Happy reading..
****
Setelah memakan perjalanan cukup jauh akhir nya Ratna sampai juga di tempa tujuan nya.
"Assalamu'alaikum, mbak Siti aku Ratna mbak." Panggil Ratna di depan rumah kontrakan yang bisa di bilang kecil ukurannya.
(Assalamu'alaikum, kak Siti aku Ratna kak)
Setelah tadi Ratna naik mobil dia langsung menelepon mbak Siti untuk di beri alamat kontrakannya mbak Siti.
Dan sekarang Ratna sudah di depan kontrakan nya itu.
"Loh mbak Siti kemana ya? Kok sepi. Assalamualaikum mbak." Lanjut Ratna lagi.
"Walaikumsalam Ratna. Kamu udah sampai to," ucap mbak Siti yang gak tau habis dari mana. Dia langsung meluk tubuh kecil Ratna.
"Oalh lah iki to wonge, tak panggilin dari tadi kok gak nyaut."
(ya ampun lah ini orang nya, tak panggil-panggil dari tadi kok gak denger)
"Hehe.. Maaf tadi mbak abis dari warung beli Lombok," ucap Siti sambil cengengesan.
(hehe.. Maaf tadi kakak abis dari warung beli cabe)
"Ayok masuk dulu Ratna, pasti kamu capek." Ratna pun menganggukinya.
"Ayok mbak." Ratna yang mengikuti di belakang Siti.
"Wes kwe istirahat deset, iki kamar mu. Mbak mau masak dulu," ucap mbak Siti.
(udah kamu istirahat dulu, ini kamar kamu. Kakak mau masak dulu)
"Iyo mbak, makasih banget lho mbak." Ratna yang merasa tidak enak hati.
(iya kak, makasih banyak loh kak)
"Wes to ora usah dipikiri, koyo karo sopo wae kwe lah," gumam SIti sambil terkekeh.
(sudah to gak usah di pikirin, kaya sama siapa aja lah)
"Wes yo mbak arek meng dapur deset." Lanjutnya dan berpamitan untuk pergi ke dapur.
(udah ya kakak mau ke dapur dulu)
*****
"Kamu ngerasa panas nggak si dino iki Rat?" Tanya Siti.
(kamu ngerasa panas tidak hari ini Ran?)
"Iyo mbak Ratna dari tadi kepanasan." Jawab Ratna sambil menyibakan tangannya di samping wajah.
(iya kak Ratna dari tadi kepanasan)
"Yaudah di idupin aja itu kipas angin di samping mu." Tunjuk Siti ke kipas angin di samping Ratna.
"Loh piwe iki mbak? kok ora jalan. Padahal wes di colok ne," ucap Ratna yang sudah panik.
(loh gimana ini mbak? kok gak bisa jalan. Padahal sudah di colokin)
"Iyo pantes ora jalan lah Ratna, nang kwe ora di pencet tombole." Tunjuk Siti ke tombol kipasnya.
(ya pantes enggak jalan lah, sama kamu gak di pencet tombol nya)
"Oalh. Terus piwe iki mbak? Mencet seng endi?" Tanya Ratna yang kebingungan.
(lah terus gimana ini kak? Pencet yang mana)
"Yang itu, iya itu."
"Hehe.. Wajar lah mbak, aku ora ngerti gon koyo ngene." ucap Ratna sambil nyengir.
(hehe.. Wajar lah kak, aku gak ngerti soal kaya gini)
"Oh iyo mbak, aku wes di bilangin ke sekolahan nya kan? Yang masalah aku arek kerjo nang kono?" Tanya Ratna.
(oh iya kak, aku sudah di bilangin ke sekolah nya kan? Yang masalah aku mau kerja di sana)
"Iyo wes tak omongno nang sekolahan." Jawab Siti sambil memegang pundak Ratna.
(iya udah tak bilangin ke sekolah)
"Iyo mbak."
"Mulai besok kita berangkat kerja ya," ucap Siti
"Asyiap" Jawabnya dengan penuh semangat.
******
Ratna pov
Aduh kok rasa nya udah deg-deg kan aja. Kaya mau wawancara, padahal si gor tukang bersih-bersih kampus tok.
