Awal Yang Baru Part 1

1260 Kata
Tak terasa Sekarang usia ku sudah lima belas tahun, dan sekarang ini Aku bekerja sebagai kuli bangunan, pekerjaan ini Aku dapat saat Aku memulung. Waktu itu Aku sedang berkeliling mencari rongsokan dan botol botol plastik bekas di sebuah perumahan, kebetulan di sana ada yang sedang merenovasi rumah. Aku pun menghampiri mereka dan iseng bertanya ke pekerja yang merenovasi itu. "Bang, ada kerjaan ga buat saya" "Kamu mau kerja? "Iya bang, kalau ada" "Kamu mau gak jadi kenek bangunan? "Mau bang, itu kerjanya seperti apa bang? "Ya ngangkatin batu bata, ngaduk semen, ya macam macam lah, namanya juga anak buah, gimana mau? "Mau bang, kapan bang bisa kerja? "Besok pagi jam 8 kamu harus sudah disini,kalau memang minat, gimana? "Mau bang, oh iya Bang, Nama Abang Siapa? "Aku ismail, kamu sendiri? "Aku Bramastio bang, makasih ya Bang, besok Aku akan di sini jam Delapan bang, terimakasih ya Bang" Aku pun sangat senang, aku akan mencoba pengalaman baru mulai besok bekerja sebagai kuli bangunan, dan jika cocok, maka aku akan berhenti sebagai pemulung. Hari ini mungkin akan hari terakhir bagi ku sebagai pemulung. setelah obrolan tadi dengan si Abang itu, aku langsung cepat mencari rongsokan di tempat lain, berkeliling dengan gerobak milik ku, seolah tak kenal lelah, hari ini juga hasil dari memulung ku lumayan banyak, soalnya tadi pas Aku lewat di depan ruko ruko, ada Bapak Bapak memanggil Aku, dan dia ngasih banyak kardus bekas yang ada di rukonya untuk ku. Jam lima sore Aku pun langsung ke lapak pengumpul, dan langsung menimbang semua hasil usaha ku hari ini, bersyukur aku dapat lumayan banyak hari ini, totalnya sekitar tujuh puluh lima ribu, dalam pikiran ku nanti malam bisa makan enak ini, hehehehe... Setelah selesai menimbang barang rongsokan ku, Aku pun langsung pulang ke basecamp. Aku sempatkan bermain dengan anak anak kecil yang ada disana, aku juga tadi membeli banyak permen untuk ku bagi bagikan ke mereka, tentu saja mereka sangat senang akan itu. Bang Bram makasih ya ucap mereka, mendengar itu aku sangat senang, memang banyak anak anak pemulung yang senang dengan ku, sehingga setiap Aku pulang ke basecamp, pasti Aku kayak gula, langsung dikerumuni anak anak itu, kadang mereka mengajak main bola, kadang main petak umpet dan lainnya, permainan gratis soalnya, hehehe... Kemudian Aku pun mandi, dan mengganti baju ku yang sudah bau keringat, rencana ku sehabis mandi, akan mencari tempat makan enak, aku akan makan pecal ayam. Aku pun menyusuri jalan ke tempat penjual pecal ayam pinggir jalan yang biasa aku datangi, karna memang kalau hasil mulung ku lumayan banyak, aku selalu mampir di sana untuk makan pecal Ayam. tidak lama akhirnya Aku pun sampai juga. "Mas, biasa mas" "Ehh Dek Farhan, potongan d**a ya? "Iya Mas, sama nasinya Nasi uduk ya" "Oke Dek Bram, lagi banyak hasil hari ini ya? "Hehehe iya Mas lumayan, tadi soalnya ada Bapak Bapak yang ngasih kardus banyak, jadinya hasilnya lumayan Mas" "Oh.... Enak dong" Gak berapa lama, Pecal ayam pun sudah tersaji di hadapan ku, aku juga memesan teh manis hangat, bagi ku ini sangat sempurna, seolah Aku sudah kaya. hahahaha.... Aku pun menyantap-nya dengan lahap, terasa sangat enak dengan sambalnya yang memang aku suka. "Mas, tambah lagi nasi-nya dong" "Lapar ya Dek? "Enak ayam sama sambalnya mas, hehehe" "Hahaha.. Bisa aja Dek Bram ini mujinya... "Ya emang enak kok" Aku pun sambil cerita ke Mas Yanto, si penjual pecal ayam itu, kalau besok aku akan mulai kerja jadi kuli bangunan, dan dia juga senang mendengar itu, dan bahkan menyemangati ku. Setelah selesai makan dan ngobrol ngobrol sebentar dengannya, Tak berselang lama, akhirnya aku balik ke basecamp, di sana aku juga cerita ke teman teman sesama pemulung kalau besok Aku akan kerja bangunan, jadi gerobak ku bisa ku pinjamkan ke teman pemulung lainnya, mereka juga senang mendengar itu dan juga menyemangati