Tetapi ia sama sekali tidak menunjukan raut wajah bahagia seperti dugaanku sebelumnya
" Mas aku hamil " aku menjelaskan tanpa di tanya
" Maaf " ucapnya singkat
" Untuk apa ? " Aku yang keheranan langsung menanyakan penjelasan
" Sudahlah aku harus berangkat, aku ada meeting pagi" ucapnya seraya bergegas meninggalkan aku
" Apakah anak ini akan bernasib sama denganku ? Sama sama tidak mendapatkan cinta dan kasih sayang darimu " ucapku beranjak dari kursi
Mas imron tak menjawab dan segera berlalu membiarkan aku dengan segala pertanyaanku menggantung begitu saja di udara
Lagi, ku ratapi nasib ini
Nasib yang tak baik tentang pernikahanku
Bukan, ini bukan impian pernikahanku
Hiksss aku menangis sesenggukan seorang diri meratapi nasibku terlebih nasib janin di dalam rahimku, yang terancam akan tumbuh tanpa cinta dari ayahnya
Mimpi mimpi indah akan melalui masa nyidam bersama telah pupus
Bagaimana aku bisa melalui sembilan bulan kedepan dengan mas Imron yang dingin dan cuek
Hingga fikiran buruk pun sempat mengahampiriku
Apa aku gugurkan saja janin ini daripada ia terlahir sia sia dan harus menerima sikap buruk dari bapak kandungnya sendiri
Tetapi aku ibunya, ibu macam apa aku yang tega membunuh dari dagingku sendiri
Ia berhak hidup dan mendapat kehidupan
Dua sisi lain otak dan hatiku bertengkar
Aaaargh!
Mengapa aku harus terjebak pada pernikahan yang tak habis pikir ini
Mengapa tak bisa sama seperti pernikahan ibu dan bapak misalnya
Ibu dan bapak menikah juga di jodohkan tetapi yang ku lihat mereka saling cinta, bahkan ibu menolak untuk menikah lagi sepeninggal bapak
Bapak pun sama sangat mencintai ibu , bapak sangat perhatian dan memperlakukan ibu dengan sangat lembut
Ibu pernah bercerita ketika ibu hamil aku, bapak selalu siap sedia melayani ibu, menuruti segala nyidam ibu
Arghhhhhh!
Apa aku tak pantas mendapatkan itu semua
Apa aku tak pantas mendapatkan cinta dari suamiku
Drrrt drrrt drrrt
" Assalamualaikum ma? "
" Walaikumsalam nita" ucap mama di ujung sana
" Nita apa kabar ? Kamu dan Imron baik baik saja kan, semalam papa itu mimpi kamu mangkanya ini suruh nelfon kamu nak "
" Nita dan Imron baik baik saja ma, mama papa juga sehat sehat saja kan? "
" Sehat nak Alhamdulillah , nak mama sama papa akhir weekend ini akab berkunjung soalnya ini papa ada proyek di sekitar tempat tinggal kamu "
" Oh yaaa .. asik gak sabar deh nunggu mama dan papa kesini "
" Sampai ketemu akhir pekan ya nak, baik baik . Assalamualaikum"
" Walaikumsalam "
Orang tua sebaik ini kok bisa melahirkan manusia tak berperasaan macam Mas Imron, batinku
**
Seperti yang telah mama ucapkan tempo hari.