(aduh kok rasa nya udah mau copot jantung nya. Kaya mau wawancara, padahal cuma tukang bersih-bersih kampus doang)
Tapi alhamdulillah, aku bersyukur banget masih ada yang mau nerima aku kerja di kota.
"Ratna, udah siap belum? Yok berangkat." Panggil mbak Siti.
"Iya mbak iki aku wes siap," ucapku yang keluar dari kamar.
(iya mbak ini aku wes siap)
(Setelah mereka sampai di depan gerbang kampus)
"Masyaallah mbak, iki sekolah opo istana iki lho mbak? Kok gede tenan yo mbak." Mohon maaf netizen, aku ndusun yo hihi...
(Masyaallah kak, ini sekolah apa istana loh kak? Kok besar amat ya kak)
"Iya yang punya aja orang nya kaya banget lho." Jawab mbak Siti.
"Wih coba aku iso kuliah nang kene, mesti aku bangga banget," ucapku ngawur.
(wih coba aku bisa kuliah di sini, pasti aku bangga banget)
"Yaudah ayok Ratna kita harus kerja dulu."
"Iya mbak ayok."
-------------
Author Pov
"Ratna kamu kebagian bersihin bagian belakang situ Ratna," ucap mbak Siti sambil menunjuk ruangan yang paling pojok dan agak sempit.
"Belakang yang agak gelep itu yo mbak?" Tanya Ratna.
" Iyo."
"Yaudah aku kesana ya mbak." Pamitnya dan tidak lupa membawa sapu dengan alat bersih-bersih lainnya.
"Ya allah kok iki banyak banget yo sampahe, padahal dari luar wuapik tenan," ucap Ratna sendiri.
(ya allah kok ini banyak banget ya sampah nya, padahal dari luar bwagus banget)
"Bekas rokok, botol-botol alkohol koyo ngene berserakan." Lanjutnya lagi.
(bekas putung rokok, botol-botol alkohol kaya gini berceceran)
Ketika Ratna sedang asik membersihkan tempat itu tiba-tiba ada seorang dosen yang datang dan menyapa gadis itu.
"Kamu Ratna ya? Yang baru masuk kerja tadi?" Tanya dosen itu.
"Eh, ya benar pak." Ratna yang kaget pun langsung menoleh dan membungkukan badannya.
"Oh iya, tolong kamu bersihin sekalian ya atap-atapnya. Itu kan kotor banget tu. Udah lama gak pernah dibersihin." Perintah dosen tersebut kepada Ratna.
"Baik pak, akan saya bersihkan semuanya." Jawab Ratna sambil menunduk.
"Selamat bekerja di kampus kami ya Ratna," ucap dosen itu lagi kali ini dibarengi dengan tepukan dibahu Ratna. Yang membuat Ratna agak deg-degan dan sialnya dosen di depannya itu masih muda mungkin masih umuran 28 Tahun.
"Baik pak." Jawab gadis itu sambil mengeratkan tangannya pada gagang sapu yang dipegangnya.
Tidak hanya itu, dosen itu pun terkekeh melihat Ratna yang gemeteran karna habis disentuh tanganya. Ah siapa coba yang gak gemeteran, apalagi cuma ada mereka berdua di ruangan sepi dan gak minim penerangan.
"Apa perlu saya bantu mebersihkan?" Sialan Ratna malah diam saja, hingga suara dosen itu mengagetkanya lagi.
"Eh, ndak usah pak. Biar saya aja." Jawabnya sambil menahan malu.
"Baiklah kalau seperti itu, karna dari tadi saya perhatikan kamu diam saja," ucap dosen itu dengan tangan yang sudah dimasukan ke dalam celana bahannya.
"Maaf pak sebelumnya, saya mau mulai bersih-bersih dulu pak," ucap gadis itu dengan suara khas Jawa-nya (Medok).
"Hmm.." Dosen itu pun mengangguk-anggukan kepalanya.
Ratna yang salah tingkat sampai-sampai gak niat mau bersih-bersih. Dosen itu pun menyadari kalau gadis di depannya itu tidak nyaman sama sekali. Tak lama setelah itu, dosen muda itu pun pergi meninggalkan Ratna sendirian di ruangan pengap itu.
Akhirnya Ratna dapat bernapas dengan lega.
------------------