Kring!!!kring!!! kring!!!
"Eh zell, udah istirahat tuh."
"Kamu ikut gak?" Tanya Ghina kepada ku. "Kamu deluan aja."
"Aku gak lapar."jawab ku singkat. "Kamu kenapa?" Tanya Ghina. "Gak kenapa-napa kok."jawab ku pendek. "Ya udahlah kalau gitu aku juga gak ke kantin lah." Ucap Ghina seraya duduk kembali.
"Eh,kamu tau gak.."
"Enggak,kan belum kamu kasih tau." potong ku sekenanya."iih, makanya dengerin dulu." Kata Ghina gregetan melihat tingkah ku. "Oke, apa,apa?" Tanya ku pura-pura serius. "Anak cowok yang kamu tanya waktu itu tu nyebelin banget ya." Katanya memulai topik. "Maksudnya?" Tanya ku lebih serius. "Tadi waktu pas aku datang dia nabrak aku tanpa bersalah." Aku yang mendengar kan hampir tertawa melihat ekspresi nya,tapi urung karena kasihan.
"Sabar ya, Ghin." Kataku prihatin.
"Hahaha, makasih." Balasnya tersenyum .
"Kamu gak ada berubah ya." Ghina menatap ku jail. Aku hanya tersenyum sekilas membalas nya.
"Oh ya,gimina kabar Mama mu?" Tanya Ghina mencari topik lain.
"Mama ku baik." Jawab ku.
"Kalau papa kamu gimana?"
"Papa ku jga baik." Jawab ku lagi.
"Zell,Zell, lihat tuh." Tunjuk Ghina dengan mulut nya. "Apa?" Tanyaku sambil menoleh ke arah yang di tunjuk Ghina. "Anak itu kok gak ikut keluar, istirahat?" Tanya Ghina dengan muka pucat.
"Emangnya kenapa?" Tanyaku bingung. Karena apa salahnya orang gak keluar main,kami aja juga gak istirahat.
"Ih,bukan gitu, soalnya kita kan lagi curhat nih, kalau misalnya dia denger, gimana coba?"
"Iya juga sih." Aku manggut-manggut membenar kan. "Kalau gitu,kita coba kenalan yuk, mungkin aja dia baik." Ajak ku menarik lengan nya Ghina.
"Tapi..."
"Udah lah,ayo!" Paksa ku lagi.
"Iya,iya,sabar dong." Jawab Ghina kesal.
"Hai namaku Zella,ini Ghina." Sapa ku mencoba memperkenalkan diri.
"Aku Vina." Balasnya. "Vina,apa kamu dengar pembicaraan kami?" Tanyaku langsung ke topik pembicaraan.
"Iya,yang kalian ceritain itu kakak kembar ku." Aku langsung menutup mulut dengan ke dua telapak tangan ku, karena saking terkejutnya, Ghina yang sedari tadi hanya diam langsung mengangkat wajahnya yang terlihat pucat.
"Kalian kenapa?" Aku yang dari tadi menutup mulut cepat-cepat memperbaiki raut wajah ku yang pucat, sama-sama dengan pucat nya Ghina. "Enggak." Jawab ku menggeleng. "Tenang aja aku tidak akan memberi tahu kan ini kepada kakak ku." Katanya melambaikan tangan. "Karena kakak ku itu orang nya sangat-sangat ngeselin." Lanjutnya lagi.
"Oh ya, bentar lagi bel,kalian mau disini aja?" Tanya nya ke arah kami berdua,lalu beranjak berdiri.
"Kamu mau kemana?" Tanya ku.
"Haha,aku mau ke toilet." Jawabnya.
"Daah!" Dia melambaikan tangan ke arah ku dan Ghina. Aku dan Ghina membalas lambaian tangan nya sebelum dia keluar ditelan daun pintu.
Pelajaran selanjutnya adalah fisika, bersama guru tergalak menurut Ghina. "Eh Zell,dia tidak seperti kembaran nya ya?"
