Shadow

1463 Kata
Terren menghentikan mobilnya di depan sebuah flat sederhana yang berada di pinggir kota Queens. Terren mengernyit tidak suka pada flat kumuh yang menjadi tempat tinggal sang ratu. Flat itu bahkan tidak memiliki basement untuk parkir, sehingga Terren harus memakirkan mobilnya di pinggir jalan. Terren membuka pintu mobilnya dan tatapannya bertemu dengan sosok pria mengenakan hoodie hitam yang bersembunyi di gang sebelah Flat. Terren menatap sosok itu tajam dan mengangguk. Pria itu lalu mendekat pada Terren dan memberikan sebuah kunci,”Ini kunci flatnya.” Terren tersenyum puas dengan hasil kerja anak buahnya. Kevin memang tidak pernah mengecewakannya. "Bagaimana dengan teman sekamarnya?" Queensha tinggal bersama seorang wanita muda yang bekerja di sebuah toko roti di Queens. “Wanita itu sudah dibereskan” Terren menagguk puas. Seorang ratu tidak boleh berteman dengan sembarang orang terlebih dengan seseorang yang asal usulnya tidak jelas seperti temannya itu. Jadi, Terren memutuskan untuk menyingkarkan wanita itu. “Bagaimana progresnya?” “Saya sudah membereskan semuanya. Dia akan didiagnosa overdosis obat penenang” Terren tersenyum samar. “Kerja bagus. Kamu boleh pulang” “Ya Tuan” Kevin lalu pergi dari hadapan Terren. Terren menatap kunci dalam genggamannya dan tersenyum puas. Biar kutemani malammu Queensha. _YMO_ Terren mendekati seorang anak kecil yang berdiri tidak jauh dari tempatnya. Anak laki laki itu memakai baju yang lusuh. Wajahnya terlihat lelah dan lesu. Dia membawa tumpukan koran bekas di tangannya. “Hei, apa kamu mau melakukan sesuatu untukku? Aku akan memberikanmu uang sebagai tanda terimakasih” Terren menatap anak lusuh di depannya dengan senyum yang ramah. Tapi tatapannya mengatakan sebaliknya. Anak itu menatap Terren penuh pengharapan. Dia tersenyum dan mengangguk,”Tentu Tuan” “Ini”, Terren memberikan satu keranjang botol s**u pada anak kecil itu. “Kamu pergi ke lantai 3 flat itu” Terren menunjuk flat milik Queensha,”Jual sebotol s**u ini pada seorang perempuan yang tinggal di nomor 30, setelahnya kembalikan keranjang ini padaku. Kamu tidak boleh mengambil satu pun di antara botol botol ini mengerti?” Anak laki laki itu mengambil s**u dari tangan Terren dan mengangguk. _YMO_ Queensha menggulung rambutnya yang basah. Dia mengambil jubah mandinya dan melangkah keluar kamar mandi. Dia menatap pantulan bayangannya di cermin dan tersenyum mengingat sebentar lagi dia akan menjadi pengantin. Di perjalanan saat bersama Chris tadi, dia pikir Chris akan marah padanya. Mengingat banyak hal yang dilakukannya tidak disukai Chris. Dari membeli gaun bersama Terren hingga membeli cincin. Tapi ternyata Chris minta maaf. Dia mengatakannya dengan tulus. Mengatakan maaf tidak bisa berada di samping Queensha untuk memilih ulang gaun dan cincin pernikahan mereka. Itu pertama kalinya Chris minta maaf selama mereka bersaama. Dan hal kecil yang telah dilakukan Chris membuat Queensha semakin mencintai pria itu. Queensha baru membuka lemarinya saat pintu flatnya diketuk. Queensha mengurungkan niatnya berganti pakaian. Dia melangkah keluar kamar menuju pintu flatnya. Dia mengintip dari lubang intip di pintunya dan melihat seorang anak laki laki membawa sekeranjang s**u.  Queensha membuka pintunya dan terenyuh melihat sosok yang lusuh di depannya. “Nona, maukah anda membeli s**u dari saya? Satu saja tidak apa.” Queensha sebenarnya masih memiliki stok s**u murni di kulkasnya. Dia juga merasa bingung, meski dia tinggal bukan di sebuah flat mewah, harusnya pedagang keliling tidak bisa naik, bagaimana bisa anak ini naik? Tapi hatinya tersenyuh melihat anak di depannya. Mungkin anak ini masih sebelas atau dua belas tahun tapi sudah harus berjualan s**u. Queensha mengenyahkan keganjalannya dan tersenyum pada  anak itu,”Tunggu sebentar ya” Queensha kembali masuk ke dalam flatnya, dia mengambil selembar seratus dolar lalu kembali ke luar. “Aku mau satu susunya. Yang plain ya” Anak itu tersenyum lebar. Dia segera mengambil sebotol s**u dan memberikannya pada Queensha,”Ini nona” Queensha tersenyum. Dia memberikan seratus dolar yang dia ambil tadi pada anak di depannya,”Kembaliannya ambil saja. Untuk kamu jajan.” _YMO_ Queensha masuk ke dalam flatnya dan menaruh s**u yang dia beli ke meja dapur. Dia kembali ke kamar, memakai sebuah tanktop hitam tanpa bra dan celana pendek. Dia lalu kembali ke dapur dan membuka tutup s**u itu. Dia mengambil gelas dan menuangkannya. Queensha duduk di kursi dapur dan mulai meminum susunya hingga habis. Setelahnya dia kembali ke kamarnya. Dia mengambil beberapa berkas ulangan murid muridnya dan memeriksanya satu persatu. Baru sepuluh menit berlalu saat rasa kantuk yang hebat menyerangnya. Queensha melirik jam dinding dan melihat jam baru menunjukkan jam 8 malam. Tidak biasanya dia sudah ngantuk jam segini. Queensha biasa tidur saat jam menunjukkan pukul sebelas malam lebih. Queensha terus menguap hingga akhirnya dia menyerah. Dia beranjak dari meja kerjanya dan merebahkan badannya ke kasur. Belum lima menit saat dia sudah berkelana ke alam mimpi. _YMO_ Terren membuka pintu flat Queensha dengan perlahan. Bergerak tanpa suara bersama bayang. Dia melangkah memasuki flat kecil itu dan mengernyit melihat ruangan yang tidak memenuhi kriteria untuk ditinggali seorang ratu. Dari ruang tamu yang menyatu dengan ruang nonton tv dan dapur, dia kembali melangkah menuju ujung ruangan. Dia berhenti di depan sebuah pintu bertempelkan gambar hias dari kayu bertuliskan my room. Dia tersenyum dan meraba pintu. Ini pintu kamar ratuku. Terren membuka pintu itu dan tatapannya tertuju pada sebuah kasur Queensize dengan kelambu yang cantik. Terren tersenyum puas. Kasur yang pantas untuk tempat tidur sang ratu. Berbeda dengan semua furniture flat itu yang terkesan tua dan tidak menarik, kasur berkelambu itu terlihat sangat mencolok. Seperti oasis. Terren melangkah mendekat dan menatap Queensha yang tertidur bergelung seperti janin. Selimutnya menggulung di ujung kasur. Rambutnya kusut masai yang entah kenapa malah menambah pesona bak dewi. Wajahnya terlihat polos dan suci. Bulu mata yang lentik mempercantik sang ratu. Bibirnya merah merona menggoda siapapun yang melihatnya untuk mencicipi rasa manis yang sudah pasti sangat menggiurkan itu. Sinar yang bulan yang menerpanya dari jendela yang tidak tertutup tirai membuatnya begitu luar biasa cantik, bak seorang dewi. Keindahan yang akan segera menjadi milikku. Tatatapan Terren turun ke bawah. Melihat kulit putih yang tersingkap. Betapa indah mahakarya Tuhan yang sedang