“My Lovely Loser”
Author by Natalie Ernison
Wiona sangat tidak menyukai kehadiran Viora di perusahaan majalah, tempat Nickgeld memimpin sebagai direktur. Ia beranggapan, bahwa Viora akan mengambil apa yang seharusnya menjadi miliknya.
~ ~ ~
“Perusahaan Majalah X”
Setiap berpapasan dengan Nick, Vie selalu menghindari kontak mata. Ia hanya menyapa sekedarnya saja, layaknya bawahan dengan atasan. Mengingat, betapa kasar dan tajamnya perkataan Wiona padanya. Hal itu membuat Vie tak ingin membuat masalah dengan siapapun.
Ruangan Direktur Nickgeld Aloysius.
Nick memutar-mutar kursi kerjanya, dan menggigiti ujung bolpoin yang sedang berada di tangannya.
“Laviora, kau gadis yang sangat menarik.” Gumam Nick lalu memejamkan kedua matanya.
Membayangkan Vie berada di atas pangkuannya dan dengan senyuman menawan milik Vie.
Meraih ponsel miliknya. “Hallo, Nona Viora. Malam ini, aku ingin mengajakmu pergi untuk memperlihatkan desain gaun terbaru..—“
Usai memanggil Vie, Nick bangkit dari kursi kerja miliknya. Melangkah ke luar ruangannya, dan mulai melihat pekerjaan para pegawainya.
>>>
Tatapan mata terfokus pada Vie yang sedang mencatat pakaian yang akan dikenakan para model-model di perusahaan tersebut.
“Sepertinya pesona Nona gadis kecil itu, cukup kuat...” ucap Asisten Feter pelan.
“Malam ini aku akan pergi, aku tidak ingin Wiona mengetahuinya.” Ucap Nick dengans etengah berbisik.
“Siap laksanakan, tuan muda.”
Asisten Feter pun bergegas pergi dan mengatur kepergian Nick. Tentunya, tanpa sepengetahuan dari Wiona.
Tanpa sengajak, Vie manatap ke arah Nick yang sedang memperhatikannya. Vie hanya membalasnya dengan senyuman.
Nick mengajak Vie untuk saling bertemu, bahkan menjemput Vie dari kediamannya. Vie yang merasa ini adalah urusan pekerjaan, ia pun menuruti apa yang dikatakan Nick padanya.
***
“Kediaman Brielle family”
Tibalah, malam dimana Vie akan pergi bersama Direktur tampannya, Nick. Vie membuka seluruh isi lemarinya, dan ia sangat bingung untuk memilih pakaian yang seperti apa lagi.
“Oh God! Apa yang harus kulakukan! Apakah penampilanku sudah menarik!” Gumam Vie sembari berputas di depan cermin di kamarnya.
Mengenakan pakaian kasual, dan make up yang tipis. Vie berusaha untuk bersikap biasa saja, walaupun hatinya begitu berdebar akan pertemuan mereka kali ini.
“Bu, malam ini aku akan pergi menghadiri pameran desain barang terbaru.”
“Yah, hati-hatilah. Jangan pulang larut malam.” Ucap ibu Vie, Vie pun bergegas pergi.
Di halaman kediamannya, sudah terparkir sebuah mobil sport mewah milik Nick.
“Sudah siap?” ucap Nick yang duduk di kursi, bagia teras kediman Vie. Vie mengangguk dengan senyuman ramahnya.
“Tuan muda Nick, terima kasih sudah menjemput anakku.” Ucap ibu Vie pada Nick.
“Ah, yah bibi. Aku akan mengantar Nona Viora tepat waktu.” Ucap Nick ramah, lalu bergegas pergi.
***
Sepanjang perjalanan, Vie terlihat salah tingkah dan sangat canggung. Walau bagaimanapun, Nick adalah atasanya yang harus selalu Vie hormati. Kini ia sedang duduk di samping seorang direktur terkenal dengan kekayaan dan ketampanannya.
“Gedung A”
Mereka pun tiba di area gedung tinggi nan mewah di kota A.
Vie merasa kurang percaya diri, saat mulai memasuki gedung mewah tersebut.
“Selamat malam, tuan muda Nick!” Sapa para pegawai yang bekerja di gedung tersebut. Desain terbaik dan berkilat, semakin menambah kesan mewahnya.
“Tuan muda Nick, lama tidak bertemu. Apakah desain gedung ini sudah seperti selera tuan?” tanya salah seorang manager tempat mereka kini berada.
Nick memandangi area sekeliling dengan tatapan takjub. “Luar biasa! Aku suka desain seperti ini. Untuk kedepannya, tolong urus juga yang lainnya.” Ucap Nick lalu pergi bersama Vie.
“Ternyata gedung ini pun miliknya. Bagaimana mungkin, ada orang sekaya ini.” Vie jauh lebih takjub dengan apa yang ia lihat saat ini.
Mereka pun memasuki sebuah ruangan yang sangat luas, berisikan gaun-guan mewah, juga peralatan mewah lainnya. Vie memperhatikan harga salah satu barang di ruangan tersebut. Matanya membelalak, tatkala melihat betapa mahalnya harga yang tertera di sana.
“Tuan Nick, ini adalah barang terbaru kita. Kami sangat berharap, tuan orang pertama menyukainya, dan sekaligus penilaian dari tuan pun sangat kami harapkan.” Ucap salah seorang designer.
“Berikan padaku beberapa gaun dengan ukuran pas dengan Nona ini!” Ucap Nick, sembari menepuk bahu Vie.
Vie sangat terkejut dan tidak menyangka, jika dirinyalah yang akan mencoba beberapa gaun terbaik.
Vie dirias dengan begitu menawannya, dengan gaun mewah yang ia kenakan.
Berputar-putar dihadapan Nick, sesuai perintah salah seorang photographer profesional kpercayaan Nick.
Nick tersenyum puas melihat betapa menawannya Vie malam ini.
“Ini adalah pertama kalinya, tuan meminta seorang wanita mengenakan gaun terbaik terbaru perusahaan. Pastinya, wanita ini adalah wanita yang sangat istimewa, bukan?” ucap salah seorang designer pada Nick.
Nick hanya tersenyum miring. “Hanya dia yang pantas mengenakan gaun-gaun terbaik darimu. Sedangkan yang lain, hanyalah ampas.” Tukas Nick lalu bangkit dari tempat duduknya.
Via telah merasa dirinya telah menjadi seorang putri selama beberapa menit. Walaupun, hanya dikatakan sebagai percobaan. Namun, Vie sangat bahagia malam ini.
>>>
Nick kembali mengajak Vie untuk melihat beberapa tempat pemotretan dengan desain indah nan mewah.
“Ini sangat luar biasa tuan. Aku belum pernah melihat pemandangan seindah ini.” Ucap Vie polos. Mereka kini sudah berada di area balkon, luar ruangan yang sedang mereka kunjungi.
Nick terus memandangi Vie dengan tatapan sendunya. Nick merasa telah menjadi sosok yang jauh lebih baik saat bersama Vie. Dirinya tampil dengan apa adanya, tanpa harus menjaga wibawanya.
Senyuman ramah dan penampilan apa adanya dari seorang Vie, membuat Nick benar-benar merasa berbeda.
“Tuan Nick, dengan semua ini! Generasi keluarga tuan sudah tak perlu lagi bekerja!” Puji Vie dengan tekekeh.
“Semua ini hanyalah titipan Tuhan. Aku hanya menjaga dan merawatnya.” Tukas Nick.
Vie sangat girang, bahkan terus kagum dengan indahnya pemandangan di atas gedung itu. Nick melangkah ke arah Vie, sementara itu Vie pun terlihat begitu asyiknya.
Vie tertawa lepas dan memutar badan, tanpa sengaja menubruk tubuh Nick yang berdiri di belakang dirinya.
Ahk.. Pekik Vie terkejut, ia hampir tejatuh. Namun Nick dengan sigap menahan tubuh mungil Vie.
“Tuan! Ma-af..” Vie membenarkan cara berdirinya. Namun, Nick sudah hampir kehilangan kendali dirinya, saat menatap bibir ranum milik Vie yang terlihat begitu seksi.
“Biarkan seperti ini, sebentar saja!” Nick tiba-tiba mendekap tubuh Vie erat.
Via mematung dan tak berani mengeluarkan sepatah katapun. Ia begitu gugup tak terkatakan lagi.
“Apakah kau gugup?” Ucap Nick tepat didaun telinga milik Vie. Tangan kukuh milik Nick menekan area d**a milik Vie.
Degup jantung Vie seakan berkumandang nyaring. “Kau sangat menarik.” Ucap Nick mendekati bibir milik Vie.
“Tuan! Ini sudah hampir pukul.22.00..” tukas Vie lalu meraih tas selempang miliknya yang terjatuh.
“Kau benar. Aku harus segera membawamu pulang, sebelum ibumu memarahimu.” Ucap Nick dengan tersenyum tipis. Nick semakin merasa tertarik dengan sosok seorang Vie. Lalu keduanya segera kembali.
***
Dalam perjalanan pulang, Vie terus menatap ke arah luar jendela mobil. Perasaannya masih sangat kacau, kala mengingat kejadian beberapa saat yang lalu.
Vie tidak menganggap serius hal itu. Ia tahu posisi mereka yang tidak mungkin. Vie mengubur dalam-dalam harapan semunya. Menyadari dirinya sangat berbeda dari wanita lainnya.
Semenjak kejadian malam itu, Vie mulai menghindari Nick. Ia bahkan terlalu takut untuk bertatapan dengan Nick.
Nick menyadari, bahwa Vie sedang menghindarinya sejak kejadian di gedung A.
Ahhkkk hhh....
Nick melakukan pemuasan diri di sebuah kamar mandi pribadi miliknya, tepatnya di ruang kerja miliknya. Ruangan yang kedap suara, membuat erangan tak akan terdengar.
Kini Nick tak lagi berhubungan dengan para wanita. Bahkan semua wanita yang selama ini bermain seks dengannya, bukanlah atas dasar keinginannya. Melainkan, keinginan dari para wanita itu sendiri, bahkan tak jarang, berani menggoda secara langsung.
Semua itu terasa begitu hambar, seks tanpa adanya rasa cinta hanya akan terasa sangat membosankan. Kali ini, Vie telah mampu membuat Nick tidak fokus. Setiap kali menginginkan seks, Nick hanya menginginkan para wanita untuk menggunakan mulut mereka saat memberi pemuasan padanya.
Saat melakukan pemuasan itu, Nick selalu membayangkan senyuman Vie. Nick sudah mulai gila karenanya, ia selalu berfantasi tentang seks hebatnya bersama Vie.
***