bc

Dijebak Sugar Daddy

book_age18+
275
IKUTI
1K
BACA
billionaire
possessive
one-night stand
forced
goodgirl
CEO
drama
office/work place
virgin
like
intro-logo
Uraian

Demi hutang Bapaknya yang akan di ambil paksa satu ginjal dan juga dua korena mata bapaknya oleh Juragan Doso, Riana terpaksa mendengarkan solusi adiknya untuk menjadi ‘Sugar Babby’

Namun mendengarkan sang adik mengajaknya pada ‘Agen Penyaluran Sugar Daddy’ membuat Riana curiga. Adiknya yang polos dan luguh itu siapa sangka seorang ‘Sugar Babby’

Riana yang merasa malu karena gagal menjadi seorang kaka tidak bisa melindungi adiknya sendir. Tapi di sisi lain Riana ada perasaan iri pada adiknya yang mempunyai segalanya. Sugar Daddynya itu memberikan adiknya sebuah apartemen mewah, uang jajan, uang shoping bahkan uang skin care di setiap bulannya belum lagi barang branded yang tak Riana punya selama bekerja empat tahun di negeri singa.

“Aku nggak akan punya apartemen mewah ini dan semua isi di dalamnya bila aku nggak punya Frans Sugar Daddyku!’

“Ck! Umur baru 16 Tahun tapi sudah jebol sama aki-aki. Sudi! Lebih baik menjadi perawan tua dari pada menikah dengan aki-aki bau tanah!”

“Nggak usah kegedeaan gengsi ka! Ujungnya dirimu butuh duit banyak! Mau di kenalin sama temennya Frans nggak! Kalau nggak mau kita pulang dan terima saja perjodohan kaka sama Juragan Doso!”

Bagaimana kisah selanjutnya. Apa Riana mau menjadi Sugar Babby seperti adiknya?

Simak terus yuk kelanjutannya kisah Riana bersama Sugar Daddy.

chap-preview
Pratinjau gratis
Kawin!
“Pokoknya bapak nggak mau tau minggu besok kamu harus kasih bapak uang lima ratus juta tunai!” serunya terdengar menekan. Pria paruh baya tersebut menatap kedua netra putrinya bersamaan ekspresi wajahnya menujukan keseriusan. “Bapak nggak mau tau kamu harus menolong bapak. Kalau tidak.” Sugeng menjeda sejenak. Menatap anak sulungnya yang duduk di kursi kayu di dalam ruangan tamu. Putri sulung Pak Sugen dulunya terkenal bunga desa di kampungnya, putri cantiknya yang kini sudah sukses bekerja di luar negeri itu duduk dengan anggun di ruangan tamu masih mengenakan seragam kantoran. Putri yang tidak lain Riana Pratiwi itu di minta cepat pulang oleh Sugeng guna membicarakan hal penting pada putrinya yang tidak lain masalah dengan keuangan. Dadda Riana bergemuruh bersamaan napasnya tersenggal-senggal mendengarkan pembicaraan tersebut. Bapak dan ibunya sama sekali tidak mengizinkan Riana terlebih dulu untuk beristirahat, baru saja ia sampai di rumah bututnya itu, Riana langsung di sidang. “Kalau tidak apa pak?” “Bapak kawinin kamu sama Juragan Doso pemilik kebon teh di desa kita!” “Apaaah?” seru Riana tergelak. Riana reflex bangun dari duduknya dan berdiri saking terkejut hendak di kawin kan bila tidak membantu bapaknya mencari uang lima ratus juta. “Kenapa harus Riana sih pak yang jadi tumbal di sini buat bayar hutang bapak yang banyak itu!” “Pokoknya Riana nggak mau di kawinin sama Juragan Doso titik!” tolak Riana. Tatapan tajam penuh amarah pun nampak terpancar di wajah cantik Riana menatap kedua orang tuanya yang begitu egois padanya. Jelas Riana menolak di kawinkan dengan Juragan Doso sekalipun pria itu orang terpandang di kampungnya di kota Solo Jawa Tengah. Juragan Doso sudah memiliki tiga istri dan dan dua puluh anak dari tiga istri tersebut bersamaan sepuluh cucu. Bisa di bayangkan oleh Riana bila menjadi istri keempat dan tinggal satu rumah bersama dengan istri lainya. Meski Riana tidak pernah pulang ke kampungan halaman, namun kabar keluarga Doso yang terpandang itu selalu up to date di media social di mana salah satu anak Juragan Doso teman dekat Riana ketika duduk di salah satu sekolah menengah atas. “Rie…” seru Sugeng. “Pak! Riana nggak mau! Santi itu temen dekat Riana Pak, sampai sekarang ini Riana masih sering bertukar pesan dengan Santi anaknya Juragan Doso. Lalu apa kata teman Riana menikah dengan bapaknya dan jadi istri keempat?!” “Kagak usah dengerin omongan orang. Sing penting kamu nolongin bapak, nolongin keluarga!” seru Sugeng. Riana mendengus jengah. “Bapak egois! Riana benci sama bapak!” “Loh loh loh kok kamu bilangnya gitu sama bapakmu ini?!” Sugeng berkacak pinggang, marah. “Riana harus gimana pak? Setiap bulan Riana kirim uang buat bapak sepuluh juta tepat waktu. Lalu uang segitu banyaknya di pakai apa?” Riana mengarahkan pandangannya pada ibunya yang hanya diam. “Seharusnya uang sepuluh juta itu bapak pakai baik-baik. Sisanya bisa bapak sama ibu tabung buat betulin ini rumah yang sudah empat tahun Riana tinggalin masih tetap seperti ini! Masih tetap sama. Masih butut!” tekan Riana kesal. Empat tahun lamanya ia mengirim uang pada kedua orang tuanya di mana orang tuanya tidak pernah mengetahui bagaimana kehidupan anaknya merantau di negara orang. Meski mendapatkan beasiswa kuliah di negeri singa. Tetap saja Riana perlu biaya hidup hingga harus bekerja partime ke sana kemari dan berhemat agar bisa mengirim uang ke kampung. Selama empat tahun di Singapore sama sekali Riana meminta uang pada kedua orang tuanya. “Apa bapak pikir cari uang di negara orang itu gampang?! Tinggal ngeruk?!” sambung Riana. “Tentu kurang, Rie. Buat adikmu sekolah di Jakarta yang kepengen ikut sama bibimu itu?” “Begitu?” ujar Riana. “Ya!” jawab Sugen singkat. “Apa bapak nggak kasihan apa sama Riana?! Apa bapak pernah tau di sana Riana gimana cari uang buat penuhin kebutuhan bapak sama ibu?!” Sugeng diam menatap, sementara ibunya menunduk merasa bersalah. “Riana kerja banting tulang sampai nggak ingat waktu, sampai nggak tidur demi duit buat kirim ke kampung. Tapi sama sekali bapak sama ibu nggak peduliin Riana. Bapak sama ibu nggak pernah tanya kabar Riana!” Riana menatap pahit akan kehidupannya yang tidak di pedulikan oleh kedua orang tuanya, bukan masalah uang yang sudah diberi Riana pada dua orang di ungkit lagi dan di tanyakan. Tidak seperti itu. Tapi Riana ingin kedua orang tuanya itu setidaknya menanyakan kabar, dan perhatian pada anak sulungnya yang merantau di negara orang. Setiap mereka menelephone bukannya menanyakan kabar atau sudah makan belum seperti orang tua pada umumnya yang perhatian pada putrinya. Tapi yang Riana dapatkan selama empat tahun merantau di negeri singa itu, telinga Riana rasanya tuli mendengarkan ‘Kapan gajihan? Kapan di tranfer?’ yang kedua orang tuanya itu selalu menayakan kalimat yang sama selama empat tahun ini. “Yang bapak sama ibu selalu tanya itu ‘Uang’ nggak pernah tanya yang lain!” Riana menjeda sejenak, menarik napas pelan. “Tinggal di kampung seperti ini sepuluh juta itu sangat besar pak. Seharusnya uangnya di hati-hati kalau pake. Beliin emas atau apa?! “Memangnya Riana nggak tau kemana saja uang yang selama ini Riana kirim?!” “Riana…” sela Susan ibu kandung Riana. “Bapak gila judi. Ibu poya-poya terus sama brondong! Terus ganti-ganti! Kurang duit telephone Riana!” Sambung Riana. Itu alasan adik Riana pergi dari rumah dan ikut tinggal bersama bibinya di kota. Keduanya sibuk masing-masing sampai melupakan anak-anaknya. “Maaf Riana nggak bisa nolong bapak sama ibu!” “Rie…” seru Susan bangun dari duduknya dan bersujud di depan kedua kaki putrinya. “Tolong ibu dan bapakmu ini! Kami salah, kami minta maaf!” “Ya Rie tolong bapak kali ini saja. Tolong cariin uang lima ratus juga buat bayar hutang sama Juragan Doso kalau tidak. Bapak sama ibumu harus tinggal di mana karena ini rumah sudah bapak jaminkan!” Riana diam. “Riana nggak tau!” “Rie tolong Rie… selamatkanlah bapakmu ini, karena ginjal bapak dan juga mata bapak ini pun jadi jaminan kalau uang lima ratus juta itu nggak di bayar minggu depan. Rumah butut ini nggak laku sampai lima ratus juta!” Sugeng memegang sebelah kaki Riana memohon untuk putrinya itu menyelamatkan hidup dan juga nyawanya ini. “Riana harus cari uang sebanyak it uke mana pak dalam waktu seminggu?” Susan bangun dari berlututnya dan membelai rambut Riana. “Kenapa nggak pinjam sama bosmu saja Rie!” bujuk Susan. Riana meruncingkan bibirnya dengan seorot mata yang melotot pada ibunya. Gampang sekali bibir ibunya bicara untuk ia meminjam pada bosnya. Seumur hidup, Riana nggak pernah meminjam uang pada siapapun. Ia selalu berhemat, meski tidak punya uang untuk makan pun Riana lebih memilih kelaparan dari pada harus meminjam uang pada teman-temannya. Meski Riana pinjam pada bosnya, Melanie pun sudah di pastikan akan meminjamkan. Tapi Riana tidak mau merepotkan orang lain. Lebih tepatnya lagi Riana malu meminjam uang dengan jumlah yang cukup banyak hanya untuk bayar hutang orang tuanya yang doyan judi dan poya-poya dengan brondong. “Tidak! Riana nggak mau bu! Riana nggak pernah pinjam uang pada siapapun, apa lagi pada bos Riana!” tekan Riana. “Lalu bapak sama ibumu ini mau minta tolong siapa selain kamu anak sulung bapak? Juragan Doso menginginkan salah satu anak gadis bapak untuk di jadikan istri maka hutang bapak luas!” ujar Sugeng. “Anak gadis bapak nggak Riana saja!” sela Riana. “Masa iya adekmu Rie? Apa kamu tega si Ane yang baru bocah kelas tiga Sma harus bapak kawinin sama Juragan Doso buat bayar hutang Bapak sama ibu?” “Ya, Ria. Ane masih kecil. Lagian nggak pantas sama Juragan Doso. Pantasnya kamu yang sudah dewasa yang sampai sekarang belum kawin-kawin!” sela Susan. “Banyak bu, bocah seumuran Ane sudah kawin. Sudah Ane saja suruh kawin pasti mau!” “Hussshh…. Kasihan Rie!” “Jadi ibu lebih kasihan sama Ane dari pada sama Riana?” seru Riana tak terima. “Bukan begitu!” “Pokoknya Riana nggak bisa nolong bapak sama ibu, titik!” Riana menarik kopernya keluar dari rumah bututnya untuk kembali lagi ke Singapore. Riana menyesal kalau pulang ke kampung tidak lain mau di kawinin buat bayar hutang bapak sama ibunya. Kejam. “Yo wiss kalau kamu nggak mau nolongin bapak sama ibumu. Dasar anak durhaka, orang tua lagi kesusahan seperti ini nggak mau nolong!” Riana berbalik badan dengan wajah yang kesal. “Mau bapak apa?” “Kasih lima ratus juta atau kamu kawin sama Juragan Doso!” “Riana nggak mau dua-duanya! Riana nggak punya uang sebanyak itu!” “Kalau begitu bayar hutang-hutang kamu sama kita!” “Apa?” seru Riana menatap bingung. “Hutang apa pak?”

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Siap, Mas Bos!

read
13.6K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

My Secret Little Wife

read
98.9K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.3K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.7K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.7K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.5K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook