Alex melemparkan tubuhnya pada sofa tamu di ruang kerja Wahyu. Ia datang ke kantor Asia Pratama bukan sebagai rekan bisnis, tapi sebagai seorang teman. Wahyu menelpon, meminta dirinya untuk datang ke kantor. Sepertinya ada hal penting yang ingin dibicarakan boss Asia Pratama itu. “Ngapain di sini seh, Yu? Kenapa enggak di cafe atau tempat lain di luar sana,” protes Alex, sembari melonggarkan kalungan dasi di lehernya. Wahyu hanya menatap dengan tatapan yang tidak dapat di artikan. Lalu berjalan mendekat menuju Alex duduk. “Elu kenapa? Muka lu Jelek banget kayak gitu! Udah kayak yang sebulan nggak dikasih jatah!” Alex tertawa mengejek. Wahyu melemparkan tubuhnya ke sofa, tepat di samping Alex yang juga tengah duduk malas, sambil merebahkan punggungnya di sandaran sofa. “Gue lagi tertek

