bc

Red Moon

book_age16+
325
IKUTI
1.9K
BACA
drama
sweet
bxg
mystery
scary
werewolves
vampire
like
intro-logo
Uraian

Seorang pemuda misterius bernama Jino yang membuat Alice penasaran, malah membuat Alice berada dalam ancaman. Dia adalah seorang peminum darah manusia, yang sudah memakan banyak korban. Namun berkat Jino, Alice pun jadi tahu kelebihannya. Hanya saja kelebihannya itu malah menjadi ancaman baginya. Alice dan Jino seharusnya dimusnahkan, untuk ketentraman dua dunia. Mampukah keduanya menyelamatkan diri dari ancaman pemusnahan?

cover by: aeanakim

font by: **

chap-preview
Pratinjau gratis
01
Bumi ini sebenarnya tidak hanya ditempati oleh Manusia, hewan atau tumbuhan. Tapi banyak makhluk lain yang ikut tinggal bersama manusia, bercampur menjadi satu, hingga manusia tidak menyadari adanya perbedaan dengan makhluk lainnya. Karena ada yang rupanya sama, meskipun sebenarnya mereka berbeda. Siluman kelelawar, atau biasa disebut vampire. Makhluk penghisap darah dengan wujud manusia yang rupawan, salah satu contoh makhluk yang berbeda dari manusia. Tapi mereka telah berbaur, bercampur dengan manusia. Mereka beraktifitas seperti manusia pada umumnya, sekolah, bekerja, berkencan, sampai menikah dengan manusia yang benar-benar manusia pun ada. Tidak banyak yang menyadari jika makhluk-makhluk rupawan itu, sebenarnya adalah siluman. Orang-orang menganggap, ya mereka sama. Hanya segelintir orang yang tahu, dan mereka tidak takut. Karena tahu para vampire sudah berjanji tidak akan mengincar darah manusia sebagai santapan mereka. Yah, itu yang mereka tahu. Mereka tidak tahu, jenis vampire tidak hanya satu. Ada juga yang disebut dengan vampire kelainan, tapi yang mengetahui hal itu, hanya sesama bangsa vampire. Karena itu bisa dibilang aib. Setiap vampire yang ketahuan kelainan, akan dihukum mati langsung oleh Pemimpin bangsa vampire. Kelainan yang dimaksud adalah, mereka tetap minum darah manusia, bahkan hingga tubuh manusia itu mengering, ambisius, egois, dan bengis. Mereka juga tertutup dan dingin. {} Namanya Jino, sosok laki-laki aneh, yang misterius dan suka menutup diri. Dia juga jarang bicara, hanya bicara jika ada yang perlu. Sorot matanya dingin dan tajam, membuat siapapun tidak sanggup menatap mata itu terlalu lama, termasuk Alice. Gadis bersurai coklat lurus, sepunggung, yang sebenarnya selalu penasaran dengan sosok Jino. Jino sendiri adalah teman sekelasnya, tapi dia tidak memiliki teman, karena rumor aneh yang menyebar tentangnya. Rumor itu mengatakan, jika ada yang mendekati Jino, besoknya dia akan ditemukan mati dengan kondisi kehabisan darah. Yah, lagi pula dari Jinonya sendiri sudah membuat jarak dengan orang lain, sehingga tidak ada yang berani mendekati. Untuk Alice sendiri, dia sebenarnya tidak terlalu percaya dengan rumor tersebut. Selama dia belum melihat kejadian secara langsung, Alice tidak akan mempercayainya. Meskipun merasa penasaran dengan sosok Jino, bukan berarti Alice berani mendekatinya. Sosok Jino terlalu menakutkan. Alice hanya berani memperhatikannya dari jauh, itu pun diam-diam, di balik novelnya. _ Alice mendengus karena ia harus mengikuti kelas malam, dan ditinggal begitu saja oleh teman-temannya untuk membereskan