“Aawww!” Wahyu meringis kesakitan saat Bunga menyapukan kapas yang telah diberi alkohol ke sudut bibirnya yang terluka. Bekas darah itu sudah nampak mengering, sedangkan bekas pukulan Alex yang lainnya meninggalkan jejak memar, membiru di setiap sisi wajah Wahyu. Bunga tersenyum geli melihat reaksi ayah dari putrinya tersebut, sambil terus menyapukan kapas ke luka yang lain. Seperti anak kecil saja yang sedang dirawat lukanya. “Apakah ada yang lucu?” tanya Wahyu. Matanya tak henti memandang wajah Bunga yang nampak antusias menyambut kedatangannya. Sedangkan yang di tatap terus saja fokus pada lukanya. “Iya, kamu lucu! Hilang beberapa hari, datang-datang kok wajahnya jadi kayak gini!” Bunga tertawa kecil, menutupi setengah wajahnya dengan telapak tangan. “Apakah menyenangkan melihat kead

