Sepanjang perjalanan, Bintang menekuk masam wajahnya. Bintang mendiamkan Langit, meninggalkan jejak rinai hening, melanda kehangatan yang sebelumnya tercipta. Langit sendiri tak berani mengganggu ketenangan Bintang. Bintang terlihat begitu kesal. Tanpa terasa, mobil Langit sudah terparkir rapi di halaman rumah Bintang. Tanpa meminta izin dari Langit, Bintang langsung turun dari mobil mewah yang tampak mencolok itu. Dengan cepat, Langit menyusul Bintang keluar. Bintang menghentikan langkahnya saat Langit mengekorinya dari belakang. Ia pun membalik badannya pada Langit. "Ngapain ikutin aku? Pulang sana!" usir Bintang. Langit menatap teduh mata Bintang. "Udah dong marah-marahnya, entar hidungmu tambah pesek." "Gak lucu!" tukas Bintang. Langit terkekeh, "Aku bukan pelawak." "Tapi pecu

