Aku dan CEO serta Anak Kembar Rahasiaku

Dua orang gadis cantik keluar dari pintu lift lantai 9 hotel Mega Persada Warna. Mereka berjalan cepat di koridor dengan satu tujuan, yaitu menuju kamar nomor 910. "Ingat, Karina. Nanti kamu sembunyi di kamar itu," kata gadis berambut panjang agak pirang bernama Priska kepada gadis yang satunya yang berambut panjang hitam. Gadis berambut hitam panjang yang bernama Karina itu langsung mengangguk. "Oke. Jadi di kamar itu sudah banyak orang kan untuk membuat kejutan bagi Gerson?" "Iya, dong. Sudah ada banyak orang di dalam sana dan semuanya sedang bersembunyi. Ada yang bersembunyi di kamar mandi, ada yang bersembunyi di balik lemari, ada juga yang bersembunyi di bawah ranjang. Jadi kamu tidak sendirian. Tapi kamarnya dalam keadaan gelap gulita, nanti saat Gerson datang, barulah aku masuk bersama Gerson ke dalam kamar itu dan lampu baru akan dinyalakan. Mengerti?" Mendengar itu Karina langsung mengangguk. "Oke aku mengerti." Karina sangat antusias saat tiba-tiba dia diajak oleh Priska untuk memberikan kejutan kepada Gerson, pria yang selama ini dekat dengannya walaupun belum resmi menjadi pacarnya itu. Beberapa saat kemudian, mereka berdua telah tiba di depan sebuah kamar. Priska langsung membuka kamar itu yang berada dalam keadaan gelap gulita. "Cari ranjangnya. Kamu harus bersembunyi di balik selimut. Ok?" bisik Priska sebelum dia mendorong Karina untuk masuk ke dalam kamar. Kamar dalam keadaan gelap gulita. Sebelumnya, Karina sudah mengiyakan kalau dia tidak akan memasang lampu kamar. Karena itu, dia terpaksa mengarahkan kedua tangannya ke depan supaya dia tidak menabrak barang-barang dalam kamar hotel ini. Langkahnya tertuju ke arah depan untuk mencari ranjang karena sesuai dengan kesepakatan, dia harus bersembunyi di balik selimut ranjang di kamar ini. Rencananya, beberapa saat kemudian, Gerson akan dibawa ke kamar ini dan semua yang ada di dalam kamar harus berteriak 'surprise' untuk mengejutkan Gerson. Tapi tiba-tiba Karina merasakan dia telah menyentuh punggung seseorang yang tidak memakai baju. Karina sangat kaget. "Siapa kamu? Seharusnya kamu bersembunyi." Tidak ada jawaban dari orang di depan sana, yang terdengar hanya geraman darinya. Kemudian, tiba-tiba saja Karina sudah merasakan dirinya diterkam oleh orang itu. Disusul kemudian orang itu sudah mulai berusaha membuka bajunya "Hei kamu siapa! Mengapa kamu melakukan ini padaku!" Karina berusaha meronta tapi tenaganya tidak cukup kuat untuk menghadapi orang ini. Orang ini adalah seorang lelaki, ada harum maskulin yang kuat dari tubuhnya. Karina tahu kalau ada banyak orang di kamar ini. Karena itu, dia segera berteriak, "TOLONG AKU! TOLONG AKU! AKU MAU DIPERKOSA!" Tapi tidak ada yang menolongnya hanya ada geraman dari lelaki itu yang terus berusaha membuka kaos yang dia kenakan. Dengan cepatnya dia sudah berhasil membuka kaos yang dikenakan Karina Karina berusaha berlari. Insting menyelamatkan dirinya langsung muncul apalagi saat dia berteriak-teriak, tidak ada satu pun orang yang menolongnya. Dia berpikir kalau dia mungkin sudah masuk ke kamar yang salah. Mungkin Priska sudah membawanya ke kamar yang salah. Dia berusaha meronta tetapi tangan yang kuat itu, sudah berhasil menangkap tubuhnya menaikkan tubuhnya ke atas dan kemudian melemparkannya sehingga dia berteriak-teriak Ternyata tubuhnya dilemparkan di atas permukaan ranjang. Tidak mau konyol, maka