Turunan Mbah Mizone

1332 Kata
" Menurut kamu enaknya kita makan dimana ya, Bu?" tanya Aldi sambil menyalakan mesin mobilnya. Bunga yang ditanya hanya diam karena pikirannya teralihkan pada pada panggilan ‘Bu’ berasa suami istri aja! " Terserah Bapak aja, saya mah ngikut." " Kamu masih suka makan ayam serundeng di SPG itu kan? Kita makan disana aja ya, udah lama juga saya engga kesana." " Bapak tahu dari mana saya suka makan disitu?" " Saya sering lihat kamu hampir tiap hari makan disitu sepulang sekolah." " Ingatan bapak kuat banget ya padahal udah 17 tahun yang lalu." " Saya memang punya daya ingat yang kuat." ujar Aldi sambil tersenyum. ' Terus lo inget kagak apa yang udah lo lakuin sama gue? Perasaan gue belum pernah dengar kata maaf langsung dari mulut lo!! ' teriak Bunga dalam hati. " Oh bagus dong daya ingatnya kuat Pak." " Kemarin Hana nanyain kamu, dia ngajakin kamu buat gabung makan malam besok lusa di rumah saya, kamu ada acara?" " Sa-saya engga bisa, orangtua saya engga kasih izin saya pergi malam-malam." tolak Bunga cepat. Aldi tergelak. " Seriously? Kamu kan sudah bukan anak kecil Bu." " Buat orangtua saya, saya masih dianggap anak kecil." Aldi menghela napas. " Oke no dinner , kalau lunch gimana? Hari minggu?" Bunga berusaha tidak menggeram kesal. " Hari minggu acara saya full Pak." " Acara apa?" Bunga terdiam dan berpikir cepat untuk mencari alasan, pasalnya hari minggu adalah waktunya bermalas-malasan dengan menonton drama korea atau kartun. " Undangan?" jawab Bunga yang lebih mirip dengan nada bertanya. Aldi tertawa mendengar jawaban Bunga. " Oke, hari minggu saya jemput kamu buat lunch bareng ya." Bunga mendesis. " Saya kan udah bilang kalau saya sibuk ke undangan Pak, apalagi awal bulan kayak gini musim kawin." " Ini cuma perasaan saya atau memang fakta, kok saya ngerasa kamu kayak engga suka sama saya. Saya juga sering ngeliat kamu menghindari saya. Saya punya salah sama kamu, Bu? " ' Bukan perasaan lagi tapi gue engga mau ketemu lo malah?! ' teriak Bunga dalam hati, namun ia menampakkan senyum terpaksa pada Aldi, bagaimanapun juga manusia berbatang disebelahnya ini adalah atasannya, bisa gawat jika Bunga dipecat. Mana sudah menjadi perawan tua, pengangguran pula, apa kata tetangga? " Engga kok Pak, itu perasaan Bapak aja. Buktinya sekarang saya mau makan siang sama Bapak." Aldi mengangguk dan bergumam. " Yaa mungkin perasaan saya saja ya." ... " Gimana tadi lunch sama Pak Bos? Makan di restoran mana?" tanya Ayu begitu Bunga duduk di kubiknya. " Restoran pale lo! Gue makan ayam SPG di balong gede." " What? Wah itu si Bapak bos pelit apa begemana? Gue kira dia ngajak Mba makan di restoran mahal yang harga nasinya aja 50rb, lah ternyata di bawa makan tenda biru yang harga paketannya 18rb. Sabar ya Bu." ledek Ayu. " Berisik lo." Bunga mengernyitkan muka menatap kantung plastik putih yang berada di atas mejanya. " Apaan nih?" " Titipan dari Taufik buat Mba, tadi dia kesini pas Mba keluar." Bunga membuka isi plastik itu dan tersenyum sumringah melihat cup pempek favoritnya. " Dia sengaja bawaan ini, Yu?" Ayu mengangguk dan kembali fokus pada layar monitornya, ia melirik sekilas Bunga yang tengah membuka tutup cup tersebut. " Bukannya Mba baru makan ya?" " Pempek kalau dimakan dingin kurang sedap." jawab Bunga riang. " Gue kok kasihan ya sama lo Mba, yang satu ngajak makan lo di warung tenda, yang satu ngasih Mba pempek yang harganya sepuluh rebuan. Mba jadi manusia murah bener ya?" " Usia gue udah engga cocok jual mahal, lagipula yang mahal belum tentu nikmat. Gue pernah tuh beli indomie di cafe terkenal harganya 60 rebu, eh beres makan gue ngedumel engga ikhlas, daripada gegayaan makan mie di cafe mending gue nyeduh sendiri pakai telor sama cengek. 