"Kalaupun dia kembaran cowok ngeselin tadi,kenapa dia gak marah ya?" Tanya Ghina bingung. Aku hanya tersenyum melihat wajah bingung Ghina. "Entahlah." Jawabku mengangkat bahu.
***
"Oke, anak-anak siapa yang tidak bawa pr?" Tanya Miss Della.
"Yang gak bawa pr, keluar !" Perintah Miss Della sambil menunjuk pintu.
Semuanya termasuk aku mengeluarkan buku pr, hanya anak cowok berambut hitam yang berantakan yang tidak bawa pr. Aku menatap nya hampir tertawa melihat ekspresi wajah nya, dia seperti kebingungan mencari buku nya.
"Kamu lagi-lagi gak bawa pr, hah?!" Tanya Miss Della galak. Anak itu hanya menggaruk rambutnya yang berantakan. Seperti tidak merasa bersalah.
Kami hampir satu bulan di sini. Setelah sepekan perkenalan, pekan besok nya kami sudah di beri tugas sekolah oleh guru di sini.
"Sekarang kamu keluar dari sini, berdiri di luar sampai bel istirahat berbunyi." Tunjuk Miss Della ke pintu kelas. "Tapi,Miss." Sela nya. "Gak ada tapi-tapi, keluar sekarang!!" Teriak Miss Della galak. Kami semua pada nunduk karena takut. Lagi-lagi dia ingin menjawab,tapi urung karena melihat mata melotot nya Miss Della.
Dan akhirnya dia pasrah dan keluar dengan kepala menunduk. Hampir semua kelas tertawa melihat ekspresi cowok itu. Hingga akhirnya semuanya bungkam karena Miss Della mengangkat tangan kanannya ke atas.
***
Kring,kring,kring!!!
Suara bel istirahat kedua berbunyi.
Membuat semua orang bersorak gembira.
Tapi hanya sebentar,kerena mendengar ketukan penggaris ke papan tulis yang membuat semuanya diam.
"Oke anak-anak, tugas rumah untuk besok halaman sembilan dan sepuluh, jelas?" Tanya Miss Della sedikit berteriak, mengalahkan suara Guntur, sebentar lagi akan hujan.
Semuanya mengangguk.
"Oke,kalian boleh keluar." Ucap Miss Della,seraya merapikan buku-buku.
"Yuk ke kantin,aku udah lapar nih." Bujuk Ghina, karena katanya perutnya udah meronta untuk di kasih makan.
Aku terkekeh geli mendengar ajakan Ghina. "Ya udah, yuk." Jawabku kasihan. "Yeay,makasih,yuk cepat." Ucapnya senang.
"Oh ya,kamu mau makan apa?" Makan batagor yuk." Aku belum sempat ngomong, udah di tarik nya aja ke tempat batagor. Aku tertawa melihat tingkah laku sahabat aku satu ini.
"Bang, batagor nya dua yah." Pesan Ghina kepada Abang batagor.
"Pakai cabe rawit gak,neng?" Tanya Abang batagor tadi.
"Satu pakai,kamu mau pakai cabe gak Zell?" Ghina menatap ku, aku mengangguk. "Berarti keduanya pakai cabe, bang." Ucap Ghina kepada Abang batagor.
"Pakai minum, neng?"
"Pakai,es jeruk dua." Jawab Ghina.
"Oke, sebentar ya." Ucap Abang batagor, sebelum pergi dari tempat pemesanan.
Eh Zell,itu cewek tadi kan?" Tanya Ghina menatap meja di belakang kami. Aku mengangguk, dan ikut menatap ke belakang.
Dia bersama cowok ngeselin,yang saat aku bertanya di mana kelas ku. Tapi, mereka tidak berdua aja,ada cowok berambut berantakan dan satu cewek berambut hitam panjang lurus.
"Seperti nya mereka sudah saling kenal deh." Gumam Ghina yang membuat ku menatap nya. "Kenapa?" Tanya nya membalas menatap ku.
"Gak ada." Jawabku sekena nya.
"Eh,itu Abang batagor nya sudah dateng tuh." Tunjuk Ghina.
"Yuk makan." Ghina sudah menerobos batagor nya. Aku terkekeh melihat nya. Aku juga langsung ikut makan.
Kring!!kring!!kring!!
"Eh,bel masuk bunyi tuh." Ucap cewek berambut hitam panjang yang ada di belakang kami. Aku yang Sedang mengunyah batagor hampir tersedak, Ghina pun juga seperti itu.
"Eh iya,yuk ke kelas."
"Ray,kamu gak mau kena hukum lagi kan?" Tanya Vina. Aku dan Ghina saling tatap, Vina dekat dengan cowok berambut berantakan itu?
"Yeah, biarin aja." Jawab cowok itu santai.
"Dasar kamu ini." Ucap cewek berambut hitam panjang ketus.
"Kamu tetap mau di sini, atau ikut?"
Tanya cewek berambut hitam panjang melotot.
"Hey,hey, santai aja jangan emosi,oke,aku ikut." Jawabnya membela diri.
Aku dan Ghina pun ikut bergegas balik ke kelas.
***
Pelajaran selanjutnya adalah biologi bersama bu Cinta.
Aku dan teman-teman ku menunggu dengan saling bercerita.
"Eh, Bu Cinta udah datang tuh!" Salah satu teman ku menunjuk pintu.
Kami menoleh, benar ada suara tapak kaki yang berjalan masuk.
"Hai anak-anak, apa kabar?" Sapa Bu Cinta.
"Baik, Bu!" Seru anak perempuan.
Bu Cinta guru biologi yang sangat baik, dan banyak di kagumi oleh para murid perempuan.
Aku hanya melamun, memikirkan anak berambut hitam panjang tadi, anak itu kayak ada yang di sembunyikan nya, anak itu seperti bidadari?
Selintas, aku seperti melihat sayap di punggungnya. Kalau aku gak salah namanya Angel bukan?
Entahlah, mungkin aku hanya salah lihat.
Ghina menyenggol ku. "Kamu kenapa?" Bisik nya.
"Enggak kenapa-napa kok." Jawab ku cepat. Dia mengangguk.
"Ayo fokus, Zella!" Aku mengangguk pelan.
Aku kembali mendengarkan penjelasan dari Bu Cinta.
"Oke, anak-anak, kita sudahi pelajaran kita kali ini, jangan lupa kerja kan pr kalian! Terutama kamu Rayn!" Kami mengangguk, hanya anak berambut berantakan itu saja yang mendengus kesal.
"Pekan depan di kumpul kan! Sampai jumpa lagi pekan depan!" Bu Cinta berjalan menuju pintu keluar.
"ahh, akhirnya. pelajaran biologi nya udah selesai." aku menoleh ke belakang.
"eh jangan gitu, setelah ini pelajaran matematika loh!" bisik salah satu teman ku.
"ahh, entahlah. yang penting pelajaran biologi nya udah selesai." temanku yang tadi mengeluh mengangkat bahu.
"eh, kamu ngapain?" bisik Ghina menyenggol lengan ku.
"eh, gak kenapa-napa kok." jawabku setengah kaget.
"oh, aku tahu kenapa kamu menghadap ke belakang."
"eh?"
"pasti kamu nguping, kan?" tebak Ghina. aku menjitak kepalanya. dia mengaduh, lalu tertawa.
"eh, pak Anton udah masuk, tuh!" seru ketua kelas ku mengingatkan. kami langsung memperbaiki posisi duduk kami.
"apa kabar, anak-anak!" sapa pak Anton.
"baik!" balas kami.
"baik kita mulai pelajaran kita, buku halaman dua puluh!" suruh pak Anton. Ghina menghembuskan nafas kesal.
aku tersenyum, aku tau Ghina paling membenci pelajaran matematika dan biologi.