Akhir pekan ini pun mama berkunjung kerumah dan yang tak ku sangkan mama dan papa akan berada disini selama empat bulan
Itu artinya aku dan mas imron harus berpura pura sebagai sepasang suami istri yang saling cinta
Dan itu artinya aku tak bisa menyembunyikan kehamilanku pada mereka
Seperti biasa setiap pagi aku selalu mengalami morning sickness
Dan mas imron tetap seperti itu, tak acuh pada kondisiku
" Kamu kenapa Nit" tanya mama menghampiri
" Gak papa ma, mungkin masuk angin " ucapku sambil menahan mual
" Gak mungkin, kamu pasti hamil ini " tebak mama
" Papaaaaa " mama berteriak
" Apa sih ma ? " Ucap papa
" Kita akan punya cucu "
" Nita hamil ? " Tanya papa
" Gak, nita cuma masuk angin"
" Daripada menebak nebak lebih baik sekarang periksa ke dokter saja untuk lebih jelasnya" saran papa
Aku, mama dan mas Imron pun menuju ke rs terdekat di tempatku
Sepanjang perjalanan mama terus menceritakan bagaimana senangnya mama akan menerima cucu, mama akan menimang nimang dan mungkin setiap hari akan vidio call
Mama sangat antusias dan yakin kalau aku hamil
Sangat berbanding terbalik dengan sikap dingin anaknya
**
Dokter pun menjelaskan secara rinci bahwa kandunganku sudah memasuki usia dua minggu
Setelah menerima vitamin kami pun meninggalkan ruang praktek kedokteran tersebut
Perjalanan pulang mama mengajak untuk mampir ke supermarket
Dan dapat ku tebak mama membelikan aku s**u hamil, macam macam buah dan sayuran dan tak lupa cemilan
Kata mama orang hamil itu cepat lapar
Sesampainya dirumah, mama mulai mengolah sayuran untuk ku makan dan membuatkan aku jus
Ia sendiri yang mengantarkannya ke kamarku
Namun baru saja aku akan meminum jus alpukat yang mama buatkan
Perut ini dengan cepat mengeluarkannya
Mama dengan sigap memijat belakang leherku dan mengoleskannya minyak angin untuk meredahkan mual ku
" Imron cepat buatkan s**u hamil yang ada di meja " perintah mama
Mas imron tampak malas membuatkanku s**u hamil, setelah s**u itu tersedia ia menaruhnya di pinggir ranjangku
Mama yang mengetahui perilaku mas imron segera mencewer kuping mas imron
" Bukan begitu cara memperlakukan wanita terlebih istrimu lagi hamil "
Mama mengubah posisi tubuhku yang semula tidur kini jadi duduk, ia dengan telaten menyuapkan s**u kepadaku
Kata mama s**u hamil dapat meredahkan gejala mual pada kehamilan trimester pertama
Mama pun menyuruh mas imron untuk memijat kakiku
Mas imron tampak ragu untuk sekedar memegangku
" Kayak kemanten baru saja pakek ragu ragu " kata Mama
" Yang cekatan begini loh ron" gerutu mama
Ya ragu ragu jelas kami tak pernah bersentuhan secara sadar , mas imron melakukan itu dalam keadaan setengah sadar
Misal malam itu mas imron tidak dalam kondisi mabuk mungkin hingga saat ini aku tak akan hamil
Kehamilanku sangat di manja oleh mama dan ibu
Dan mempertahankan janinku bukanlah tanpa alasan
Ia akan tetap tumbuh di penuhi banyak cinta dari ibu dan kakek neneknya
**
(Flashback off)
" Mau berapa lama berdiri disitu? " Ucap mas imron membuyarkan lamunanku
Aku yang tersadar, melangkahkan kaki mendekat ke ranjang tempat mas imron berbaring
Apakah kejadian malam itu akan terjadi lagi malam ini
Apakah lagi aku akan merasakan pelukan itu meskipun aku tahu ia memelukku dengan nafsu bukan dengan cinta
" Kamu tidur atas, aku tidur bawah" ia segera beranjak sambil menata bed cover di bawah
Seolah tahu fikiranku ia seperti menghindar dariku
Ya itu lebih baik daripada kami melakukan kesalahan yang akan di sesali suatu hari nanti
**
Ku tatap wajahnya yang teduh
Tak dapat ku pungkiri bahwa mas imron memiliki wajah yang sangat manis, aku yakin siapapun yang melihatnya akan berfikiran sama sepertiku
Subuh berkumandang, saat ku lihat bawah tak ada sosok mas imron
Ku jelaskan lagi pendengaranku dan ya tak ada kehidupan di dalam kamar mandi
Aku segera bergegas menuju kamar mandi untuk membasuh muka
Tetapi saat aku akan membuka pintu kamar mandi , pintu itu terbuka sendiri dan
Aaaaaa ……