Kepingan Memori

1289 Kata

              Bamantara sudah kembali menjalankan shift terbangnya, namun bekas ciumannya yang tertinggal di bibir Renata entah kenapa masih menyisakan debar di hati wanita itu. Renata mengusap bibirnya sambil menggeleng pelan. Apa-apaan ini? Kenapa dia membiarkan ini terjadi? Dia kan sendiri yang bilang pada pemuda itu untuk tidak menyentuhnya, bahkan mendekatinya, selama ingatannya belum kembali. Dan Bamantara benar-benar mematuhi ucapannya selama ini. Meski tidur satu ranjang Bamantara tak pernah mencoba mengambil kesempatan. Hal yang membuat Renata justru mulai bersimpati padanya. Tapi, apa yang terjadi pagi tadi? Ah! Renata sama sekali tak mengerti.             Satu-satunya hal yang dapat mendistraksi pikirannya dari kejadian itu adalah kemunculan seorang pemuda di sekolah Dion. And

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN