada kejadian malam itu
(Flashback on)
" Anitaaaaa Anitaaaa "
Jam menunjukan pukul 03.00 pagi, dengan keras Mas imron menggedor gedor pintu
Aku yang tertidur di sofa dengan jelas mendengar teriakan mas imron
Segera aku membukakan pintu dan ku lihat mas imron sedang dalam pengaruh alkohol
Ia tampak sempoyongan dan menjatuhkan diri pada tubuhku
Aku membopong mas imron ke sofa dan menidurkannya
Ntah ini sudah keberapa kalinya mas imron pulang larut dengan keadaan mabuk, ku tinggalkan mas Imron dan segera menaiki tangga untuk tidur di kamar ku sendiri
Namun tiba tiba, Mas Imron memelukku dari belakang pelukan yang sejak lama aku nantikan, meskipun aku tahu mas imron tak sadar melakukan itu padaku
" Anita aku menyayangimu" bisiknya
Kata cinta yang sudah sejak lama aku ingin mendengarnya, kini aku dengarkan juga
Kata itu membiusku hingga akhirnya kami melakukan sesuatu yang halal dengan cara yang haram
Aku terbangun dan ku lihat mas Imron di ujung ranjang dengan rokok di genggaman tangannya
" Maaf "
Hanya itu yang dia ucapkan sesaat setelah mengetahui aku sudah terbangun
Maaf haha bukankah aku memang istrimu mas
Sudah hal yang sewajarnya terjadi dan kamu merasa ini adalah kesalahan
Aku hanya berharap semoga suatu saat ada keajaiban yang mengetuk pintu hatimu agar bisa menerimaku
**
Tanda garis dua
Aku jadi ibu, aku menangis terharu sesaat setelah aku mengetahui kalau penyebab aku telat haid karena adanya janin ini, buah cintaku dengan Mas imron suamiku
Apa mungkin ini adalah keajaiban
Keajaiban yang membuat mas Imron tersadar hingga akhirnya menerimaku
Keajaiban yang akhirnya menjadikan mimpiku tentang pernikahan indah menjadi nyata
Ya Tuhan semoga ini adalah jalan untuk membuka pintu hati Mas Imron
Aku bersiap menata sepiring nasi goreng dan kopi kesukaan mas imron dan tak lupa pagi ini aku harus membagi kabar bahagia ini kepada mas imron
Aku menunggu 30 menit lamanya hingga mas imron keluar dari kamarnya
" Pagi Mas " ucapku menyambutnya dengan senyum yang merekah
Dan ia tetap menjadi Mas imron yang ku kenal , dingin dan tak acuh
" Sarapan dulu ya "
Aku segera menyeretnya ke meja makan, ia hanya diam dan menuruti keinginanku
Ia menyuapi sesuap demi sesuap nasi goreng yang ku tahu itu adalah makanan favoritnya dan aku yaaa aku hanya menatapnya dengan tersenyum
" Kamu gak makan ?" tanyanya
" Sudah tadi, oh ya aku punya hadiah untuk kamu" ucapku seraya menyerahkan sebuah bingkisan yang dalamnya tespack milikku
" Aku gak ulang tahun" ucapnya ketus
" Emang kalau ngasih sesuatu harus nunggu kamu ulang tahun dulu ? " Tanyaku
" Apa sih ada ada aja " ucapnya menggerutu
" Di buka dulu deh " ucapku penuh harap
Ia dengan perlahan membuka bingkisan yang sengaja aku bingkis dengan sedemikian rupa indahnya
Aku yakin ia akan sama bersyukurnya mendapat kabar bahagia ini, bukankah setiap orang akan bersyukur di karuniai seorang anak apalagi sudah terikat pernikahan dengan halal
Meski aku tahu pernikahanku dengan Mas Imron tidak di landasi dengan cinta tetapi aku yakin Mas Imron lelaki baik ia pasti menerima dengan baik darah dagingnya sendiri dan ia akan menjadi ayah yang baik untuk buah hati kami kelak
Setelah berhasil membukanya mas imron tampak memicingkan mata dan menatapku dengan dalam
Tetapi ia …