Keesokan harinya, Taris harus menggunakan kacamata baca untuk menutupi lingkaran di bawah matanya karena terlalu bengkak, sudah pasti penyebabnya karena terlalu lama menangis. El bahkan bisa melihat jelas meski Taris memakai kacamata sekalipun. El juga sudah mengira penyebabnya karena kemarin ia mengucapkan salam perpisahan. Bukan percaya diri, semata-mata karena ia paham betul seorang Tarisa. Kemarin El bahkan tahu Taris menahan air mata di pelupuk matanya. El hanya bersikap seolah tidak tahu, bukan tidak tahu. "Tarisa berkas yang saya minta untuk kamu kerjakan kemarin sudah?" Tanya El. "Sudah pak, sebentar saya ambil. Ada di tas saya." Balas Taris berbalik untuk pergi mengambil tasnya. El tak luput memperhatikan gadis itu, gerak-geriknya saat mengambil tasnya. Bibir Taris terlihat pu