kelas. Jadi sekarang Alice sendirian di sekolah. Ini lah akibat tidak punya teman akrab di sekolah, tidak ada yang bersedia menunggu dirinya sampai selesai sekolah, lalu mengajaknya pulang bersama. Setelah selesai membereskan kelas, Alice meraih tas ranselnya yang tergeletak di atas mejanya, lalu mengenakannya. Banyak lampu koridor yang sudah dimatikan, berikut juga dengan kelas. Malah kalau kelas, hampir semua sudah mati. Suasana jadi cukup mencekam, saat Alice melangkah, melewati lorong perlorong. Namun Alice bukan tipe gadis yang penakut, jadi ia merasa baik-baik saja jalan sendiri di tengah pencahayaan yang minim ini. Langkah Alice mendadak berhenti, tepat di depan sebuah kelas. Lampunya sudah mati, tapi Alice dapat mendengar suara-suara di dalam kelas. Seperti suara kecapan, yang membuat Alice merinding. Siapa yang masih di sekolah malam-malam begini? Dan di mana penjaga keamanan? Biasanya dia tidak akan membiarkan murid masih di sekolah saat malam hari, kecuali memang ada keperluan. Merasa penasaran, Alice pun berjongkok, dan mendekati jendela kelas tersebut. Ia mengangkat sedikit tubuhnya, dan mengintip ke dalam kelas dari bawah jendela. Samar-samar ia bisa melihat seorang gadis dengan seorang pemuda di dalam kelas, entah tengah melakukan apa. Karena gelap, Alice tidak bisa melihat dengan jelas. Tapi tiba-tiba si pemuda menolehkan kepalanya ke jendela, membuat matanya bertemu pandang dengan mata Alice. Alice terkejut dengan mata yang sontak membelalak, ia pun buru-buru bangkit dari jendela dan berlari pergi. Mata itu... matanya sangat mengerikan. Meskipun ada di tengah kegelapan, iris matanya yang berwarna semerah darah tetap bisa terlihat dengan jelas. Seolah mata itu memancarkan cahaya. Suara derap langkah yang mengejar Alice tak lama terdengar, membuat Alice panik. Ia pun berbelok ke arah koridor yang lain, berusaha mencari tempat yang aman, tapi karena suara langkah seseorang yang mengejarnya semakin terdengar, membuat pikiran Alice mendadak buntu. Sekolah juga gelap, ia pun jadi bingung sekarang ada di mana. Niatannya untuk segera keluar dari sekolah, sekarang ia malah tersesat. Alice menelan ludahnya, suara langkahnya sekarang benar-benar sangat dekat. Kalau tangannya panjang, mungkin bisa langsung menyergap Alice dari belakang. ‘Aku harus kemana?’ batin Alice. Dengan pikiran masih tidak tahu harus bagaimana, Alice pun berbelok ke koridor yang lain. Matanya berbinar melihat adanya kelas lab di koridor itu yang jendelanya terbuka. Dengan laju lari lebih cepat, Alice menghampiri kelas tersebut, ia kemudian masuk melalui jendela, sebelum bersembunyi di bawah meja panjang tempat menaruh berbagai cairan kimia. Alice menekuk kedua lututnya, dan menutup mulutnya, untuk menahan suara deru napasnya. “Hei Alice, di mana kau? Jangan kira aku tidak tahu keberadaan mu.” Alice menelan ludahnya saat mendengar suara itu. Itu suara Jino. Meskipun pemuda itu hampir tidak pernah bicara sama sekali, bukan berarti Alice tidak pernah mendengar suaranya. Cklek. Mata Alice melebar mendengar suara pintu yang terbuka. Padahal pintu dikuncikan? Derap langkah kaki yang tenang terdengar, juga bunyi napas kecil yang keluar dari senyuman sinis. “Kau pikir kau bisa bersembunyi dari ku? Apa yang sudah kau lihat tadi hah?” Alice tidak menjawab, sekarang ia hanya memejamkan matanya, sembari merapalkan berbagai doa di hatinya. “Ayolah Alice, keluar saja, aku tidak akan membunuh mu. Aku hanya ingin tahu apa yang sudah kau lihat tadi.” Pemuda yang Alice yakini sebagai Jino itu terus mengoceh, dengan tangan yang meraih botol-botol berisi cairan kimia secara bergantian, dan memainkannya. “Selama ini kau selalu penasaran dengan ku kan? Sama aku juga.” Alice menelan ludahnya kasar, melihat kedua buah kaki yang kini ada di hadapannya. Tak lama kedua kaki itu menekuk, dengan lutut bertemu dengan lantai. Alice sontak bergerak mundur, meskipun ia tahu, ia tidak akan bisa kemana-mana lagi. Sret. Alice memekik, karena pemuda itu tiba-tiba merunduk, memperlihatkan wajahnya dengan jelas di depan Alice. Benar, dia Jino. “Keluar kau.” Ucapnya dingin. Ia meraih kedua pergelangan tangan Alice, dan memaksanya untuk keluar dari bawah meja. “Tolong lepaskan aku! Jangan sakiti aku!” seru Alice panik. “Sudah aku bilang aku tidak akan membunuh mu kan? Tapi kalau menyakiti, iya, aku akan melakukannya.” Jino menyeringai, melihat raut wajah ketakutan Alice. Alice meronta dan berteriak minta tolong. Brak! Jino mendorong tubuh Alice, hingga punggungnya menghantam dinding. Ia kemudian memegang kedua pergelangan tangan Alice dengan satu tangan, sementara tangannya yang lain mengambil sebuah pisau lipat dari saku celananya. Alice seketika mematung dengan mata melebar dan bergetar. “Apa yang mau kau lakukan? Lepaskan aku!” seru Alice. Srak! Ujung pisau lipat tersebut, berhasil menggores perpotongan leher Alice, hingga tercipta luka kecil di sana, yang langsung mengucurkan darah. Jino mendekatkan wajahnya pada luka tersebut, dan menyesap darahnya. Tubuh Alice seketika kehilangan tenaga, apa lagi darah yang dihisap cukup banyak, padahal hanya beberapa detik. Karena tubuhnya lemas, otomatis pergerakan Alice yang sebelumnya masih meronta minta dilepaskan, berhenti. Jino menjauhkan wajahnya dari perpotongan leher Alice, dan mengusap bibirnya yang sedikit belepotan darah, menggunakan punggung tangannya. “Padahal aku sudah makan malam, tapi aku malah dapat bonus.” Ucap Jino sembari menyeringai kecil, dan menatap wajah Alice yang tampak pucat. “Beruntung aku tidak menghisap darah mu sampai kering. Oh, tunggu- ada sesuatu di mulut ku.” Jino meletakan tangannya di bawah dagu, ia kemudian menjulurkan lidahnya. Terdapat dua buah permata kecil di ujung lidahnya. Jino pun memindahkan permata tersebut, dari lidah ke tangannya. “Wah apa ini? Jadi benar ya rumor yang mengatakan, kalau kau keturunan manusia dan vampire. Bahkan kau lebih spesial dari itu.” Ujar Jino. “Selain tahu rahasia ku, kau juga memiliki sesuatu yang sangat berguna.” Jino merunduk, mendekatkan wajahnya pada wajah Alice. “Melihat mata ku, kau pasti tahukan siapa aku?”

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

LEO'S EX-SECRETARY

read
121.3K
bc

Hello Wife

read
1.4M
bc

RAHIM KONTRAK

read
419.0K
bc

Mrs. Rivera

read
45.7K
bc

HURTS : Ketika Hati Yang Memilih

read
116.6K
bc

See Me!!

read
88.0K
bc

The Perfect You (Indonesia)

read
291.0K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook