Prolog/ Sang Kolektor

157 Kata
Sayatan terukir di d**a bidang Tarian pisau, musik klasik suara rendah, mengiringi jeritnya Amis si rona merah, perlawanan sia-sia dan ketakberdayaan adalah candu Pria ringkih tlah hilang pesona, menatapku horor, mata sayu tak henti berlinang Sesakit itu, kah?   "Izinkan aku mati," lirihnya Kuhentikan sejenak logam di tangan, mengamati iris cokelat penuh asa Estetika yang tercipta di rautnya, membuat jiwa bergelora Pemandangan sempurna Aku semakin ingin menyiksa   "Kumohon, akhiri hidupku." Dia menangis, tak mampu menggerakkan anggota tubuh yang tak utuh "Sangat sakit."   Membosankan! Semua selalu saja mengeluh Kenapa tak coba berjuang?   Sekali tusukan, kuakhiri penderitaan Mengumpulkan bagian penting tubuhnya Bangkit, aku menendang potongan kaki menghalangi jalan di gudang sempit Menuju meja kecil, menghentikan musik   Pesta tlah usai   Membuka botol bening, kuletakkan sepasang iris cokelat terang Menyimpan rapi dalam koper di tangan Bersiap untuk perburuan berikutnya   Aku mengambil jerigen, menuang isi ke seluruh lantai dan dinding Bergerak ke luar bersama koper, menyalakan pemantik Merah membara memberi salam perpisahan Hutan menyambutku
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN