Ku langkahkan kaki menyusuri jalanan Kota Pekanbaru, sambil ku gendong tas buruk ku yang sudah banyak tambalannya yang berisi pakaian pakaian ku yang ku bawa dari kampung. Mata ku seolah terpana melihat ramainya kendaraan yang lalu lalang di hadapan ku, dan juga keramaian orang yang lalu lalang, Aku pun melangkahkan kaki ku tanpa arah dan tujuan, hanya dengan bermodal keyakinan dan keberanian diri saja dan berserah diri kepada yang Maha Kuasa. Karna merasa haus dan sedikit lapar, aku pun berhenti di sebuah warung pinggir jalan, lalu membeli sebotol air mineral dan roti dengan harga dua ribuan.
Sambil ku beranikan diri untuk bertanya ke penjaga warung itu soal pekerjaan
"Bu, mau nanya, disini kalau cari kerjaan di mana ya Bu?
"Mau cari kerja? Kerja buat siapa ya dek?
"Buat saya Bu"
"Buat adek? Adek mau cari kerja?
"Iya Bu, Saya perantau Bu, baru semalam sampai di kota ini"
"Adek perantau? Umur kamu berapa emang?
"Tiga belas tahun Bu"
"Welah Dek! mana ada yang mau pekerjakan kamu, kamu kan masih kecil dek, belum bisa untuk kerja serius, orang dewasa saja sekarang ini susah bangat untuk cari kerjaan, apalagi Adek masih tiga belas tahun tadi kamu bilang kan? Susah Dek nyari kerjaan sekarang ini apalagi Adek masih anak anak"
"Ya udah deh Bu, makasih!
Aku pun melanjutkan langkah kaki ku, Aku tidak ingin jadi putus asa gara omongan Ibu penjaga warung itu, aku tak ingin pikiran ku terganggu dengan apa yang di katakan oleh Ibu penjaga warung itu! Tak terasa hari pun sudah mulai siang dan cuaca juga sangat panas, Aku akhirnya berteduh di bawah pohon yang cukup rindang, sambil mata ku menatap keramain jalanan Kota Pekanbaru, menatap ramainya jalanan oleh kendaraan yang lalu lalang, hal yang selama ini tak pernah ku lihat sama sekali di kampung ku. Memang ini lah pertama kali ku melihat keramaian seperti ini, karna Aku berasal dari sebuah desa terpencil yang masih cukup jarang dilalui oleh kendaraan, dan jauh dari kota kecamatan, karna di tempat ku jalanannya saja tak beraspal, Aku memang tak pernah sama sekali ke Kota besar seperti ini.
Mata ku juga melihat banyak anak yang seusia dengan ku yang berjalan beramai ramai dengan seragam sekolah SMP nya, Aku pun seolah berharap kalau Aku lah salah satu dari mereka, berhayal Aku ada diantara mereka dengan berseragam sekolah. Akhirnya Kaki ku pun kembali ku langkahkan, tidak jauh ku lihat di depan mata ku ada banyak bapak bapak tukang becak motor sedang bersantai. Aku pun memberanikan diri mendekatinya, dan bertanya ke salah seorang dari mereka.
"Pak, mau nanya"
"Iya kenapa dek?
"Kalau mau cari kerja dimana ya Pak?
"Cari kerja?
"Iya Pak"
"Adek mau cari kerja? Umur kamu berapa dek?
"Masih tiga belas tahun Pak"
"Wahh.... Susah dek cari kerja untuk se usia mu, emang kamu dari mana? Kok bawa tas segala"
"Dari kampung Pak, baru semalam sampai disini dengan numpang truk"
"Wah... Bapak kurang tau ya dek, coba deh kamu tanya tanya ke tukang rumah makan sana, manatau ada yang mau mempekerjakan kamu, kan kamu bisa kan cuci cuci piring gitu dan nyapu nyapu?
"Iya Pak bisa Pak, Iya udah ya Pak, Makasih ya Pak"
"Iya iya, hati hati di jalan ya"
Aku pun kembali menyusuri jalanan, ucapan si Bapak tukang becak tadi seolah memberi ku harapan, seakan memberi ku semangat baru! Sambil berjalan, mata ku pun melihat lihat dimana ada rumah makan, agar Aku bisa nanya kerjaan. Dan ku lihat ada sebuah rumah makan padang, Aku pun bergegas ke sana, tapi karna sedang ramai yang mau makan disana, akhirnya ku urungkan niat ku untuk masuk, dan nanti kalau sudah sepi, baru aku akan ke sana tuk bertanya, akhirnya ku putuskan kembali berteduh dibawah pohon yang cukup rindang pinggir jalan yang tak jauh dari rumah makan padang itu.
Ada sekitar Satu jam aku berteduh sambil menatap natap keramaian, kulihat rumah makan itu sudah mulai sepi. Aku pun langsung kesana, sesampai disana, mungkin dikiranya Aku mau beli.
"Mau makan disini atau di bungkus dek?
"Engga ko Bang, Aku ga mau beli makan, Aku mau nanya kerjaan"
"Kerjaan?
"Iya Bang, ada kerjaan ga Bang disini? Jadi tukang cuci piring"
"Engga ada Dek, lagian yang punya rumah makan ini juga bukan saya"
"Oh... Emang dimana Bang yang punya-nya? Biar aku tanya ke dia"
"Wah.... Jauh dek rumah-nya, lain kali aja datang ya"
"Iya deh Bang, makasih ya Bang"
"Iya, iya, Adek udah makan?
"Belum Bang"
"Abang bungkusin ya"
"Jangan Bang, Aku ga ada uang soalnya"
"Gratis ko, tapi cuman pake telor aja, tunggu sebentar ya, biar Abang bikinin dulu sebentar"
"Makasih banyak Bang"
Sebungkus Nasi padang pake telor dadar pun kuterima dari si Abang itu, dan juga es teh di plastik, ini lah untuk pertama Perut ku kemasukan Nasi, sejak aku meninggalkan Kampung halaman ku. Sebenarnya Aku ada uang Seratus tiga puluh ribu, tapi Aku takut langsung habis, Tiga puluh ribu aku bawa dari kampung, Lima puluh ribu dikasih supir truk yang pertama Aku tumpangi, dan Lima puluh ribu dikasih supir truk yang ke dua, yang kutumpangi sampai ke kota ini.
Aku kembali berteduh dibawah pohon rindang, sambil memakam nasi pemberian si Abang yang baik tadi.
"hemm...kenyang juga.
Aku kembali melangkahkan kaki ku, tiba tiba ada yang menarik tas ku dengan paksa! aku pun terjatuh, dan tas yang berisi baju baju ku pun raib dibawa-nya! dengkul ku pun terluka karna membentur bebatuan saat terjatuh, Aku pun menangis, sekarang pakaian yang kupunya hanya yang kupakai saat ini, beruntung uang ku ada di dompet kecil milik ku, dompet anak anak yang terbuat dari kain, termasuk Photo keluarga ku, photo kami bersama alm Ibu, Aku waktu bayi, dan Photo Ayah, untung berada di kantong celana Ku. Aku terduduk lemah di trotoar jalan, kulihat Dengkul kiri ku berdarah, dan aku kembali berjalan sedikit terpincang pincang
Seorang ibu ibu tiba tiba menghampiri ku, dan bertanya
"Kenapa Dek?
"Aku habis di rampok orang Bu
"Di rampok?
"Iya, tas ku berisi baju baju ku ditarik paksa tadi"
"Kasihan, kakinya sakit?
"Sedikit Bu"
"Ayo Ibu temani ke klinik yo, biar kaki mu di obati"
"Ga usah Bu, makasih, gak apa apa ko"
Aku kemudian mempercepat langkah ku, walau kaki ku sakit, karena takut nanti dibawa ke klinik, dan dalam pikiran ku, Aku nanti bakalan di suntik!
Tak terasa hari sudah sore, dan Kumandang Azan Magrib sudah terdengar.
Allahu Akbar
Allahu Akbar
Aku kemudian menuju sumber suara itu, untuk sholat dan istirahat. Sehabis sholat, Aku duduk di sudut Masjid, merenungi Nasib ku, dimana hari ini Aku tidak dapat pekerjaan, yang ada malah kehilangan tas yang berisi pakaian ku. Kaki ku pun terasa sangat pegal, karna seharian ini berjalan kaki mulai dari pagi tadi, tampa sadar, Aku pun tertidur di sudut masjid, sambil senderan ke tembok Masjid.
Kemudian Aku terbangun, dan kulihat Jam di Masjid sudah menunjukkan pukul Sepuluh malam, perut ku juga terasa sedikit lapar, akhirnya kulangkah-kan kaki ku mencari warung, untuk membeli air minum dan roti yang harga dua ribuan, setelah Aku membelinya, lalu ku isi perut ku dengan Roti itu. Karna Aku sedikit takut karna sudah malam, Aku kembali ke masjid, ku putuskan malam ini bermalam di sana, dompet kecil ku langsung kumasuk-kan ke dalam celana ku, ku masuk kan ke dalam celana dalam ku karna takut nanti ada yang ambil dari kantong celana ku pas Aku ketiduran.
Sebelum tidur, kembali kurenungkan perjalanan ku hari ini, dan berharap esok akan lebih baik, berharap esok Aku akan dapat kerjaan.