The minutes I heard my first love story, I started looking for you, not knowing how blind that was. (Jalaluddin Rumi) Aku menyebutnya kutukan langit. Sebab bagaimana bisa aku jatuh cinta pada orang yang baru pertama kali kutemui, di ketinggian 33.000 kaki pula. Ini bertentangan dengan logika yang kudewakan selama ini. Tapi, bukankah cinta memang tidak butuh logika? Ah, entahlah. Aku toh tidak pernah merasakan itu sebelumnya dan tidak berniat untuk merasakannya lagi. Aku pikir Laura sudah cukup. “Mas Bara!” suara Farah membuayarkan lamunanku. Dia mencegatku tepat saat aku berjalan keluar gedung bandara untuk menuju parkiran mobil. Kami satu penerbangan tadi dan dia bilang ingin ikut aku pulang karena Ibu memintanya datang. Untuk apa lagi sih Ibu memanggilnya

