Di ujung penyesalan

1707 Kata

Wahyu mencengkeram bahu Dewi, menampakkan raut wajah frustrasi, memohon untuk diberikan kepercayaan, kesempatan kedua. “Kau masih tidak percaya kepadaku? Sudah kukatakan, kamu dan Rayyan-lah yang paling penting dalam hidupku! Bukankah aku selalu menuruti keinginanmu!” Dewi tersenyum puas melihat ketidak berdayaan suaminya. “Berarti ada hal penting lainnya, pada urutan berikutnya dalam hidupmu mas!?” Dewi menatap Wahyu tak percaya. Bibirnya mengatup menahan rasa benci karena dirinya bukanlah menjadi satu-satunya. Dewi menepis tangan Wahyu dari bahunya, membalikkan badan, ingin segera berlalu dari kantor tersebut. Bahkan dari negeri ini, waktu terasa begitu lambat berputar. Lihat nanti Mas, kamu lihat saja apa yang bisa aku lakukan. Aku memang mencintaimu, tapi aku bukan wanita lemah!

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN