PROLOG
"Tega kamu Mas, Kamu menduakan aku dengan cara berpoligami ?"
...
Suara Mobil yang kukenal membuyarkan lamunanku. Dadaku berdesir hangat, sebuah denyutan rindu menyambut kepulangan suamiku malam ini. Dengan senyum yang tak bisa ku tahan, aku bangkit. Langkahku ringan, bergerak cepat menuju ambang pintu utama. Berniat menyambutnya dengan pelukan yang kubayangkan sepanjang hari. Namun, langkahku terhenti di ambang pintu.
Seorang wanita cantik, dengan rambut panjang yang berkilau dan senyum yang manis, berdiri di sampingnya menatap ke arah ku.
Maksudnya apa ini ? Batin Mina. Aku mengenali tas tangan yang ia tenteng, kalung mungil yang melingkar di lehernya, dan parfumnya yang menyeruak. Semua itu persis sama dengan ku hadiah yang diberikan Mas Sabil untuk ku.
Aku membeku, tak sanggup berkata apa-apa. Lidahku kelu, sementara hatiku berteriak pilu. Mas Sabil menatapku, Ia mencoba meraih tanganku, namun aku mundur.
"Mas Sabil maksudnya apa ini ?" dia mencoba mengusir pikiran negatif di otaknya, dia ingin mendapatkan penjelasan dari suaminya.
Dia benar sangat shock menyambut kepulangan suaminya pada malam ini, tiba-tiba Mas Sabil membawa wanita cantik yang ternyata selama ini selalu dekat dengannya di kantor. Dengan tanpa berdosanya sama sekali bahkan wanita itu memancarkan wajah bahagia. Sang suami dengan tega membawa wanita lain ke rumah ini tanpa persetujuan dari ku.
Hatiku perih melihat pemandangan di depan mataku ini. Tangan yang dulu selalu menggenggam ku, tangan yang selalu memberiku rasa aman, kini beralih menggenggam tangan wanita lain. Jemari Mas Sabil bertaut erat, seolah tak ingin melepaskannya, dan di tangan satunya sebuah koper besar berdiri kokoh, seakan menjadi saksi bisu dari keputusan yang telah dibuat.
"Mas ini maksudnya apa? Aku butuh penjelasanmu?" Suaraku parau, namun menggema. Aku menuntut jawaban, tak peduli jika itu akan menghancurkan ku. Namun, Mas Sabil hanya menatapku dengan mata yang penuh rasa bersalah, sementara wanita di sampingnya menunduk, seolah tak berani menatapku lagi.
"Aku sudah menikah dengannya, Gita Larasati."
Empat kata itu...! empat kata yang Mas Sabil ucapkan, bagai petir yang menyambar.
"Apa kata mu Mas.. ! " Ssudah menikah. .? " Ucapku sambil terbata-bata hingga aku memegangi d**a ku sendiri.
"Kamu sudah menikah Mas ?" saking tidak percayanya, aku sampai mengulang pertanyaan itu kembali.
Sabil mengangguk.
"Tega kamu Mas, ini maksudnya Kamu menduakan aku dengan cara berpoligami ?. Kamu menikah lagi tanpa persetujuan dari ku."
Sabil mengangguk.
Detak jantungku yang tadi bergemuruh, kini seolah berhenti. Seluruh darah di tubuhku terasa membeku. Aku ingin berteriak, aku ingin menangis, namun tak ada satu pun kata yang keluar. Dunia ku seketika Runtuh. Kakiku lemas, tak sanggup lagi menopang tubuh yang remuk redam. Semua janji, semua cinta, semua tawa yang pernah kami bagi, kini tak lebih dari debu yang diterbangkan angin.
Aku tahu tidak ada persyaratan harus mendapatkan izin dari istri jika hendak menikah lagi, terkait itu tentang pandangan fikih tentang suami yang berpoligami tanpa persetujuan dari istrinya tersebut. Dalam pandangan fikih tanpa izin istri diperbolehkan. Tapi tetap aja istri mana yang akan setuju suaminya memiliki istri selain dirinya.
Siapa yang terima kenyataan mendadak begitu saja, tidak ada perempuan yang akan senang menerima suaminya berbagi hati untuk orang lain dengan mendadak seperti ini.
"Ya Tuhan, Mas.." Mina benar speechless dia langsung menangis, air mata yang dia tahan meluncur dengan bebasnya.
"T-tega kamu sama aku Mas.. !" Mina sesenggukan, dia memukul-mukul pelan dadanya mengusir sesak di dalam sana.
"Sayang, dengerin aku dulu."
"Stop jangan coba-coba kamu menghampiri ku Mas."
"Sayang, tolong dengerin Mas dulu."
"JANGAN MAJU BRENGSEK.. !"
Mina meninggalkan Mas Sabil yang berdiam membeku bersama wanita yang baru di akui istrinya di hadapan ku barusan.
Tentu saja Sabil kaget dengan ucapan Mina barusan, baru kali ini Mina menaiki suaranya kepada dirinya, selama ini Mina sangat menghormatinya sebagai suami dia tidak pernah berkata kasar seperti ini apakah Mina benar marah kepada ku.
Mina berlari menuju ke kamarnya.
"Pernikahan yang dia kira akan selalu baik-baik saja ternyata hancur begitu saja. Tega sekali Mas Sabil mengkhianati cintanya."
Air mata Mina mengalir begitu saja tanpa bisa di cegah.
"Mina. Tolong dengerin penjelasan Mas dulu sayang ?"
"Tidak perlu di jelaskan lagi Mas." Ucap Mina lirih.
"Sayang please dengerin Mas dulu, Mas punya alasannya."
"Aku nggak mau mendengarkan penjelasan mu Mas tetap aja kamu berhasil menyakiti perasaan ku dan jangan ganggu aku Mas, aku pengen sendiri dulu. Dan selamat atas pernikahan mu Mas."
"Sayang Please kamu harus tahu alasan Mas melakukan ini. Mas janji akan adil sama kalian berdua "
Mina membungkam sendiri mulutnya dengan bantal agar suara tangisannya tidak terdengar kan oleh Mas Sabil.
"b******k kamu Mas... " Ucap Mina sesenggukan.
" Mas, Pada akhirnya kamu mengkhianati ku." Mina bergumam sangat pelan. Selama ini Mina sangat menghormati suaminya dan menjadi istri penurut beberapa tahun menjalani pernikahan sama Mas Sabil.
"Aku kira pernikahan yang kita jalani selama tiga tahun ini akan bertahan untuk tahun berikutnya dan berikutnya lagi, tanpa ada gangguan apapun dan aku juga tidak menyangka Mas Sabil selingkuh di belakang ku sampai menikah dengan orang lain. Tidak pernah terpikirkan oleh ku dia akan seperti ini."
"Kehidupan ku bersama dia benar-benar nyaman karena dia benar-benar memperlakukan ku dengan baik, tapi nyatanya di balik semua itu dia benar-benar manusia b******k. Pandai sekali dia bersembunyi di balik topengnya."
"Tuhan, aku tidak sekuat yang engkau kira, kenapa engkau percaya sekali dengan ku untuk memberikan ujian ini kepada ku ?"
***