1. Membatalkan Pernikahan

1242 Kata
"Mina, apakah hubungan mu dengan Aqsa benar serius ?" ucap Mama kepada ku. Lagi-lagi topik pernikahan adalah ritual pagi yang tak terhindarkan, sebuah 'hot topic' abadi di meja makan. "Ya serius lah Ma, masa udah dua tahun menjalani hubungan pacaran nggak serius," suaraku bergetar, menahan gejolak yang memuncak di d**a. Kalimat Mama barusan seolah terkesan meremehkan hubungan kami seolah ucapannya barusan meruntuhkan segalanya. "Ini bukan sekadar angka Ma, tapi hari-hari yang kami lalui. Dua tahun bukan waktu yang sebentar, dan kami tentunya serius dalam hubungan ini, Ma." Ucap ku kembali dengan menegaskan kembali tentang hubungan ku dengan Mas Aqsa. Aku menatap mata Mama, berharap beliau bisa melihat ketulusan yang ada. Bagiku, dua tahun itu adalah jejak tawa yang kami bagi, air mata yang kami hapus, dan janji-janji yang kami rajut. Setiap detik adalah kenangan yang berharga untuk ku dan Mas Aqsa. Cinta kami bukan hanya sebatas status, tapi sebuah komitmen yang tumbuh dan berakar. Kini, aku berharap Mama bisa melihatnya, bukan hanya sebagai hubungan yang main-main, tetapi sebagai keseriusan yang ingin kami bangun bersama seperti yang kami harapkan. Kami punya Mimpi tentang masa depan kami berdua. Mama terdengar menghela napasnya. "Kalau serius kapan kalian akan menikah Mina ?" Mama mulai lagi deh, selalu pembicaraannya tentang menikah. Batin Mina kesal. "Mina nggak tahu Ma, Jangan desak-desak aku terus, Ma. Aku juga mau tapi namanya jodoh di luar kendaliku. Aku nggak bisa ngapa-ngapain, pasrah aja sama takdir !, karena jodohkan Tuhan yang mengatur semuanya Ma..!" Ucap Mina sarkas. "Ya Mama tahu itu, Mama pengen anak Mama secepatnya menikah biar tidak lama-lama pacarannya, lagian pacaran sesudah menikah bisa juga nanti, bilang sama Aqsa begitu, apa salahnya Mina kasih kode duluan sama Aqsa biar Aqsa peka kalau Mina ingin menikah sama Aqsa. Pacar mu itu terlalu sibuk di rumah sakit hingga dia lupa arah hubungan kalian akan dibawa kemana." " Ya ampun Ma, nggak mungkin juga Mina bilang sama Mas Aqsa. Mas ayo nikahin aku segera. Ya Malu lah Ma, aku nggak mau seperti itu terkesan Mina yang ngebet pengen nikah. Pokoknya Mina tunggu saja di lamar sama Mas Aqsa. Mina tidak akan ngomong seperti Mama bilang barusan, Mau tarok dimana muka Mina." "Nggak papa Mina, kan menanyakan baik-baik, apa salahnya untuk memperjelas kan bagaimana hubungan Mina kedepannya sama pasangan, wajar aja sih Mina bertanya." Mina Menghela napasnya ucapan Mama nya tadi pagi membuat dia jadi kepikiran. Dia kembali menatap dirinya di depan cermin, dengan Gaun navy blue sederhananya memeluk tubuh dengan anggun, jilbab yang senada menambah kesan manis sekaligus dewasa. Namun, bukan tampilan luarnya yang membuat jantungnya berdetak kencang, melainkan fakta bahwa malam ini, ia akan makan malam bersama Aqsa. "Mina udah siap nggak ?" Aqsa udah nunggu lama tuh. Mama Menghampiri aku di kamar. "Ya ampun cantik banget sih anak Mama." "Makasih Ma." Mina Tersenyum. "Ingat Min, yang Mama bilang tadi pagi kasih Kode sama Aqsa." "Ya Ampun Ma, masih dibahas juga yang tadi ? Udah ah aku mau pergi dulu." "Hmm, Ingat jangan pulang larut malam." "Iya Ma." Mina Semoga aja benar Aqsa orang yang tepat untuk menjadi pasangan mu Nak. Batin rianti menatap punggung Mina dan Aqsa yang berjalan ke arah mobil Aqsa. Mina tidak menyangka dengan kesibukannya Mas Aqsa jalani dia sempat-sempatnya mengajak Mina dinner Malam ini, mengajaknya ke restoran mewah. Kami berdua bercerita banyak hal dari soal pekerjaan hingga perjalanan cinta kami berdua. Aqsa tiba-tiba berlutut. Kotak beludru di tangannya terbuka, memperlihatkan kilauan berlian di dalamnya. "Apakah kamu mahu menikah dengan ku Yasmina Claudya ?" Suara Aqsa terdengar tenang dan penuh harapan, namun di matanya terpancar kegugupan yang tidak bisa ia sembunyikan. Untuk sesaat, Mina tidak bisa berkata apa-apa. Jantungnya berdebar kencang. Dunia seolah berhenti begitu saja dengan ucapan sang kekasih barusan. Mina tidak menyangka dia akan di lamar oleh sang kekasih malam ini. Hanya ada Aqsa dan Mina di dalam restoran private ini Aqsa menatap Mina dengan tatapan penuh harapnya. Tapi kejutan ini begitu nyata, begitu mendadak dan begitu membahagiakan. Air mata Mina mulai menggenang di pelupuk matanya, dia merasa terharu akhirnya hubungan mereka berdua naik ke jenjang keseriusan. Ucapan tadi pagi dari Mama nya langsung di ijabah langsung sama Tuhan. Emang kekuatan doa luar biasa. "Mas Aqsa kenapa jadi mendadak begini ?" Ujar Mina basa basi. "Sengaja memberi mu surprise Mina, kita sudah menjalani hubungan pacaran selama dua tahun, tentunya tidak ada alasan lagi kita menunda untuk ke jenjang yang lebih serius lagi." Jantung Mina berdetak lebih cepat. Kata-kata itu, seperti mantra, dia sepemikiran sama dengan sang kekasih. "Bagaimana, Mina?" tanyanya lagi, suaranya kini dipenuhi harapan. "Apakah kamu mau menikah denganku? Aku sangat mencintaimu Mina. Kamu tahu sendiri kan bagaimana perasaan ku kepada mu." Mina masih diam. Dia menatap kilauan berlian itu, tetapi lebih dalam lagi, ia melihat keseriusan dan cinta yang terpancar dari mata Aqsa. Sebuah senyuman perlahan terukir di bibirnya Mina, senyuman yang penuh dengan kebahagiaan dan air mata yang masih menggenang. "Gimana Mina ?" Tanya Aqsa lagi. Dia mulai gelisah menunggu jawaban dari Mina dia sangat berharap Mina menjawab iya. Mina mengulurkan tangannya kepada Aqsa yang terlihat sedikit gemetar. Ia tersenyum begitu tulus. "Ya," bisiknya, "Aku mau menikah dengan mu Mas Aqsa, aku mau." Senyum bahagia terpancar dari wajah Aqsa di memasang cincin berlian di jari manisnya Mina. "Terima kasih sayang." Aqsa memeluk Mina, dia merasa bahagia akhirnya dia akan segera akan menikah dengan sang kekasih. Air mata itu lolos begitu saja di wajahnya ini merupakan air mata bahagia. Malam ini menjadi malam yang spesial untuk Mina, mereka berdua melanjutkan berbincang tentang pernikahan mereka ini, Aqsa juga memberi tahukan kepada Mina akan segera menemui kedua orang tuanya Mina untuk menyampaikan niat baiknya ini. *** Sudah dua Minggu berlalu, Mina sangat beruntung sekali ikatan janji suci akan segera dilaksanakan. Kini wajah cantik Mina terpancar bahagia setiap harinya. Berita tentang pernikahan Mina sudah terendus kemana-mana, baik itu di kampus maupun di kalangan sahabat Mina. Mereka berdua tidak menunda-nunda lagi hari bahagia ini. Sebentar lagi Mina akan menjadi Nyonya Aqsa seorang Dokter di rumah sakit swasta, dalam waktu dekat ini. Tujuh hari kedelapan ini, akan menjadi hari bahagia untuk Mina, Mas Aqsa akan mengucapkan janji suci pernikahan kepadanya. Mereka berdua sudah mempersiapkan semuanya, foto prewedding, Gaun pengantin bahkan undangan pernikahan pun sudah tercetak, tinggal mereka sebarkan lagi undangan itu rencananya besok akan mulai di sebarkan. Untuk lokasi pernikahan Mina memutuskan untuk mengadakan akad nikah di halaman rumahnya saja. Dia memilih outdoor wedding. Kecintaannya pada alam lah dia memilih konsep outdoor dengan dihiasi bunga-bunga dan tumbuhan hidup akan di pasang di tempat pernikahannya tersebut. Tiba-tiba suara telepon genggam milik Mina berbunyi menyadarkan Mina dari lamunan indahnya. "Mama Mika ?" Gumam Mina pelan. "Assalamualaikum Ma.." "Waalaikumsalam Min. Ada kabar Buruk Min ?" Mika langsung to the point kepada calon mantunya tersebut. "Hah, kabar buruk apa Ma jangan buat Mina takut." "Mina... , Aqsa tidak ada di rumah," suara Mama Mika parau. Napasnya terdengar tersengal, di antara isakan yang tertahan. Aku bisa merasakan setiap tetes air mata yang jatuh dari ujung telepon. "Maksudnya gimana Ma ?" "Aqsa sudah pergi, Nak. Dia... dia membatalkan pernikahan kalian." Suara isakan Mama Mika yang terdengar sangat jelas di telinganya Mina. Tubuhnya seakan kehilangan daya. Ponsel yang sedari tadi ia tempelkan di telinga, kini meluncur bebas, terjatuh ke lantai. Suara benturan yang terdengar hampa, tak sebanding dengan kekosongan yang tiba-tiba menguasai dadanya. "Tidak.. ini Tidak mungkin Mas Aqsa tidak akan melakukannya pada ku." Mina menjerit, tidak percaya apa yang di dengarnya ini kenyataan yang terlalu pahit untuk ia diterima. Air mata terus mengalir, membasahi pipinya. ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN