Chris mengajak Queensha makan pagi yang kesiangan (brunch) di sebuah kedai yang biasa mereka kunjungi saat Queensha masih kuliah dulu. Mereka banyak bernostalgia di tempat itu, ketika itu Chris masih bercerita mengenai kekasihnya hingga saat Chris yang menyatakan cintanya pada Queensha.
Setelah sarapan, Chris mengantarkan Queensha ke sekolah. Belum sempat Queensha keluar dari mobil saat Chris menghentikannya.Chris menatap wajah cantik Queensha. Queensha adalah sahabatnya sejak kecil. Sahabat yang berubah menjadi calon istri. Chris tentu menyukai Queensha. Queensha adalah perempuan cantik dengan otak cemerlang. Semua teman temannya iri pada Chris yang memiliki pasangan yang sempurna. Chris pikir tidak buruk menghabiskan sisa hidup bersama seorang sahabat.
"Chris?"
Suara merdu Queensha membawa Chris kembali ke kesadarannya. Dia tersenyum kecil melihat Queensha yang menatapnya,"Aku akan pergi ke luar kota untuk beberapa hari. Maaf tidak bisa menemanimu selama itu”
Queensha sedikit kecewa mendengar penuturan Chris. Akhir minggu nanti mereka akan menikah dan Chris akan keluar kota.
Melihat raut cerah Queensha yang meredup membuat Chris tahu apa yang sedang dipikirkan wanitanya itu. Chris tersenyum menyesal. Dia mengambil kedua lengan Queensha dan menggenggamnya erat,”Aku tahu ini berat untuk kita. Tapi aku harus melakukannya. Ini semua demi kehidupan kita setelah pernikahan. Belum lagi aku harus membayar utangku pada kakak Karen. Aku akan pulang sehari sebelum hari pernikahan”
Queensha menganggukan kepalanya, meski kekecewaan tampak di irisnya,”Hati hati.”
Chris maju dan mengecup bibir Queensha,”Tunggu aku Shasa”
Queensha tersenyum mendengar panggilan masa kecilnya,”Jaga dirimu”
Chris membelai pipi Queensha sayang,”Oke selamat bekerja guru sexy.”
Queensha terkekeh dan mengecup pipi Chris kilat. Dia lalu keluar dari mobil.
_YMO_
Queensha selesai dengan kelas pertamanya setelah mengucapkan salam perpisahan pada murid muridnya, dia pergi dari kelas dan menuju ruang guru. Saat itu sedang makan siang, koridor penuh dengan murid murid yang berlalulalang, tidak sedikit murid murid yang tersenyum menyapanya. Queensha masuk ke ruang guru dan menuju mejanya. Ruangan luas dengan lantai vinyl berwarna jati itu tidak seramai biasanya walau itu adalah jam makan siang. Para guru lebih memilih istirahat di cafe dekat sekolah atau di kantin.
Meja meja guru disusun membentuk huruf U dengan banyak lemari lemari kayu di belakangnya.
Queensha mendesah sedikit malas melihat tiga orang guru yang terdiri dari guru wanita yang terkenal sebagai kelompok tukang gossip. Mereka kelompok guru yang menyebalkan. Bahkan murid murid pun tidak terlalu suka diajar mereka. Mereka selalu membicarakan banyak orang entah yang mereka bicarakan itu fakta atau isu.
Queensha duduk di mejanya dan membuka lemari di belakangngnya. Dia mengambil setumpuk kertas ujian dan mulai memeriksanya. Sesekali dia mencomot kue kering yang selalu ada di mejanya. Baru sepuluh menit ketika telinga Queensha sudah tidak tahan, Mereka mulai bergosip dan yang sialnya adalah Queensha yang menjadi bahan gosipnya. Mungkin mereka berfikir jika apa yang mereks sebut bisik bisik itu tidak terdengar Queensha.
“Kudengar Mr Edmund masih mengicarnya”
“Dia terlalu jual mahal. Memang dia pikir tunangannya sehebat apa hingga menolak Mr Edmund?”
“Anak muda memang terlalu naif”
“Kudengar tunangannya hanya staff akuntan”
Queensha mengeraskan rahangnya. Dia paling benci jika seseorang menghina Chris. Siapa mereka yang bisa menjudge Chris seenaknya?
Queensha siap melabrak mereka saat seorang pria muncul di pintu masuk. Pria itu tampan, terlihat lebih santai dengan kaos Versace Hitam dan celana jeans biru langit. Pria itu tersenyum dan melangkah menghampiri Queensha. Aura d******i ditambah sosoknya yang luar biasa tampan membungkam semua orang yang berada di ruangan.
“Aku sedang mengantar keponakanku saat aku teringat denganmu. Mau makan siang bersama?”