ditatapnya. Membuat kepala Terren pusing dengan keinginan memiliki yang menggedor kuat menghilangkan kewarasannya. Tapi pengendalian diri Terren lebih kuat. Terren mengeluarkan kameranya dan mulai membidik sang ratu. Berulang kali lampu flash menimpa sang ratu. s**u yang tadi sudah diberi obat tidur tidak akan membuat Queensha bangun untuk dua belas jam ke depan. Setelah mendapatkan cukup potret yang cantik, Terren menaruh kembali kameranya ke saku jaketnya. Dia menyibakkan kelambu yang menutupi dan melangkah menaiki kasur itu. Dia lalu merebahkan dirinya di samping Queensha dan menghadap wanita itu. Tatapannya memuja pada wajah Queensha. Bagai seorang hamba yang pertama kali menatap wajah ratunya yang sangat dia puja. Terren mengangkat lengannya dan menyusuri lengan telanjang Terren dengan tatapan memuja tanpa sedikit pun menyentuh lengan itu. Dia bukannya tidak mau menyentuh sang Ratu, hanya saja menurutnya ini bukanlah waktu yang tepat. Saat dia menyentuh Queensha, Queensha harus tau dan sadar siapa yang sedang menyentuhnya saat itu. Tatapan Terren terpaku pada bahu Queensha yang terbuka, dia tersenyum kecil, sebuah mark mungkin tidak apa apa. Dia mendekatkan bibirnya ke bahu Queensha menjilatnya, dan menyesapnya perlahan dengan nikmat, memberikan tanda kepemilikannya di sana. Dia lalu mengangkat wajahnya dan tersenyum puas melihat tanda merah miliknya. Terren laau mendekatkan wajahnya ke rambut Queensha dan menghirup wanginya dalam. Ratuku. _YMO_ Queensha menyapukan lipgloss ke bibirnya dan tersenyum puas melihat penampilannya pagi itu. Dia sudah tampak cantik dengan make up natural dan rambut yang digelung rapih. Dia memakai blouse berwarna hitam dan rok span berwarna sama. Dia mengambil  mary jane heels berwarna cream dan memakainya. Jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi, dia terlambat. Baru pertama kali dia tertidur seperti orang mati, dia sama sekali tidak terbangun selama dua belas jam, beruntung jam mengajar dia hari ini di jam sebelas dan jam satu siang. Tapi, dia senang karena Chris akan meluangkan waktunya untuk mengantarnya ke sekolah. Sudah lama Chris tidak meluangkan waktunya untuk sekedar menjemput atau mengantar Queensha. Sejak Chris melamar Queensha, Chris jadi gila kerja. Tapi itu semua demi pernikahan mereka. Dan Queensha sangat menghargainya. Queensha terdiam saat tatapannya turun ke bahunya yang tertutup blouse. Dia teringat dengan pemandangannya tadi pagi. Seperti biasa, setelah bangun, dia akan segera pergi ke kamar mandi. Saat dia menatap pantulan dirinya di cermin wastafel, dia terkejut. Di lengan atasnya ada sebuah mark berwarna merah. Dia ingat sekali kalau malam itu dia di flatnya sendirian. Chris langsung pulang setelah mengantarnya kemarin. Lalu dari mana dia mendapatkan mark itu? Queensha menggelengkan kepalanya tidak terlalu memikirkan mark itu, mungkin dia digigit serangga atau terkantuk sesuatu. Ponsel Queensha bergetar. Queensha berlari ke arah nakas sebelah kasur dan mengambil ponsel itu. Melihat nama Chris di sama membuat senyumnya mengembang,”Halo?” “Aku di depan. Turunlah” “Baik” Queensha mengambil tasnya dan memasukkan ponselnya ke dalam tas. Dia lalu berlari kecil ke luar kamar dan turun ke bawah. _YMO_
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN