Prolog
Tak ada yang spesial di hari-hari yang wanita bernama lengkap Rivka Livera jalani, semua sama seperti kegiatan rutin. Wanita berusia dua puluh empat tahun itu melangkahkan kakinya menuju lapangan bola dengan masih mengenakan seragam kerjanya, yaitu blazer dan celana bahan panjang. Jangan kalian pikir kalau Rivka adalah seorang wanita dewasa yang hobinya dandan dan menggunakan rok ketika kerja, seperti kebanyakan wanita di kantornya. Tidak, Rivka tidak begitu. Wanita itu terlalu manly untuk terlihat cantik, jika saja potongan rambutnya dibuat pendek mungkin saja orang-orang akan mengira kalau Rivka adalah laki-laki tulen. Padahal kenyataannya, meskipun tomboy dan selalu bersikap jutek, Rivka adalah perempuan tulen.
Rivka masih menyukai pria ya, tidak mungkin ia berpindah haluan menyukai sesama jenis. Bisa digorok lehernya oleh sang ayah yang begitu menyayanginya, lagipula apa gunanya menyukai sesama jenis? Tidak ada d**a bidang dan otot perut yang memanjakan mata. Sekarang kalian bisa berpikir sendiri setulen apa Rivka 'kan? Baiklah kembali ke tempat di mana kini Rivka berpijak. Wanita itu melepaskan sepatu kets-nya kemudian berlari menghampiri anak-anak yang sedang asyik menendang bola, tanpa meminta izin Rivka sudah ikut bergabung. Anak-anak itu tidak heran lagi karena Rivka sudah menjadi teman main mereka dalam menendang bola, bahkan mereka begitu menyukai Rivka berada di tim mereka hingga kadang mereka memperebutkan Rivka agar berada di tim mereka.
"Tendang! Ayo tendang!" Tak hanya kaki yang bekerja, nyatanya meskipun tomboy Rivka memiliki mulut yang cerewet.
"GOLLL!" teriak Rivka merasa kesenangan karena akhirnya ia berhasil mencetak gol.
"Tos dulu dong!" Rivka dan anak-anak yang berada di timnya saling ber'tos'ria.
"Mbak Rivka curang! Masa milih tim sana sih? Kan yang di sini jadi kalah," ujar salah seorang anak yang memiliki kulit berwarna sawo matang yang biasanya dipanggil Anton itu.
"Ye! Mbak Rivka 'kan kemarin udah ada tim kamu, giliran di tim kita dong. Dan akhirnya asyik tim kita yang menang, sesuai perjanjian kalian harus neraktir kami es krim!" balas salah seorang anak bertubuh gendut itu dengan perasaan senang, selain menang akhirnya ia bisa makan es krim gratis. Namanya Dino, Dino ini memang sangat suka makan.
"Udah-udah, jangan ribut. Biar Mbak yang traktir kalian semua es krim, gimana? Kebetulan Mbak habis gajian nih." Semua anak yang berada di sana memekik senang.
"Mauu!" Akhirnya Rivka dan anak-anak itu pergi ke penjual es krim, seperti yang Rivka katakan pada anak-anak itu kalau ia yang akan mentraktir.
"Mbak pamit dulu ya? Udah sore banget ini," ujar Rivka setelah menghabiskan es krimnya.
"Oke, Mbak! Makasih es krimnya!" teriak mereka berbarengan, Rivka hanya tertawa pelan kemudian pergi setelah melambaikan tangannya pada anak-anak itu.
"Rivka pulang!" teriak Rivka begitu nyaring.
"Akhirnya anak ini pulang juga, udah ditungguin dari tadi kok! Oh iya lain kali kalo masuk salam dulu dong, enggak sopan asal nyelonong sambil teriak. Ada tamu tuh." Livya–ibu Rivka langsung menghampiri Rivka sambil mengomelinya.
"Ibu kayak enggak tau Rivka aja, emangnya siapa sih yang datang? Kayak orang penting aja," balas Rivka.
"Emang penting kok, penting banget lagi." Livya tersenyum misterius membuat Rivka mencium aroma-aroma sesuatu yang tidak mengenakan.
"Loh? Ngapain lo ke sini Toy?" tanya Rivka ketika melihat keberadaan Rendy.
"Eh, Tante. Apa kabar, Tan?" Rivka langsung menyalami tangan Reni–ibu Rendy begitu melihat keberadaan wanita yang melahirkan Rendy itu.
"Alhamdulillah baik, kamu baru pulang dari kantor? Kok sampe lecek begitu pakaiannya?" tanya Reni membuat Rivka hanya bisa menyengir.
"Enggak kok, Tan. Ih iya tumben Tante datang ke sini, ada apa Tan?" Reni tersenyum sekilas mendengar pertanyaan Rivka. Belum sempat ia menjawab, suara Livya sudah lebih dulu memberitahu maksud kedatangannya.
"Gini loh, Riv. Mereka datang ke sini itu mau membahas pernikahan kamu sama Rendy." Dan penjelasan dari ibunya membuat Rivka hampir terkena serangan jantung mendadak.
"Hah? Apa, Bu!? Rendy sama Rivka!?" tanya Rivka tak percaya.
***
Hallo, author bawa cerita baru lagi nih. Diingatkan sebelum membaca jangan lupa follow akun author dan tap love cerita ini ya ....
Salam
SJ