Queensha mengerjapkan matanya berkali kali. Tadak percaya dengan apa yang dilihatnya. Terren berdiri di depannya.
“Aku..”
Terren tersenyum,”Kamu harus menjaga kesehatanmu Queensha. Sebentar lagi hari pernikahan. Ayo”
Seperti terhipnotis, dia mengambil tasnya dan berjalan bersama Terren.
Terren tersenyum melihat Queensha yang patuh. Sebelum dia keluar dari ruangan, tatapannya beralih pada para guru yang tadi membicarakan Queensha. Ketiga guru wanita itu hanya bisa terdiam dan menatap Terren juga Queensha tidak percaya. Terren tersenyum dingin dengan tatapan merendahkan yang sangat menusuk.
_YMO_
“Aku masih tidak mengerti, kenapa kamu ada di sini?”
Terren tersenyum berjalan di samping Queensha di koridor menuju gerbang,”Seperti yang sudah kubilang, aku mengantar keponakanku.”
Queensha tertarik dengan pembicaraa ini, karena Karen tidak pernah memberitahunya kalau dia memiliki ponakan di sekolah ini. “Siapa dia? Kenapa Karen tidak cerita?”
“Dia Andes”
“Oh” Queensha langsung paham mendengar nama anak kelas dua belas yang juga seorang penyanyi terkenal di Hollywood. Karen bukan tipe orang yang membanggakan apa yang dimiliki keluarganya. Berbeda dengan pria di sebelahnya. Terren lebih terlihat angkuh dan arogan dengan cara yang mengintimidasi
“Dia baru pulang dari LA, pesawatnya baru tiba jam 10 tadi, jika tidak ingat dia ada ulangan hari ini, mungkin dia masih di sana sampai besok malam”
Queensha menganggukan kepalanya, merasa bersalah dengan perkataan yang diucapkan Terren. Dia sudah merasakan hal ini sebelumnya tapi masih samar. Dan kini rasa itu semakin nyata.
Terren.
Pria ini bisa mengendalikan emosinya. Bisa membuat Queensha masuk ke dalam emosi yang diinginkan Terren. Queensha menggigit bibirnya. Pria ini berbahaya. Tapi meski demikan, entah kenapa ada bagian dari dirinya yang terus memuji kesempurnaan sosok Terren. Queensha meremas lengannya, tidak pantas dia memikirkan pria lain saat pernikahannya ada di depan mata.
Queensha melirik Terren yang berjalan di sebelahnya. Mungkin tidak hanya dia yang merasakan hal ini, mungkin ini adalah reaksi ilmiah yang dirasakan setiap perempuan yang melihat Terren, karena Terren terlalu sempurna.
Queensha teringat pada Chris. Dia sudah melakukan kesalahan dengan mengagumi pria lain. Tapi, ini adalah kesalahan yang manis.
“Siang Ms Queensha”
Queensha tersadar dari lamunannya. Dia tersenyum pada dua murid pria yang berdiri di depannya. Queensha mengenal kedua anak ini. Justin dan Kent dari kelas sosiologi yang diajarnya di hari Kamis.
“Siang Justin, Kent”
Justin dan Kent terlihat memerah karena Queensha mengingat mereka. Justin yang duluan tersadar dari rasa tersipunya,”Ms Queensha ini”. Justin mengulurkan sebuah kotak berbalut kertas warna pink dengan pita merah. Queensha mengernyit melihat bungkusan itu.
“Apa ini?”
“Anu, aku mendapat bayaran pertamaku dari manggung di café jumat malam kemarin. Aku ingin membelikan ini untuk Miss. Tolong terima Miss”
Queensha semakin salah tingkah melihat Justin yang menundukkan wajahnya dalam dalam dengan lengan terulur memberikan bungkusan itu. Ini memang bukan pertama kalinya Queensha mendapatkan banyak hadiah dari para murid laki laki, biasanya dia menolak tapi karena mereka berkeras, Queensha akhirnya menerimanya. Queensha mulanya berfikir kalau itu semua hanya candaan masa remaja mereka. Tapi mendapatkan hadiah itu saat Terren berada bersamanya malah membuat Queensha tidak nyaman. Rasa bersalah yang tidak bisa dia mengerti menggerogotinya. Dia seperti tertangkap basah sedang selingkuh. Tapi, kenapa dia merasa seperti itu? Dia dan Terren tidak memiliki hubungan apapun. Bahkan saat bersama dengan Chris pun dia tidak memiliki perasaan ini.
“aku juga”
Kent menundukkan kepalanya dan memberikan sebuah coklat dengan brand terkenal yang dihiasi pita pink.
“Aku satu band dengan Justin. Aku juga baru menerima bayaranku. Tolong terima”
Queensha semakin gelagapan. Dia melirik Terren yang memasang wajah datar.
Terren menatap kedua anak di depannya. Ternyata informasinya selama ini benar. Banyak pria yang menyukai Queensha di sekolah ini. Tidak hanya guru olah raga itu, tapi juga anak anak muda seperti mereka yang berdiri di depannya. Hal inilah yang menjadikan Queensha bahan gossip di antara guru guru seperti tadi. Terren mengeraskan pandangannya. Begitu dingin menusuk seolah dia saat itu juga bisa menarik pelatuk menembus tengkorak dua anak itu. Queensha miliknya. Hanya miliknya. Tidak boleh ada yang menyukainya selain dia.
Terren berfikir untuk membakar sekolah ini dengan semua murid muridnya dan guru guru menyebalkan itu. Dia benci tatapan yang menyukai Ratunya. Karena Ratunya terlalu berharga. Hama seperti mereka bahkan tidak pantas untuk menatap wajah sang ratu.
Terren sangat mungkin melakukan hal mengerikan itu. Bahkan dulu dia pernah membakar sebuah gymnasium kumuh dengan banyak orang di dalamnya hanya karena hal sepele. Tapi sayang kini dia terikat dengan janji.
Queensha tertawa kikuk,”terimakasih untuk niat kalian. Aku sangat menghargainya, tapi kenapa kalian tidak memberikannya untuk perempuan yang kalian sukai?”
Justin menggelengkan kepalanya. Dia mendongak menatap Queensha dengan tatapan tekad yang kuat,”Hanya Ms Queensha yang kami sukai”
Hah? Queensha tambah kikuk. Dia melirik Terren yang masih diam.
“Kami tahu, kalau Miss akan segera menikah. Tapi kami sudah bahagia hanya untuk menyukai tanpa balasan Miss”
Queensha semakin kikuk. Anak anak kelebihan hormon yang juga adalah musisi bukan komposisi yang bagus.
“Ambil saja hadiah dari mereka Queensha”
Queensha menoleh pada Terren dan tertegun melihat pria itu tersenyum geli,”Anak remaja jaman sekarang memang lucu”
Queensha merasa wajahnya memerah, dia melirik Terren perlahan. Tatapan Queensha terkunci pada Terren yang masih tersenyum geli, membuat sosok pria itu semakin tampan.
“Miss?”
Queensha kembali menatap Justin dan Kent yang menatapnya penuh harap. Queensha tersenyum dan mengambil hadiah itu,”Terimakasih. Sukses untuk bandnya. Kali ini aku terima, lain kali tidak”
Justin dan Kent tersenyum lebar,”Terimakasih”
_YMO_
Terren sedang makan siang bersama Queensha di sebuah restoran Italia yang berjarak beberapa blok dari West High. Queensha terlihat menikmati Fettucine Alfredonya. Masakan Italia dari restoran ini memang yang terbaik di Queens.
“Kenapa kamu tidak makan Terren?”
Terren tersenyum dan kembali menyesap Esspressonya,”Aku sudah kenyang”
Terren tidak berbohong hanya melihat Queensha makan dengan lahap di depannya dan terlihat menikmati makanan yang dipilihkan Terren saja sudah membuat Terren kenyang.
Queensha mengernyit melihat pilihan kopi Terren,”Kamu suka Esspresso?”
Terren mengangguk.
“Kenapa? Kopi itu pahit”
Terren tersenyum penuh makna,”Kadang kita harus merasakan pahit agar tidak terlena dengan kemanisan dunia”
Queensha menganggukan kepalanya,”kamu seorang filosofer ternyata”
Terren tersenyum dan menggeleng,”tidak juga. Aku bukan seorang filosofer. Aku lebih dari itu”
Queensha mengangguk tidak menghiraukan kalimat Terren yang menyimpan banyak makna. Queensha kembali menyuap makanannya.
“Apa rencana Bachelor partymu*?”
*pesta lajang
Queensha hampir tersedak makanannya sendiri. Dia mengambil air mineral dan meminumnya hingga tandas. Pikirannya kembali terngiang pembicaraannya dengan Karen beberapa waktu yang lalu. Mulanya Queensha berencana akan mengadakan bachelor party yang hanya mengundang saudara dekat dan sahabat, lalu mereka akan makan makan di sebuah kamar apartement, saling berbagi cerita dan sudah selesai sampai situ. Tapi Karen menentang semuanya. Dia yang akan mengatur Bachelor Party Queensha dan jika Karen yang mengatur kata panas terus berkeliaran di benak Queensha seperti lebah.
“Karen yang akan mengatur acaranya”
Wajah Terren mengeras dan tatapan pria itu begitu dingin. Terbayang sudah apa yang akan dilakukan adiknya yang terlalu bebas itu. Terren mencengkram gelas kopinya menahan keinginannya untuk pulang sekarang juga dan memberikan pelajaran kecil pada adik kesayangannya.
“Terren?”
Terren kembali teralih. Dia tersenyum kecil pada Queensha,”Pestanya akan meriah kalau begitu”
Queensha memainkan makanannya dengan garpu,”Aku tidak terlalu yakin.”
Terren tersenyum kecil melihat Queensha sependapat dengannya,”Queensha, Karen menyinggung mengenai kamu dan posisi kosong di perusahaanku. Apa kamu tertarik? Aku membutuhkan sekretaris pribadi”
Queensha kembali berhenti makan dan dia menatap Terren. Hilang sudah selera makannya. Dia mencintai pekerjaannya meskipun banyak orang yang menyayangkan keputusannya. Ibu Chris mungkin akan meloncat kegirangan jika tahu kalau calon menantunya bukanlah seorang guru lagi tapi sekretaris pribadi seorang owner perusahaan raksasa. Mengingat ibu Chris menganggap rendah pekerjaannya. Tapi, dia mencintai pekerjaannya. Dia senang mengajar dan dia senang berteman dengan murid murid di West High. Meski banyak guru lain yang tidak menyukainya tapi dia bisa bertahan.
Queensha melirik Terren dan perasaan tidak enak menolak tawaran Terren begitu mengusiknya. Terren pria yang sangat baik dan dia banyak berhutang budi pada laki laki itu. Dia tidak mungkin sampai hati menolaknya. Queensha memutar otaknya mencari jawaban terbaik.
“Kedengarannya menyenangkan dan menjanjikan. Tapi, West High membutuhkanku. Aku tidak bisa keluar begitu saja”
Terren tersenyum kecil tidak menjawab apapun.
_YMO_
Terren berdiri menghadap taman cantik dari balkon kamar mansionnya. Matahari terbenam menyebarkan semburat jingga pada langit. Kehangatan membelai kulit Terren tapi laki laki itu tetap kaku dengan tatapan dingin.
Telpon dalam sakunya bergetar. Dia mengambil ponselnya dan tersenyum melihat siapa yang menelponnya. Dia yang sudah lama ditunggu.
“Selamat sore tuan”
Terren tidak menjawab sapaan itu.
“Semua sudah selesai. Saham West High kini sudah menjadi milik anda delapan puluh persennya”
“Bagaimana dengan pria tua yang berkeras tidak mau menjual bagiannya?”
Terren bertanya mengenai Mr Huros, pria kesepian berumur delapan puluh tahun pemilik saham terbesar West High yang tidak mau menjual saham miliknya meski Terren memberikan harga yang sangat fantastis.
“Sudah dibereskan tuan. Mr Huros akan ditemukan meninggal karena overdosis insulin. Tidak akan ditemukan kecurigaan sedikitpun mengenai kematiannya. Karena beliau sudah menggunakan insulin sejak lima tahun lalu sejak dia divonis diabetes”
Terren tersenyum puas mendengar penuturan bawahannya. Kevin memang selalu bisa diandalkan. Tidak sulit untuk menebak jika Kevin sengaja menyuntikan insulin dengan dosis yang berbahaya pada Huros.
Terren memutuskan sambungannya. Dia beralih menelpon kepala sekolah West High.
“Halo, Mr Jacskon. Saya pemilik saham baru west High”
“Ah, Mr. Rivaldi. Saya baru diberitahu mengenai anda. Selamat untuk kepemilikan sahammu. Semoga kita bisa bekerja sama dengan baik un..”
“Saya punya tugas untukmu”, Terren menyela kalimat Mr Jackson. Dia muak dengan nada suara dibuat buat yang dimaksudkan untuk menjilatnya.
“Pecat guru yang bernama Maria, Luisana, dan Grace”, Terren menyebutkan guru guru yang tadi menggosipkan Queensha di ruang guru.
Mr Jackson terdengar gelagapan. Dia berusaha menentang tapi dia sendiri gelagapan bingung dengan apa yang harus dia katakana,”Tapi mereka adalah guru yang baik. Kalau..”
“Pecat mereka atau saya akan menggantikan anda dengan orang lain” , Terren tersenyum berfikir akan menggantik Mr Jackson dengan Kevin. Seorang pembunuh menjadi kepala sekolah sebuah Senior Highschool sepertinya akan menarik.
“Maaf tuan, saya akan berhentikan mereka”
Terren tersenyum,”Dan tolong berhentikan secara tidak terhormat guru yang bernama Queensha”