BAB 16

1003 Kata

Pernikahannya hanya tinggal menghitung beberapa hari saja. Nafla mendesah pelan seakan pernikahan ini ada sesuatu yang salah. Ia benar-benar merasa janggal semenjak hari dimana Asgaf meminta bertemu dengan sang ayah. Meminta izin pada Papanya untuk meminang dirinya. “Ma,” panggil Nafla saat melihat ibunya sedang mengaduk teh hangat di malam yang hujan seperti ini. “Ya, Sayang?” tanya sang ibu sebelum menoleh melirik ke arahnya. Nafla beranjak dan membuka laci lemari hias ruangan keluarganya. Ia mengambil salah satu album dan membukanya. Lalu, memperlihatkan foto sosok anak kecil yang ada di pangkuan kedua orang tuanya. “Aku punya Kakak ‘kan, Ma?” tanyanya sambil menunjuk foto itu. “Mama bisa kasih tahu aku siapa dia? Dimana dia sekarang? Papa tidak mengatakannya padaku saat aku bertany

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN