“Ngh, a— ah, ngh ... ha— ah— ah— ah— “ Desahan demi desahan ke luar dari mulutku. Aku tidak tahu, sudah berapa lama aku melakukan ini dengan pria yang seolah tidak menunjukkan rasa lelahnya ini. Ya, sejak kami memutuskan untuk kembali ke Kansai, aku dan Kuroda –san terus melakukan seks. Sialnya, aku seperti kalap setiap kali kami melakukan kegiatan seperti ini. Aku bahkan tidak membiarkan Kuroda –san untuk beristirahat sejenak, setelah dia pulang dari bekerja. Karena saat aku meliatnya masuk dari pintu depan, aku langsung memeluknya, menciumnya, hingga kami bergumul hebat di tempat tidur tanpa jeda. Kadang, aku terus meminta Kuroda –san menggenjotku hingga pagi datang. Seperti sekarang. Aku bisa merasakan bagaimana p***s besar Kuroda –san terus menggesekku dari dalam, ujung penisnya y

