Rumah kakak Altez sangat megah. Gerbangnya mungkin setinggi tiga meter dan pagar yang mengelilinginya dilapis tanaman rambat berdaun kecil. Ada bangunan terpisah untuk garasi mobil dan terdapat gazebo di halaman depan dekat air mancur bertingkat tiga. Dua pilar besar menyambut di teras bangunan utama. Mulutku membuka melihat dua daun pintu raksasa dibuka oleh seorang pelayan yang mengenakan kemeja dan rompi hitam formal. Apa kami teleportasi ke Eropa? “Selamat datang, Pak Altez. Bu Filly sudah menunggu di ruang keluarga,” kata pria berseragam pelayan. “Terima kasih, Win.” Altez menggiringku menuju suatu ruangan yang lagi-lagi berpintu ganda. Dia membukanya dan mempersilakanku masuk. Aku terkejut menemukan seorang perempuan cantik menyambut kami. “Altez, kamu bawa teman?” Altez mencium

