“Arka mandi sendiri bisa, kan?” “Bisa!” seru Arka dengan mulut penuh buah-buahan. Dia sedang nangkring di depan kulkas sambil menikmati isinya. Sedang Rahee sibuk mengaduk-aduk racikan pudingnya. “Udah jam empat, gih mandi!” “Nanti dulu, Ma. Nunggu Aira. Kita udah janjian mau main buaya-buayaan soalnya.” Rahee menoleh pada si penikmat isi kulkas. “Kok Aira ke warung aja lama banget, ya?” Khawatir pada sang putri, Rahee pun segera matikan kompornya padahal puding itu belum selesai dia garap. “Mama mau nyusul Aira dulu, kamu ikut? Om Kai juga sebentar lagi pulang.” “Mama aja.” Jadilah Rahee bergegas ke luar tanpa putranya. Jarak rumah dan warung tidak jauh, tapi Rahee maklumi kalau bocah-bocahnya memakan cukup banyak waktu ke sana— ingat bahwa Arka pernah nongkrong dulu ketika melihat