60rebu gue bisa beli mie satu dus!" Ayu tertawa mendengar jawaban Bunga. " Tapi bener lho, gue juga sama kayak Mba. Awalnya aja pengen dibilang keren sambil foto makanan di tempat beken, eh giliran dikasih struk boro-boro inget buat upload, yang ada gue nyesel apalagi kalau kejadiannya pas akhir bulan." ... Nyemilin biskuit marie sambil dicelupin ke minuman energen apalagi pas cuaca lagi gerimis seperti ini memang pilihan yang paling pas untuk Bunga. Cuma ada yang kurang, engga ada d**a sandarable yang menjadi pemanis disebelah, maklum jomblo dari lahir jadi bawaannya baper terus apalagi kalau tiap hari diungkit jodoh sama orang sebelah ya bawaannya bukan baper lagi tapi laper pengen cepet di kawinin. " Udah malam Kak, belum tidur kamu?" Tanya Mama menghampiri Bunga. Bunga menghela napas pelan, tahu jika maksud kedatangan Ibunya bukan untuk sekedar mengingatkan, apalagi sekarang masih jam 8 malam. Lah, memang Bunga anak SD yang beres Isya langsung tidur. Satu.. Dua.. Tiga.. Ceramah Mama dimulai, yuk jamaah dengarkan ceramah Mama Ani. " Kemarin Mama main ke rumah ua Sri sama Papa. Kamu tahu engga kalau Dinda anak bungsunya Ua Sri Insya Allah minggu depan mau lamaran, engga nyangka ya itu Dinda, padahal usianya baru 23 tahun.. Baru lulus kuliah. Kamu kapan Kak mau nyusul? Mama udah engga sabar pengen cari kebaya seragam buat keluarga, apalagi akhir tahun ini ada acara kumpul keluarga, kan enak kalau sebelumnya kamu udah nikah. Ka, usia kamu itu udah 35 tahun, Nuri yang masih 29 tahun aja anaknya udah tiga, memangnya kamu engga mau punya keluarga sendiri kayak saudara-saudara kamu? Menikah itu Ibadahnya besar lho Kak.. Pahalanya jangan ditanya, penyempurna Agama. Kamu punya keturunan, Insya Allah sampai akhir hayat ada yang doain kamu." cerocos Mama tanpa titik, koma ataupun kata seru membuat Bunga menahan napas mendengarnya, bukan apa-apa, Bunga salut aja dengan kemampuan Mama berpidato yang lancar tanpa teks, kayaknya kemampuan Mama ini melebihi Bapak Jokowi dalam berpidato. " Iya Ma, Kakak juga mau nikah, punya anak, tapi kan sampai sekarang emang belum ketemu aja jodohnya." " Kamu mau engga Mama jodohin sama pak RT kita? Pak Samsul? Istrinya baru meninggal 4 bulan yang lalu, dan kayaknya pak Samsul lagi cari istri baru." ucap Mama antusias. " Lah Pak Samsul kan usianya udah 50an kan Ma? Atuh mau jodohin teh kira-kira Ma, masa Kakak dinikahin sama duda yang anaknya udah pada nikah, bukannya nyandang status istri malah loncat jadi nenek." gerutu Bunga. " Yah anggap aja bonus langsung dapat cucu. Apalagi Pak Samsul kan punya tanah luas di garut, juragan domba lagi! Kan lumayan Kak pas lebaran haji bisa qurban domba tiap tahun." " Kenapa engga sekalian sama Pak haji Agus teman Papa yang punya peternakan sapi Ma? Lebih mahal sapi dari pada Domba." " Kamu mau sama Pak Agus? Kalau mau Mama bilang ke Papa, kebetulan Pak Agus juga baru cerai sama istrinya." Bunga melotot. " Mama yang bener aja, Kakak kan cuma bercanda! Kok nawarinnya sama duda mulu sih?" Mama terdiam namun ada rona merah dipipinya yang membuat Bunga menyipit curiga. " Kali ini siapa yang ngehasut Mama buat jodohin Kakak sama duda?" " Kemarin Abah datang kerumah, Abah bilang ke Mama kalau mau cari suami yang tepat buat kamu ya cari yang matang kayak duda gitu." ujar Mama malu-malu. Bunga mendesis, ia tahu siapa Abah yang dimaksud Mama ini. Kakak tertua Mama yang memang memiliki kemampuan menerawang masa depan, bahkan kemampuan Abah sering di gunakan oleh calon pejabat dan artis-artis. Meskipun begitu, Bunga tidak terlalu percaya dengan penerawangan Abah. Dulu, waktu SD Abah pernah menyuruh Bunga menggunakan baju merah ketika ia hendak karyawisata ke dufan, katanya warna merah membuat aura Bunga semakin tajam dan memberikan nasib baik. Mengikuti nasihat Abah, Bunga segera mengganti baju putihnya dengan kemeja merah. Namun, selama satu hari itu bukannya bernasib baik, Bunga malah bernasib sial seharian. Ia lupa membawa bekal makan, ia menjadi satu-satunya murid yang menggunakan baju merah padahal jelas-jelas dress code nya putih dan yang paling membuat Bunga geram, ia tertinggal bis karena keasyikan menonton konser penyanyi di dufan sehingga orangtua Bunga harus menyusul dan menjemput Bunga malam-malam. Sekarang Abah menyuruhnya menikah dengan duda? Bah! Memangnya stock laki-laki lajang di dunia ini sudah tidak ada? Bunga tidak mau menuruti perkataan Abah, kapok! Dasar turunan Mbah mizone, dukun palsu!  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN