bc

Can't You See Me? (Indonesia)

book_age18+
4.2K
IKUTI
42.8K
BACA
love-triangle
age gap
goodgirl
independent
confident
inspirational
sweet
bisexual
love at the first sight
like
intro-logo
Uraian

"Devani Widjaja."

Gadis itu kemudian menjabat tangan Bram dan memberikan senyumannya.

"Bramantyo Wiguna. Biasa dipanggil Bram. Your future husband."

"Sorry?" Vani mengernyitkan keningnya.

Bram pun tersenyum menatap gadis itu masih dengan keadaan berjabatan tangan dengan Vani.

chap-preview
Pratinjau gratis
Prolog
Vani menutupi dadanya dengan panik seraya keluar dari ballroom hotel. Gadis itu sungguh menyesal mendengarkan saran dari Risa untuk mengenakan gaun seperti ini. Gaun itu terus saja melorot sehingga hampir menampilkan dadanya. Keadaan yang sungguh membuat Vani merasa tidak nyaman di kondisi seperti ini. Memang dirinya tidak salah kostum. Hanya saja pakaian yang ia kenakan, terasa terlalu terbuka dan justru membuatnya kini merasa risih. Ia melangkah mencari kamar mandi seraya menutupi dadanya dengan kedua tangan. Karena merasa panik, ia pun menabrak seorang pria berjas. "Maaf, Pak." Begitu melihat wajah lelaki yang ditabraknya, Vani merasa tidak asing.sehingga ia terdiam sejenak. Ia menatap wajah lelaki itu. "Temennya Devan, ya?" Bram tersenyum menatap gadis itu. Ia lantas menganggukkan kepalanya. "Iya, Kak Vani." Vani merasa sedikit canggung karena lelaki itu mengenal dirinya namun ia tidak mengenal lelaki itu. "Kita belum kenalan jadi aku nggak tau kamu siapa. Maaf, ya." "Kalo gitu kenalan sekarang aja, Kak." Bram kemudian mengangkat tangannya menanti dijabat oleh Vani. Vani menganggukkan kepalanya merasa setuju. Ia sering melihat lelaki itu namun belum pernah berkesempatan untuk berkenalan secara langsung dengannya. "Devani Widjaja." "Bramantyo Wiguna. Biasa dipanggil Bram. Your future husband." "Sorry?" "Kakak mau kemana keluar ballroom?" "Kamu undangan acara ini juga?" Bram menganggukkan kepalanya. "Mau ke toilet." Bram kemudian menatap gaun Vani sebentar yang terlalu terbuka. Ia lantas melepas jas miliknya dan memberikan kepada gadis itu. "Kayaknya Kakak butuh ini." Vani menatap jas itu dan sungguh berterima kasih dalam hati. Ia memang sangat membutuhkannya. Belum lagi jas itu terlihat cocok bila dipadukan dengan gaun hitamnya saat ini. "Nggak papa pake aja, Kak. Aku soalnya langsung cabut abis ini. Cuma dateng sebentar aja ngewakili Papa." Vani terdiam menatap jas yang diberikan oleh Bram. Bram sebenarnya bisa saja langsung menyampirkan jas tersebut di bahu Vani namun ia merasa itu adalah hal yang sangat tidak sopan. "Ini." Vani mengambil itu karena ia memang membutuhkannya hingga akhir acara mengingat dirinya harus berada disini hingga akhir. "Oke, terima kasih ya. Aku kembaliin secepatnya." Bram pun tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Oke, aku duluan ya, Kak." "Makasih ya, Bram."  "Hati-hati." Bram menganggukkan kepalanya. Ia lantas melangkah memasuki lift sementara Vani segera melangkah menuju toilet. Ia pun memakai jas itu untuk menutupi bagian depan tubuhnya. Sementara Bram yang kini berada dalam lift menatap langkah gadis itu di koridor seraya tersenyum. "See you soon, Van."

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Skylove (Indonesia)

read
109.4K
bc

The Perfect You (Indonesia)

read
290.2K
bc

Love Match (Indonesia)

read
173.4K
bc

The Prince Meet The Princess

read
182.0K
bc

Bridesmaid on Duty

read
162.2K
bc

You're Still the One

read
117.5K
bc

PEPPERMINT

read
370.0K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook