I love you. Rahee mengerjap. Satu bulan sudah berlalu sejak pamitnya Sehun hari itu. Tapi kenapa si I love you tidak kunjung pergi dari pikirannya? Kenapa juga harus terpikirkan? Dan kenapa mendebarkan? I love you. Sudah, Rahee, sudah. Jangan dipikirkan! Rahee meremas spons cuci piringnya. Dia membuang napas pelan. Jangan hanya karena I love you, pikirannya jadi berotasi di sana, menjadikan titik fokus otaknya bekerja, lalu mengambil alih seluruh fungsi saraf tubuhnya. Membuat jantung berdetak dengan irama di atas normalnya, membuat darah berdesir begitu hebatnya sampai pipi merona, membuat hati-- astagfirullah-- cukup, Rahee! Tapi, Sehun bilang ... I love you. Oh, Rahee ... Sehun mencintainya. Lalu Rahee harus bagaimana? Tidak. Dia tidak perlu melakukan apa-apa, kalau tidak balas me

