Sedangkan di lain tempat...
Mario Pov
Kenalkan nama gue Mario Virdani Dirgantara, cucu pemilik perusahaan dan sekolah Dirgantara. Siapa yang gak kenal sama keluarga Dirgantara? Orang terkaya di kota ini. Bukanya sombong, tapi memang kebetulan seperti itu haha.
Pagi hari yang sangat mengantukan buat orang kayak gue ini. Mungkin yang lain udah pada siap-siap buat ngampus, tapi kalo gue mending ngasur daripada ngampus.
Terserah gue mau telat juga, siapa yang mau marahin gue. Ya secara tu kan kampus punya kakek gue.
Eh sumpah kenapa ya kok kepala gue jadi pusing beneran. Mungkin ini efek terlalu minum banyak. Biasa lah anak muda jaman sekarang. Mumpung masih muda ya nggak?
Tapi gue jarang-jarang ya mabuk kayak tadi malem. Gue sampek nggak kuat cuma mau angkat botolnya lagi. Hehe.. Terlihat lebay anda bung.
Tiba-tiba seorang wanita yang sangat cantik, berjalan ke arah ku dan duduk di tepi ranjang. Siapa lagi kalo bukan mama gue.
"Rio bangun sayang, udah siang nak," ucap nya
"Eh ada mama cantik," ucap gue, sambil goda mama. Tapi ya ujungnya percuma juga mama gak bakal kecantol sama godaan recheh gue.
"Gak usah gombalin mama, mama gak bakal kecantol sama recehan kamu Mario." Tuhkan baru juga gue bilang, mama tuh cuma kegoda sama rayuan papa. Canda papa.
Gue yang denger otomatis merengut lah
"Kepala Mario mendadak pusing banget ma." Yaelah berusaha dulu kali ya.
"Mario gak usah alesan, ayo cepet mandi." Mama gue sudah mulai geram ni agaknya.
"Ah gak mau lah ma, Mario capek banget asli." Gue masih ngeyel aja
"Kalok kamu nggak mau berangkat ngampus, kalo gitu anter mama ketemu temen-temen mama."
Oh s**t!
Gue gak lagi salah denger kan? Suruh ngater? Ketemu temen-temen mama yang super genit-genit itu? Oh penawaran sialan.
"Eh Mario lupa, kalo hari ini ada ujian praktek," ucap gue bohong.
Daripada suruh nganter, gue si ogah. Belum lagi temen-temennya yang genit minta ampun. Dih gue gak bisa bayangin kalo gue beneran diunyel-unyel.
"Nah gitu dong. Mama tunggu kamu di meja makan ya." Dia langsung beranjak pergi dari kamar gue
"Iya ma." Jawab gue sambil menggaruk-garuk tengkuk.
-----------------
Author Pov
Tampak segerombol cowok yang sedang berbincang sambil berjalan menuju ke ruangan yang tadi sedang dibersihkan oleh seorang gadis yang bernama Ratna. Sesekali mereka akan melemparkan lelucon untuk saling mem-bully salah satu temanya.
"Eh lu tu ya, tadi malem mau bunuh diri apa gimana si Yo," Gilang, temen Mario sedari embrio.
"Cuma karna di tinggal Devi ke Amrik sampek segitu nya," ujar Bima
"Tobat lho Yo, deketin Devi yang udah ninggalin lo," ucap temenya yang satu lagi si Rian.
"Diem lah lo semua, kesel gue," ucap Mario sambil menyesap rokok.
"Hahahaha.." gelak tawa dari ketiga sahabat nya.
Di sisi lain Ratna yang mendengar ada orang yang sedang menuju ke tempat nya, langsung saja pandanganya menuju pintu masuk ruangan. Benar saja pintu pun dibuka oleh seseorang yang membuat orang di dalamnya terkaget-kaget. Karna sebelumnya pintu sengaja ditutup oleh Ratna agar tidak ada yang tahu ada dirinya.
Eh tiba-tiba ada seorang cowok yang lagi masuk ruangan yang masih di bersihin sama Ratna. Dan sial nya pas Ratna membersihkan sawang yang ada di atas jatuh tepat di atas rambut cowok itu. Ratna yang lagi naik ke kursi tinggi, otomatis langsung meringsut ketakutan.
"g****k!" Teriak cowok yang baru saja kejatuhan sawang itu, yang ternyata adalah Mario.
"Eh maaf mas, saya ndak tau kalok ada mas nya yang mau masuk," ucap Ratna yang sambil meraih rambut Mario untuk dibersihkan.
"Gak usah pegang-pegang rambut gue setan! Tangan lo kotor b**o," ucap nya sambil meraih sawang yang ada dirambutnya sendiri.
"Tangan banyak kuman nya gitu juga." Lanjut Mario sambil melirik tangan Ratna yang penuh debu dan kotor. Yah kali ini Mario benar.
"Maaf mas, saya ndak tau kalo masnya mau masuk kesini. Saya kira ndak ada orang yang mau masuk kesini," ucap gadis itu sambil turun dari kursi tinggi itu.
Sedangkan ketiga temenya hanya cengengesan melihat Mario yang mulai emosi.
"Maaf-maaf, kira lu gue mau maafin lu." Mario yang nambah ngegas aja.
"Iya mas, setidaknya saya sudah minta maaf ke Mas nya. Masalah mas mau maafain atau ndak itu hak mas." Eh malah ceramah nih bocah.
"Ngomong apaan si lo?" Saut Rian sambil berkacak pinggang.
'Ya allah baru sehari kerja aja udah banyak banget godaanya.' Batin Ratna.
"Siapa yang suruh lu bersihin ni ruangan?" Tanya Mario dengan wajah datarnya.
"Tadi saya disuruh bapak yang ada disana." Disana, maksud Ratna adalah kantor.
"Berani-beraninya lo ya," ucap Bima ke Gilang pelan yang masih bisa didengar oleh Ratna.
Gadis itu pun masih terdiam ditempat sambil menatap wajah keempat pria itu secara bergantian sebelum akhirnya pandanganya menunduk.
"Dari penampilanya si kayaknya dari kampung ni cewek," ucap Gilang yang diangguki oleh Rian dan Bima.
"Sudah gue duga dari tadi, kelihatan dekil dan gak terawat," ucapan Mario yang benar-benar menohok hati gadis di depanya itu.
sedangkan gadis itu hanya diam sambil terus menunduk.
"Oh gue paham, mungkin dia sengaja migrasi karna orang tuanya gak bisa biayain." Lanjut Mario dengan mengejeknya.
"Emang orang tua saya ada masalh apa sama mas? kok jadi bawa-bawa orang tua saya." Kali ini Ratna tidak tinggal diam oleh perkataan Mario yang sudah mebawa-bawa nama orang tuanya.
"Wah berani jawab omongan gue ya?" Mario masih tetap dengan wajah datarnya.
"Kenapa harus ndak berani? kita sama-sama manusia juga," ucap Ratna dengan polosnya.
"Boleh juga nih cewek," ucap Gilang sambil menaikan kedua alisnya.
"Lo tu cewe gak tau diri, ngaca dulu kalo mau ngelawan gue. Sialan." Mario mulai geram dengan Ratna.
"Emang mas siapa? presiden?"
"Kurang ajar lo ya setan!" Mario yang hendak memukul Ratna yang buru-buru dicegah oleh ketiga temenya.
"Sabar Yo, bukan tandingan lo yang beginian," ucap Bima
"Iya mas, emang aku orang ndak punya mas. Tapi ndak usah seperti itu Juga mas."
"Ya emang kenyataan nya kan? kamu dari kampung?" Tanya Rian.
"Memang saya dari kampung, tapi saya kerja di kota buat cari uang yang halal mas. Saya gak bisa diam ketika orang tua saya dihina begitu saja," tutur gadis itu.
"Siapa suruh mau jadi orang Kampung," ucap Mario
"Tadi mau saya bersihin gak mau, lah malah sekarang mas nya malah marah-marah to," ucap Ratna
"Ah bacod lu, minggir," ucap Mario sambil mendorong tubuh Ratna sampai jatuh.
'Kasar banget to." Batin Ratna
Mario pun melenggang pergi diikuti oleh ketiga temenya itu. Tak ada satu pun diantara mereka yang mau membela Ratna.
-----------------