Wahyu menciduk air dari wastafel, membasuh mukanya yang kusut tak berbentuk, berusaha menghilangkan jejak air mata di wajahnya. Meskipun tak mampu menyembunyikan mata yang memerah serta sedikit bengkak. Bekali-kali ia menghembuskan nafas panjang dan dalam, masih saja rasa sebak itu menguasai dirinya. Wahyu menengadahkan kepalanya, berusaha menguapkan air mata yang terus saja merengsek keluar, Ia harus bergegas kembali menemui istrinya. Setelah menguasai diri, Wahyu berjalan keluar toilet, Dewi telah menunggunya di depan pintu toilet utama. Entah berapa lama ia berdiri disana. Apakah Dewi hanya berdiri menunggu sejak tadi? atau baru dari toilet juga? Kebetulan pintu masuk toilet pria dan wanita letaknya bersampingan. Wahyu segera memperbaiki mood-nya, menarik sudut bibirnya selebar mungki