Karina berusaha untuk turun dari ranjang, tetapi ada dua tangan kuat yang sudah menahan kakinya dan bahkan membuka celana jeans yang dia kenakan. Dengan cepatnya celana jeansnya berhasil terbuka, sehingga praktis tubuhnya sekarang ini hampir polos. "Apa yang kau lakukan? Setan kamu! JANGAN LAKUKAN INI PADAKU, TOLONG!" Karina berusaha berteriak dan berusaha menggulingkan tubuhnya untuk mencapai tepi ranjang, tetapi sosok tubuh besar sudah berhasil menindih tubuhnya. Terdengar geraman dari lelaki itu, disusul dengan tangannya yang telah membuka paksa semua yang berbahan kain di tubuh Karina, sehingga semua itu sudah terlepas dari dirinya. "TOLONG! TOLONG AKU! Please tolong aku!" Karina masih berusaha melawan tapi kemudian sebuah tamparan membuat dia pusing. Itu juga menjadi peluang bagi sang pria yang sedang menindihnya ini untuk membuka segitiga pengaman yang dia kenakan. Ternyata pria itu sudah dalam keadaan polos tanpa sehelai benang pun dan dia langsung menyatukan tubuhnya dengan tubuh Karina. Karina melolong kuat saat kesadarannya kembali dan dia merasakan ada sebuah benda yang berusaha memaksa masuk di dalam liang yang selama ini dia jaga. Seumur hidupnya, dia jaga kesuciannya untuk suaminya kelak. Tapi nampaknya apa yang selama ini dia jaga itu berusaha dibobol oleh orang yang tidak dia ketahui siapa ini. "Mungkinkah orang ini adalah Gerson, dan dia memang disodorkan oleh Priska sebagai hadiah ulang tahun bagi Gerson? Tapi itu tidak mungkin. Walaupun ini adalah hari ulang tahunnya, tapi Gerson adalah pria yang baik. Dia tidak mungkin memaksa seperti ini. Karina masih berusaha melawan tetapi kemudian dia cuma bisa melolong lebih kuat saat pertahanannya akhirnya jebol. Perlawanannya tidak sekuat tadi setelah ditampar lelaki itu. Saat ini, benda yang sangat keras telah berhasil memasuki tubuhnya, membuat dia merasa hampir-hampir pingsan karena rasa sakit, dan karena perjuangannya sia-sia belaka. Kedua tangannya ditindih oleh dua tangan kuat dari pria ini. Setelah itu, pria itu mulai memasukkan benda miliknya semakin dalam ke dalam area kewanitaannya. "Apa yang kamu lakukan? Huhuhu. Jangan! please. Jangan!" Karina merasakan sakit. Setelah itu dia tidak tahu lagi apa yang terjadi. Dia pingsan, dan sebelum dia pingsan, dia hanya merasakan tubuh orang yang berada di atasnya ini terus menggenjot tubuhnya dan tidak memperdulikan teriakannya. Entah berapa lama Karina pingsan. Dia terbangun karena mendengar suara pintu dibuka dan tiba-tiba ruangan yang tadinya gelap gulita ini menjadi terang benderang dan dia mendengar suara jeritan tertahan di depan sana Saat Karina terbangun tubuhnya berada dalam keadaan polos tanpa sehelai benang pun sementara di sampingnya ada tubuh polos seorang lelaki yang tidak dia kenal. Saat Karina duduk, dia melihat dua wajah yang sangat dia kenal berada di dekat pintu. Nampaknya jeritan tertahan itu terdengar dari kedua orang itu. Kedua orang itu adalah Priska dan juga Gerson. Gerson menatap Karina dan menggeleng-gelengkan kepalanya, seakan tidak percaya dengan apa yang terjadi. Sementara Priska berkata, "tidak kusangka, Karina, temanku yang sangat alim itu, ternyata kelakuannya seperti ini." "Aku bisa jelaskan soal ini, Gerson! Aku tidak seperti yang kamu duga, Priska! Aku diserang lelaki ini saat aku masuk ke kamar ini!" Karina cepat-cepat turun dari ranjang dan mengambil pakaiannya yang berserakan di lantai di depan ranjang.