ku, bahkan mereka bilang, nanti suatu saat Aku yang akan di panggil untuk membangun rumah mereka kalau ada rejekinya. Mendengar itu, tentu saja kami semua tertawa terbahak bahak, karna itu ibarat mengubah daun jadi duit! Sebab tentu sangat sulit bagi kami pemulung ini untuk mengumpulkan uang yang banyak untuk membuat atau membeli rumah, untuk sebatas bisa bertahan hidup saja sudah sangat bersyukur. Tak terasa jam sudah menunjukkan angka sembilan malam, akhirnya ku putuskan untuk pergi tidur, mengingat besok jam delapan pagi aku harus sudah nyampai di sana, di perumahan tempat ku akan bekerja. Tak terasa hari pun sudah pagi, sudah jam tujuh pagi kurang, aku pun langsung mandi dan setelahnya langsung bergegas ke tempat kerja baru ku, aku tak ingin terlambat bahkan satu menit pun, sesampai disana ternyata belum ada orang, tukang tukang yang lain juga belum pada datang, aku pun bersantai sambil menunggu mereka, terutama menunggu kedatangan Bang Ismail, orang yang kemarin memberi ku kerja. Tak berselang lama, akhirnya mereka datang juga "Eh.. Dek Bram dah sampai duluan ternyata" "Hehehe... Iya Bang" "Jadi gimana Dek Bram, jadi kerja mulai hari ini? "Iya Bang, jadi Bang" "Oke, jadi gini ya Dek, gaji kamu itu delapan puluh ribu sehari, dan dapat makan satu kali, makan siang dan juga kopi. Kalau jam kerjanya jam tengah sembilan pagi mulainya sampai jam tengah lima sore, gimana mau? "Wah.... Mau bangat Bang. (dalam hati ku berkata, gede juga gajinya, dah gitu dapat makan lagi gratis satu kali dan dapat kopi juga. mulung aja aku paling dapat enam pulu ribuan, itu juga sudah kelilingi kota Pekanbaru dengan berjalan kaki berkilo kilo meter, dan baru dapat makan kalau ada uang untuk beli, hahaha...) Aku pun mulai bekerja, aku di minta Bang ismail untuk ngangkatin batu bata dan juga adukan semen di dalam ember kecil. Sementara Bang Ismail masang bata yang aku angkati itu dengan di bantu pekerja lain-nya, ada juga yang bekerja mengaduk semen, jadi Bang Ismail yang membagi pekerjaan masing masing kami. Tak terasa hari pun sudah siang, kami ber empat pun istirahat, kemudian bang Ismail menyuruh ku dan satu lagi pekerja lain yang namanya baru aku tau namanya Mas Yono untuk beli makan siang kami, membeli nasi padang. Mas Yono pun membonceng ku naik motor, di perjalanan aku bilang ke Mas Yono orang yang baru Aku kenal ini. "Mas, ternyata enak juga ya jadi kuli bangunan" "Ya gitu lah Mas, Aku juga baru satu bulan ini ikut Mas Ismail" "Oh, masih baru juga ya, eh Mas, Bang Mail itu baik ga? "Wah baik kok, dia jarang marah kok" "Oh...oiya Mas, kapan kapan ajari aku dong naik motor" "Emang kamu belum bisa naik motor? "Hehehe... Belum Mas" "Tapi naik sepeda bisa kan? "Hehehe... Gak juga Mas" "Waduh..... Iya deh, kapan kapan Mas ajarin" "Makasih ya Mas" Selama perjalanan pulang pergi beli nasi padang, Aku dan mas Yono selalu ngobrol, kami juga seolah sudah kompak padahal baru pertama ini kami bekerja bersama. Akhirnya kami pun makan siang bersama, kami memesan Nasi padang telor dadar. Aku pun dengan lahap memakannya, karna memang sudah lapar. Setelah makan dan istirahat sambil merokok sebentar, kami pun melanjutkan pekerjaan kami, tak terasa sudah saat-nya untuk pulang, tiba tiba Bang Ismail memanggil ku. "Dek Bram, sini sebentar" "Iya Bang" "Kamu itu mau gajian setiap hari atau Satu kali seminggu? "Setiap hari aja Bang" "Oh... Iya iya, kalau gitu ini gaji kamu ya" Bang Mail pun memberikan gaji ku delapan puluh ribu, aku tentu sangat senang akan itu walau badan terasa capek, tapi langsung terobati dengan gaji ku yang menurut ku lumayan banyak. Setelah gajian, kami pun pulang ketempat masing masing, Aku pun balik ke Basecamp pemulung, sebelum balik, aku juga sempatkan beli permen sepuluh ribu buat aku bagi bagi ke anak anak kecil di Basecamp ku, yang sudah ku anggap seperti adik ku sendiri.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN